Menuju konten utama

Prabowo Klaim Kemiskinan dan Pengangguran di Indonesia Turun

Prabowo memahami bahwa tingkat pengangguran yang ada saat ini masih tergolong meresahkan bagi sejumlah orang yang membutuhkan.

Prabowo Klaim Kemiskinan dan Pengangguran di Indonesia Turun
Presiden Prabowo Subianto (kanan) disaksikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (kiri) membacakan sumpah jabatan saat acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/10/2025). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU

tirto.id - Presiden Prabowo Subianto mengklaim terjadinya penurunan angka kemiskinan dan pengangguran selama satu tahun masa pemerintahannya. Dia menyebut bahwa angka kemiskinan turun ke angka 8,47 persen dan mencatatkan kemiskinan terendah sepanjang sejarah.

“Ini saya diberitahu, catatan, oleh para pakar, ini angka terendah sepanjang sejarah republik Indonesia, kita beryukur dan berterima kasih. Walaupun kita tidak boleh puas, tidak boleh puas,” ujar Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara pada Senin (20/10/2025).

Selain itu, Prabowo juga mengklaim turunnya angka tingkat pengangguran terbuka ke 4,76 persen. Menurutnya juga, angka ini merupakan angka terendah sejak tahun 1998 silam.

Meski demikian, dia meminta agar seluruh jajaran pemerintah tidak berpuas diri sebab angka tersebut masih menyisakan pekerjaan besar bagi negara. Termasuk, katanya, menyediakan lapangan kerja bagi yang masih membutuhkan.

“Sekali lagi, kita tidak boleh puas, karena 4,76 persen dari 280 juta orang itu angka yang cukup besar, dan bagi mereka yang perlu pekerjaan segera, ini sesuatu yang harus kita pikirkan dengan seksama,” katanya.

Prabowo memahami bahwa tingkat pengangguran yang ada saat ini masih tergolong meresahkan bagi sejumlah orang yang membutuhkan. Dia berjanji, pemerintah akan bekerja keras dalam mengangani hal ini.

“Makanya itu kita bekerja keras,“ kata Prabowo.

Klaim Prabowo ini juga sempat disampaikan pada Agustus 2025. Kata-katanya mengacu ke penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Laporan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2025, yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), menjabarkan TPT sebagai persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.

Per Februari 2025 lalu, BPS mencatat, TPT di Indonesia berada di angka 4,76 persen–sejak 2005 BPS mengukur TPT pada Februari dan Agustus setiap tahunnya. Angka tersebut memang mengalami penurunan sebesar 0,06 persen jika dibandingkan dengan periode waktu yang sama di tahun 2024.

Angka itu juga lebih rendah jika dibandingkan dengan TPT di tahun 1998, yang mencapai 5,46 persen.

Namun capaian TPT yang rendah itu, masih kalah dibanding negara-negara tetangga. Rangkuman Trading Economics, TPT 4,76 persen Indonesia, masih kalah dibanding tingkat pengangguran negara-negara di Asia Tenggara.

“Pada saat yang sama, jumlah orang yang bekerja meningkat sebesar 2,52 persen menjadi 145,77 juta, terutama di sektor perdagangan grosir dan eceran, perbaikan dan pemeliharaan mobil dan sepeda motor,” mengutip penjelasan Trading Economics.

Indonesia tercatat punya tingkat pengangguran tertinggi dibanding negara-negara ASEAN lainnya. Filipina misalnya, jumlah pengangguran sekitar 1,95 juta orang di Juni 2025. Lalu, Malaysia 518,7 ribu orang, dan Singapura jumlah pengangguran nya 80,9 ribu orang di Desember 2024.

Ada pula, Brunei dengan jumlah pengangguran 10.900 orang di 2024 dan Thailand, 357 ribu pengangguran. Laos, Kamboja, Timor Leste dan Vietnam juga mencatatkan angka penangguran lebih sedikit proporsinya ketimbang Indonesia.

Baca juga artikel terkait KABINET PRABOWO-GIBRAN atau tulisan lainnya dari Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Flash News
Reporter: Rahma Dwi Safitri
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Bayu Septianto