tirto.id -
Menurut Yassierli, lembaga ini akan menjadi garda depan dalam mendorong produktivitas di berbagai sektor strategis, mulai dari industri hingga birokrasi pemerintahan.
"Lembaga Produktivitas Nasional ini akan ada untuk dunia industri, untuk kemudian pemerintahan. Jadi, sudah ada beberapa panduan terkait public sector productivity,” katanya.
Dia pun mengungkapkan bahwa dirinya akan menjadi dewan pengarah pada lembaga baru ini. Hanya saja lembaga ini masih dalam tahap penyempurnaan.
“Sampai sekarang kita belum launching, karena kami masih mencari komposisi terbaiknya seperti apa," ujarnya.
Yassierli mengatakan, lembaga ini dirancang dengan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Menurutnya, peningkatan produktivitas akan berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Untuk mewujudkannya, lembaga ini akan menjalin kolaborasi erat dengan sektor pendidikan, dunia usaha, hingga organisasi kemasyarakatan.
Beberapa organisasi yang akan dilibatkan antara lain Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), berbagai serikat pekerja, komunitas startup, hingga Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
Dia pun memaparkan empat inisiatif untuk mengembangkan lembaga ini. Tahap pertama, berupa sosialisasi dan edukasi massal melalui berbagai kanal komunikasi modern, termasuk podcast dan buku saku.
Tahap kedua akan dilakukan dengan penyiapan ekosistem melalui program sertifikasi bagi 2.000 spesialis produktivitas dan pembangunan lima pusat unggulan produktivitas di berbagai wilayah Indonesia.
Tahapan ketiga, setelah ekosistem terbangun dan edukasi berjalan, lembaga ini akan melakukan penilaian dan memberikan intervensi yang tepat sasaran untuk meningkatkan produktivitas di berbagai sektor.
Setelahnya akan dilanjutkan dengan monitoring dan evaluasi ketat untuk memastikan setiap program memberikan dampak nyata dan berkelanjutan bagi perekonomian nasional.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































