tirto.id - Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mencatat, hingga 30 September 2025, portofolio investasi obligasi pemerintah mencapai Rp113,46 triliun, setara dengan 71,65 persen dari total aset kelolaan. Selanjutnya, LPDP lebih banyak berinvestasi pada deposito, dengan jumlah dana investasi mencapai Rp34,51 triliun atau 21,80 persen dari total aset kelolaan.
Selain itu, LPDP juga menempatkan dana pada obligasi korporasi senilai Rp7,40 triliun atau 4,7 persen, serta Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp2,98 triliun atau 1,88 persen dari total aset kelolaan.
“Kami sangat menjaga tata kelola dari investasi dana abadi. Fokus kami bukan hanya pada imbal hasil, tetapi juga pada keberlanjutan manfaat bagi generasi mendatang,” ujar Sudarto dalam Media Gathering APBN 2026, dalam Media Gathering APBN 2026, di Novotel, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/10/2025).
Tidak hanya itu, investasi juga didasarkan pada prinsip keberlanjutan, pemenuhan kebutuhan likuiditas, serta mitigasi risiko. Kemudian, pengelolaan dana LPDP juga selalu memperhatikan keseimbangan antara arus kas dan kebutuhan pembiayaan program.
“Kami bisa pastikan tidak akan pernah terjadi kekurangan kas, karena manajemen kas kami selalu menjaga agar tidak ada mismatch antara pengeluaran dan pendapatan,” sambungnya.
Kendati tidak begitu fokus untuk mendapat imbal hasil, Sudarto menegaskan, dari portofolio investasinya, LPDP masih bisa membukukan rata-rata tingkat imbal hasil mencapai 6,3 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor lima tahun yang berada di kisaran 6,1 persen.
Sementara, untuk realisasi imbal hasil investasi jangka panjang dalam denominasi rupiah dapat mencapai 7,1 persen, lebih tinggi dari target pedoman kebijakan investasi pemerintah.
Dengan imbal hasil ini, ia memastikan LPDP tidak akan pernah mengalami kekurangan dana. Apalagi, selain fokus pada investasi jangka panjang, LPDP juga melakukan kerja sama investasi di luar APBN, hingga melakukan eksplorasi hibah dan c0-funding pendanaan.
“Kami bisa pastikan bahwa tidak pernah, tidak akan terjadi misalnya kekurangan dana,” tutup Sudarto.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































