Menuju konten utama

Polisi akan Periksa Kejiwaan Istri yang Melindas & Seret Suami

Polisi mengatakan pelaku berinisial MS tak merasa menyesal usai melindas dan menyeret suaminya dengan mobil.

Polisi akan Periksa Kejiwaan Istri yang Melindas & Seret Suami
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicholas Ary Lilipaly, saat menggelar konferensi pers di Mapolres Jakarta Timur, Minggu (22/12/2024). Tirto.id/Ayu Mumpuni

tirto.id - Penyidik Polres Metro Jakarta Timur akan melakukan pemeriksaan kepada wanita berinisial MS (31) yang melindas suaminya, AG (35), dengan mobil. Pemeriksaan kejiwaan itu akan dilakukan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

“Akan dilakukan kesehatan kejiwaannya oleh ahli psikiatri di RS Polri,” ujar Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicholas Ary Lilipaly, kepada wartawan, Minggu (22/12/2024).

Nicholas menjelaskan MS telah dilakukan tes urine dengan hasil negatif narkoba. Tersangka sendiri saat ini telah menjalani penahanan usai ditangkap penyidik beberapa waktu lalu.

“Sebelum ditangkap tidak ada perasaan menyesal karena tidak pernah menanyakan keadaan suami dan anak-anak, bahkan masih pergi dengan pacarnya ke Bali. Setelah ditangkap dan mau ditahan, baru merasa menyesal dan bersalah,” ungkap Nicholas.

Menurut Nicholas, MS saat kejadian tengah menjemput selingkuhannya pada 8 Desember 2024, dini hari. Keberadaannya diketahui saat korban melacak ponsel istrinya yang menuju ke lokasi kejadian.

"Bahwa tersangka berada di apartemen melalui sambungan video call dengan tersangka. Menjelaskan kepada korban berpamitan untuk tidur, namun korban merasa curiga,” tutur Nicholas.

Korban lantas berupaya menghampiri istrinya dan ditolak. Kemudian, tersangka masuk ke dalam mobil, tapi pintu ditutup hingga kakinya terjepit dan akhirnya diseret hingga mengalami luka.

"Pada saat itu tersangka mengetahui bahwa kaki korban sebelah kanan Sudah masuk ke dalam mobil jok depan sebelah kiri. Namun oleh tersangka mobil yang dikendarai tersangka tetap melaju kencang," kata dia.

Setelah terlepas dari mobil usai diseret sekitar 200 meter, korban terlepas dan mengalami luka hingga kaki kanannya patah. Lalu, korban sempat menelpon istrinya, namun tak dihiraukan pelaku.

Tersangka kemudian ditangkap dan dijerat pasal 44 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan ancaman hukumannya adalah paling lama 10 tahun penjara.

Baca juga artikel terkait KDRT atau tulisan lainnya dari Ayu Mumpuni

tirto.id - Hukum
Reporter: Ayu Mumpuni
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Bayu Septianto