Menuju konten utama

PKB Kritik Gus Choi: Ngapain Ikut Obok-Obok PKB?

Wakil Ketua Umum PKB, Hanif Dhakiri, meminta Effendy Choirie (Gus Choi) fokus urusi Partai Nasdem daripada ikut campur internal PKB.

PKB Kritik Gus Choi: Ngapain Ikut Obok-Obok PKB?
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Hanif Dhakiri, meminta mantan politikus PKB, Effendy Choirie, untuk mengurusi Partai Nasdem, yang kini menjadi organisasi politiknya bernaung, daripada memikirkan PKB. Hanif meminta pria yang karib Gus Choi itu fokus pada Partai Nasdem, apalagi pria tersebut menjadi pengurus dengan jabatan Ketua DPP Partai Nasdem.

"Effendy Choirie kan pengurus Partai NasDem. Ya uruslah partai sendiri. Ngapain ikut obok-obok PKB? Enggak etis itu. Bisa merusak hubungan antarpartai," kata Hanif dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (8/8/2024).

Hanif mengingatkan, PKB bisa melaporkan perilaku Gus Choi yang memenuhi undangan PBNU pada Rabu (7/8/2024) lalu kepada Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. Mereka tidak segan-segan untuk melapor ke Partai Nasdem untuk ditindaklanjuti.

"Nanti kami laporkan ke Bang Surya Paloh selaku Ketum NasDem, biar dikenakan disiplin partai," ujarnya.

Sementara itu, Hanif mengamini pernyataan Effendy soal PKB dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak memiliki hubungan struktural. Ia mengatakan, PBNU dan PKB memiliki entitas yang berbeda.

"PKB dan PBNU adalah entitas berbeda. PKB partai politik yang dipayungi Undang-Undang Partai Politik, NU organisasi kemasyarakatan yang dipayungi UU Ormas. Masing-masing memiliki kedaulatan organisasi, punya AD/ART sendiri, serta punya tugas dan tanggung jawab sendiri," katanya.

Oleh karena itu, Hanif meminta Gus Choi untuk jangan saling ganggu, melainkan harus saling menghormati, seperti yang ditegaskan Wakil Presiden Ma'ruf Amin sebagai salah satu pendiri PKB.

Hanif mengaku bingung melihat PBNU saat ini. Ia juga sama sekali tidak mengetahui mengenai kesalahan PKB, sehingga diperlakukan oleh PBNU melalui pembentukan panitia khusus yang mengurus hubungan kedua lembaga.

"Saya juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan PBNU di bawah pimpinan mereka berdua (Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf), sehingga NU terbelit banyak masalah, lalu muruah dan citranya jatuh di mata publik," kata pria yang pernah menjadi Plt Menteri Pemuda dan Olahraga itu.

Hanif malah menyindir Ketua PBNU saat ini, Yahya Cholil, dan Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf, sebagai orang yang memantik perpecahan di internal NU meski menyuarakan peradaman dan perdamaian.

"Katanya mau high politics, tetapi malah sibuk mengurus politik praktis dan mau merusak PKB. Ini kan paradoks dan ironis. Saya tidak bisa membayangkan sedihnya para muassis (pendiri) NU melihat kenyataan NU saat ini," ucap mantan Menteri Ketenagakerjaan di era 2014-2019 itu.

Baca juga artikel terkait PKB VS PBNU

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Editor: Andrian Pratama Taher