Menuju konten utama

Perdagangan Karbon BEI Mini, Cuma 1% Penurunan GRK Sektor Energi

Perdagangan efek karbon yang terjadi di Bursa Karbon Indoneia (IDXCarbon) hingga 11 Juli 2025 hanya mencapai 1,6 juta ton CO2 ekuivalen (CO2e).

Perdagangan Karbon BEI Mini, Cuma 1% Penurunan GRK Sektor Energi
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan pemaparan saat peluncuran Perdagangan Karbon Internasional di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (20/1/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/rwa.

tirto.id - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat perdagangan efek karbon yang terjadi di Bursa Karbon Indoneia (IDXCarbon) hingga 11 Juli 2025 hanya mencapai 1,6 juta ton CO2 ekuivalen (CO2e). Transaksi Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) tersebut setara dengan nilai Rp77,95 miliar.

Jumlah efek karbon yang ditransaksikan di BEI terbilang minim jika dibandingkan dengan penurunan emisi GRK Indonesia. Di sektor energi saja, pada tahun lalu penurunan GRK mencapai 147,61 juta ton CO2e.

Meski demikian, Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengatakan bahwa total pengguna jasa di IDXCarbon mengalami pertumbuhan signifikan sejak bursa karbon resmi diluncurkan pada 26 September 2023, dari yang sebelumnya hanya 16 entitas menjadi 113 entitas.

"Pada sisi aktivitas retirement (proses penarikan atau pembatalan unit karbon yang telah diperdagangkan di bursa karbon) juga menunjukkan peningkatan luar biasa, yaitu dari 6.460 ton pada tahun 2023 menjadi 980.400 ton yang sudah di-retirement," ujarnya dalam Peluncuran Buku Mengenal dan Memahami Perdagangan Karbon bagi Sektor Jasa Keuangan, di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Selasa (15/7/2025).

Seiring dengan kian baiknya kinerja bursa karbon Indonesia, Iman menarget hingga akhir 2025 akan ada 150 entitas pengguna jasa, dengan volume transaksi mencapai 3 juta ton hingga akhir 2025. Namun demikian, ia mengaku sampai saat ini pertumbuhan bursa karbon Indonesia masih dihadapkan pada tantangan minimnya Pengetahuan masyarakat terhadap apa itu bursa karbon.

"Tantangannya kita sekarang ini justru sosialisasi kan kepada pengguna jasa. Makanya kita juga lakukan terus sosialisasi. Dengan adanya peluncuran buku ini, semakin mudah orang bisa di-download juga, kan. Nggak perlu nanya. Nah, itu jadi PR kita adalah sosialisasi dan edukasi," tambah Iman.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK, Mahendra Siregar, mengatakan, bahwa dengan kolaborasi antara BEI dan OJK dalam peluncuran buku bertajuk Mengenal dan Memahami Perdagangan Karbon bagi Sektor Jasa Keuangan ini, ia berharap masyarakat dan juga perusahaan-perusahaan yang banyak menghasilkan emisi akan semakin paham dengan bursa karbon.

"Dalam penyusunannya, kami berupaya agar konten buku ini tidak hanya relevan bagi para pengambil kebijakan dan pelaku industri keuangan Tapi juga memberikan akses yang seluas-luasnya untuk dimengerti semua kalangan dan masyarakat umum Yang tentu tertarik memahami dinamika baru dari upaya perendalian perubahan iklim melalui pendekatan pasar karbon," jelas dia.

Baca juga artikel terkait BURSA KARBON atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana