tirto.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Periode 2024-2025, Sri Mulyani, resmi mengoperkan tongkat estafet kepemimpinannya kepada mantan Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa pada Selasa (9/9/2025).
Selang empat hari setelah mengakhiri masa tugasnya, perempuan 63 tahun itu tampak menghadiri acara Lepas Sambut Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam (PPDS-IPD) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), di Kampus UI Salemba, Jakarta Timur.
Dalam acara tersebut, sebanyak 22 dokter spesialis penyakit dalam, termasuk putranya Adwin Haryo Indrawan Sumartono dilepas dan 31 peserta PPDS baru disambut.
“Alhamdulillah, telah selesai satu tahap penting hidupmu, anakku. Engkau adalah anak panah, yang telah lepas dari busur, melesat jauh menyusuri kehidupan masa depan,” tulisnya, dalam unggahan di akun Instagram resminya, @smindrawati, dikutip Senin (29/9/2025).
Dalam unggahannya, Sri Mulyani tampak mengenakan kebaya tunik dengan lengan 3/4. Selain berfoto dengan wisudawan-wisudawati yang baru saja dilepas sebagai dokter spesialis, ia juga mengabadikan momen tersebut bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Periode 2019-2024, Retno Marsudi yang juga sedang menghadiri wisuda dokter spesialis putranya.
“Retno dan saya sahabat baik (bestie). Berbeda namun sama. Kami beda tempat lahir namun kami sama-sama lahir di tahun yang sama dan sama dibesarkan di Semarang. Kami beda sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP)–namun kami sama-sama satu SMA, SMA Tiga Semarang,” tulisnya lagi, di unggahan yang berbeda.
Sepakan kemudian, Ani, sapaan Sri Mulyani, tampak sudah berada di Semarang, tempat perempuan kelahiran Bandar Lampung itu dibesarkan. Di hadapan makam kedua orang tuanya, Satmoko dan Retno Sriningsih Satmoko, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengabarkan kalau dirinya telah menyelesaikan tugas negara yang sudah diembannya selama kurang lebih 15 tahun.
“Nyekar makam Bapak dan Ibu Satmoko. Alfatehah untuk Almarhum Eyang Kakung Putri. Bapak dan Ibu; saya sudah menyelesaikan tugas negara. Insyaallah telah menjalankan nasihat Bapak Ibu: Bakti orang tua nusa bangsa, mengindahkan petuahnya, bercita-cita setinggi binatang, bersatu sekeluarga,” katanya, mengutip lirik lagu Nasihat Eyang yang diciptakan sang Bapak.
Masih dalam rangka pulang kampung, Sri Mulyani tak lupa menyempatkan waktu dengan berjalan-jalan menyusuri Kota Lama Semarang. Sate dan Gule Kambing 29 serta kopi dan the rempah pandan wangi di Suka Jaya menjadi makan malamnya di suatu malam minggu di bulan September itu.
“Ngobrol bersama adik, ipar dan keponakan. Sambil cerita masa lalu. Dulu semasa mahasiswa 1981-86, Stasiun Tawang tempat penuh kenangan. Berangkat naik kereta api sendiri pertama kali ke Jakarta untuk merantau, berpisah orang tua memulai kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Bapak Ibu Satmoko (Almarhum) sering menghantarkan hingga peluit berbunyi -dan kereta berangkat,” tulisnya bernostalgia.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































