tirto.id - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, menyatakan pemerintah belum berniat untuk melanjutkan penyelidikan kasus pembunuhan terhadap aktivis buruh, Marsinah, meski telah mendapatkan gelar pahlawan nasional.
Menurut Prasetyo, pemberian gelar pahlawan nasional tidak berkaitan dengan kasus pembunuhan Marsinah.
"Saya kira enggak ada hubungannya juga ya [pemberian gelar pahlawan nasional dengan kasus pembunuhan Marsinah]," kata Prasetyo usai pemberian gelar pahlawan nasional kepada 10 tokoh termasuk Marsinah di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).
Sementara itu, Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyatakan nama Marsinah berpeluang dicatat dalam buku sejarah. Kini, Kemenbud tengah menyusun buku sejarah bersama sejumlah pihak.
Ia mengaku proses penyusunan buku sejarah akan memakan waktu lama. Mengingat, ada banyak kejadian yang harus dikurasi sebelum dicatat dalam buku sejarah.
"Kami akan membuat buku khusus tentang para pahlawan yang telah diberikan dari masa Presiden ke Presiden, dari zaman Bung Karno [Presiden ke-1] sampai sekarang zaman Pak Presiden Prabowo," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Prabowo menganugerahkan gelar pahlawan nasional periode 2025 kepada 10 tokoh. Beberapa tokoh yang menerima gelar tersebut, yakni Presiden ke-2 RI, Soeharto, Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid, serta Marsinah.
Penganugerahan tersebut dilakukan di Istana Negara tepat pada peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada hari ini, Senin.
Penganugerahan dilakukan berdasar Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Marsinah merupakan seorang aktivis buruh pabrik pada masa Orde Baru. Meski usianya masih muda, ia menjadi sosok yang lantang menyuarakan hak-hak unttuk para pekerja. Ia berani memperjuangan ketidakadilan dan ketimpangan yang diterima oleh para buruh.
Ia juga berani memimpin aksi mogok kerja untuk menuntut kenaikan upah dan tunjangan. Aksi yang dipimpin oleh Marsinah ini diduga membuat aparat murka hingga kemudian Marsinah dan buruh lain ditangkap.
Marsinah kemudian menghilang dan tak ada satu pun rekannya yang mengetahui keberadaannya. Beberapa hari kemudian, jasad Marsinah ditemukan di sebuh gubug di hutan Wilangan, Nganjuk. Tubuhnya tampak penuh luka memar, patah tulang, bekas penyiksaan, dan kekejian lainnya. Hingga saat ini, pelaku sebenarnya dari kasus Marsinah tidak pernah diadili.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Bayu Septianto
Masuk tirto.id


































