Menuju konten utama

Pengusaha Masih Ogah Ngutang, Kredit Nganggur Tembus Rp2.372 T

Pertumbuhan kredit perbankan tercatat 7,56 persen (yoy) di Agustus 2025, tapi masih belum cukup kuat untuk mendorong laju ekonomi.

Pengusaha Masih Ogah Ngutang, Kredit Nganggur Tembus Rp2.372 T
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo penyampaian hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor LPS, Jakarta, Senin (28/7/2025). ANTARA FOTO/Fauzan/nz

tirto.id - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa jumlah kredit menganggur di perbankan atau undisbursed loan masih sangat tinggi. Pada Agustus 2025, kredit menganggur tersebut mencapai Rp2.372,11 triliun atau 22,71 persen dari total plafon kredit yang tersedia.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyebut besarnya fasilitas pinjaman yang belum dimanfaatkan oleh debitur ini mencerminkan lemahnya permintaan pembiayaan dari dunia usaha.

“Perkembangan ini mengakibatkan fasilitas pinjaman yang belum dicairkan masih cukup besar, tercermin dari rasio undisbursed loan yang mencapai Rp2.372,11 triliun pada Agustus 2025,” kata Perry dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu (17/9/2025).

Ia menjelaskan, rasio kredit menganggur terbesar tercatat pada sektor industri, pertambangan, jasa dunia usaha, dan perdagangan. Jenis pembiayaan yang paling banyak tertahan adalah kredit modal kerja.

Perry menambahkan, tren kredit yang belum terserap ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain sikap menunggu pelaku usaha, tingginya suku bunga kredit, serta meningkatnya penggunaan dana internal perusahaan untuk pembiayaan usaha.

“Belum kuatnya perkembangan kredit dipengaruhi oleh sikap menunggu pelaku usaha (wait and see), suku bunga kredit yang masih tinggi, dan lebih besarnya pemanfaatan dana internal untuk pembiayaan usahanya,” ujarnya.

Sementara itu, pertumbuhan kredit perbankan secara tahunan meningkat dari 7,03 persen (yoy) pada Juli 2025 menjadi 7,56 persen (yoy) di Agustus 2025. Namun, Perry menilai kinerja tersebut masih belum cukup kuat untuk mendorong laju ekonomi.

“Dari sisi penawaran, minat penyaluran kredit perbankan sebenarnya sudah membaik, didukung longgarnya likuiditas dengan rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 27,25 persen,” ucapnya.

Baca juga artikel terkait BANK INDONESIA atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana