tirto.id - Saktah adalah salah satu jenis bacaan garib dalam Al-Qur'an. Umat Islam harus tahu ini karena pasti menemuinya saat membaca seluruh ayat Al-Qur'an.
Meskipun sudah ada aturan baku terkait cara membaca Al-Qur'an melalui ilmu tajwid, namun ada juga pengecualian yang menyalahi kaidah tersebut. Pengecualian ilmu tajwid ini dikenal dengan bacaan-bacaan garib dalam Al-Qur'an.
Dalam bahasa Arab, garib artinya jarang, aneh, atau tersembunyi. Dalam hal ini, bacaan garib sangat jarang ditemui dan hanya ada sesekali dalam Al-Qur'an.
Di antara jenis-jenis bacaan garib, ada istilah saktah yang merupakan pengecualian dalam ilmu tajwid. Ia dibahas dengan hukum tersendiri dan hukumnya wajib dilafalkan sesuai aturan yang ditetapkan Al-Qur'an.
Pengertian Saktah dalam Al-Qur'an
Bagaimanapun juga, tilawah Al-Qur'an termasuk dalam ibadah mulia dalam Islam. Sebagaimana ibadah-ibadah yang lain, ada aturan-aturan yang harus dipatuhi. Demikian juga mengenai bacaan saktah, ada aturan-aturan yang harus ditaati agar pembacaan Al-Qur'an menuai pahala di sisi Allah SWT.
Dalam bahasa Arab, saktah artinya diam atau berhenti. Pengertiannya dalam ilmu tajwid adalah berhenti sejenak dua harakat ketika menemukan tanda saktah tanpa menarik napas, sebagaimana dikutip dari Al-Quran Hadis (2020) yang ditulis Nismatul Khoiriyah.

Pembahasan saktah ini tertuang dalam jenis qiraat Hafs, salah satu jalur riwayat tilawah Al-Qur'an yang selama ini banyak beredar di masyarakat.
Selain itu, saktah termasuk dalam bahasan tanda-tanda waqaf dalam Al-Qur'an. Tanda bahwa ayat itu terdapat bacaan saktah ditunjukkan dengan huruf sin kecil (س) atau dengan tulisan lengkap (سكته) di bagian atas ayat.
Contoh Saktah dan Suratnya
Menurut riwayat mayoritas ulama, saktah hanya ada 4 dalam Al-Qur'an, yakni dalam Surah Al-Kahfi di akhir ayat 1, Surah Yasin ayat 52, Surah Al-Qiyamah ayat 27, dan Surah Al-Muthaffifin ayat 14.
Sementara itu, pada riwayat yang lain, saktah juga terdapat pada Surah Al-Haqqah ayat 28-29, serta akhir Surah Al-Anfal dan awal Surah At-Taubah.
Berikut ini contoh bacaansaktah dalam Al-Qur'an:
1. Surah Al-Kahfi Ayat 1-2
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا ۜ ... قَيِّمًا لِّيُنذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِّن لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًاArab Latinnya:
Al-ḥamdu lillāhillażī anzala 'alā 'abdihil-kitāba wa lam yaj'al lahụ 'iwajā [1] Qayyimal liyunżira ba`san syadīdam mil ladun-hu wa yubasysyiral-mu`minīnallażīna ya'malụnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajran ḥasanā [2].
Artinya:
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab [Al-Quran] dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya [1] Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik, [2]," (QS. Al-Kahfi [18]: 1-2).
2. Surah Al-Qiyamah Ayat 27
وَقِيلَ مَنْ ۜ رَاقٍArab Latinnya:
Wa qīla man rāq.
Artinya:
"Dan dikatakan [kepadanya]: "Siapakah yang dapat menyembuhkan?," (QS. Al-Qiyamah [75]: 27).
3. Surah Yasin Ayat 52
قَالُوا۟ يَٰوَيْلَنَا مَنۢ بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ ٱلرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ ٱلْمُرْسَلُونَArab Latinnya:
Qālụ yā wailanā mam ba'aṡanā mim marqadinā hāżā mā wa'adar-raḥmānu wa ṣadaqal-mursalụn.
Artinya:
"Mereka berkata: 'Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami [kubur]?'. Inilah yang dijanjikan [Tuhan] Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul[Nya]," (QS. Yasin [36]: 52).
4. Surah Al-Muthaffifin Ayat 14
كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَArab Latinnya:
Kallā bal rāna 'alā qulụbihim mā kānụ yaksibụn.
Artinya:
"Sekali-kali tidak [demikian], sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka," (QS. Al-Muthaffifin [83]: 14).
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif
Masuk tirto.id







































