Menuju konten utama

Pengalaman Berlibur yang Bikin Boncos, Tapi Jadi Banyak Belajar

Salah pengelolaan keuangan bisa membuat liburan yang seharusnya jadi ajang healing berakhir pusing. Ini kisah pengalaman liburan yang berujung boncos.

Pengalaman Berlibur yang Bikin Boncos, Tapi Jadi Banyak Belajar
Berlibur yang Bikin Boncos. tirto.id/Quita

tirto.id - Bukan rahasia lagi kalau liburan itu seperti dua sisi mata uang: kebahagiaan tak terkira karena bisa sejenak lepas dari urusan pekerjaan dan melakukan hal-hal menyenangkan, serta munculnya rasa penyesalan saat melihat saldo rekening yang mendadak menipis.

Setelah healing, timbul pusing. Hal itu itu jamak terjadi. Meski sedari awal sudah menyiapkan bujet khusus untuk liburan, yang kerap terjadi justru out of budget, alias pengeluaran membengkak tak terkira.

Masih untung jika dompet menipis. Setidaknya masih ada sedikit uang yang tersisa. Hal yang jauh lebih mengenaskan adalah pulang liburan justru tagihan kartu kredit dan pay later makin banyak jumlahnya. Niatnya liburan untuk refresh, pulang-pulang malah stres.

Ada banyak alasan mengapa hal itu terjadi. Salah satunya karena selama traveling kita kerap melakukan hal-hal impulsif dengan alasan “mumpung” dan “kapan lagi?”.

Mumpung lagi di liburan, masak nggak nongkrong di tempat fancy yang viral? Nggak apa-apa nginep di vila mahal demi mendapatkan satu foto estetik untuk diunggah di Instagram, kapan lagi kalau bukan sekarang?

Sekali dua kali melakukan itu sebenarnya masih bisa ditolerir. Namun, jika alasan “mumpung” dan “kapan lagi” dijadikan pembenaran berulang kali, liburan yang tujuannya untuk bahagia dan melepas penat, pada akhirnya bisa menjadi bencana bagi keuangan keluarga.

Pengalaman Liburan yang Berakhir Mengenaskan

Ilustrasi Pemandangan Alam

Ilustrasi Pengalaman Liburan. foto/istockphoto

Saya pernah punya pengalaman serupa. beberapa bulan setelah wisuda dan sedang bingung dengan arah hidup yang hendak dibawa ke mana, saya memutuskan untuk solo traveling.

Uang untuk liburan sudah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari. Perhitungan sudah dilakukan dengan matang. Bujet yang dimiliki cukup untuk liburan seminggu full di Negeri Laskar Pelangi.

Kenyataannya semua berubah. Karena keasyikan berkelana, dari trip seminggu molor menjadi setengah bulan. Tujuan awal hanya Belitung, pada akhirnya menyeberang ke Bangka untuk menemui teman lama.

Berhubung pesan tiket kapal mendadak, yang tersisa hanya tiket VIP yang harganya lebih mahal dibanding tiket reguler. Itu juga harganya dikali dua sebab saya harus kembali lagi ke Belitung sebelum pulang ke Jawa.

Karena sedang berada di tempat baru, tentu saja harus mencicipi semua makanan khas dan menjajal berbagai aktivitas. Tak lupa pula membeli oleh-oleh untuk keluarga, pacar, sahabat, dan rekan kerja. Di hari ketujuh, bujet yang dialokasikan untuk liburan sudah habis. Akhirnya terpaksa membobol tabungan yang tak seberapa itu.

Saat kembali ke rumah hati rasanya memang penuh, tapi isi dompet dan tabungan benar-benar kosong, bahkan minus. Akhirnya setengah bulan berikutnya numpang hidup orang tua sambil menunggu honor cair.

Itu merupakan salah satu pengalaman liburan yang tidak terlupakan dan membekas di hati. Lantas, apakah menyesal sudah melakukan itu? Jika membahas tentang pengalaman yang didapatkan, tentu saja tidak ada penyesalan.

Namun, jika membahas soal keuangan yang boncos, tentu saja menyesal sekali. Tabungan yang dikumpulkan selama ini, habis hanya dalam dua minggu. Seandainya saat itu saya lebih bijak dalam mengatur keuangan, tentunya hal tersebut tidak akan terjadi.

Hal tersebut saya jadikan pelajaran berharga. Setelah mulai belajar tentang pengelolaan keuangan, saya jadi tahu dosa-dosa finansial apa saja yang saya lakukan hingga membuat dompet boncos kala traveling.

Kesalahan Finansial yang Tidak Disadari saat Liburan yang Bikin Tabungan Terkuras

Ilustrasi Pengalaman Liburan

Ilustrasi Kamar Hotel Saat Liburan. (FOTO/iStockphoto)

Ini adalah daftar dosa-dosa finansial yang pernah saya lakukan kala liburan, bahkan mungkin juga Anda alami. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

1. Mudah Tergiur Promo

Mata saya langsung berbinar melihat tulisan “Buy 2 Get 1 Free” di toko suvenir. Otak rasional langsung mati. Tadinya tidak berencana membeli kaos karena sudah punya banyak, gara-gara tulisan promo akhirnya memutuskan beli. Belum lagi saat ada promo special trip dengan diskon 30%, langsung saja tergoda booking.

Hal-hal seperti inilah yang sebenarnya merupakan jebakan betmen. Kita membeli barang atau jasa setelah tergoda dengan kata promo atau diskon. Padahal sebenarnya nggak butuh-butuh amat. Saat kemudian tersadar bahwa semuanya itu overpriced, baru deh menyesal di belakang.

Itu pula yang terjadi saat ada promo tiket murah. Pokoknya beli dulu saja mumpung murah walau sejatinya tidak ada bujet khusus liburan jauh di tahun ini. Supaya bisa mendapatkan tiket murah, akhirnya membayar menggunakan pay later. Hal yang sebenarnya bukan prioritas tiba-tiba terasa menjadi begitu penting dan genting.

2. Belanja Aneka Suvenir dan Barang Kurang Penting

Melihat syal tenun cantik dengan tulisan diskon 50%, mata langsung berbinar. Menemukan tote bag lucu langsung beli. Lihat gantungan kunci dan magnet kulkas dengan desain unik, langsung merasa wajib punya.

Padahal, di rumah barang-barang tersebut sudah menumpuk. Bahkan kulkas juga sudah penuh dengan tempelan magnet. Lapar mata membuat seolah semuanya terasa begitu penting untuk dibeli. Padahal, lagi-lagi kita tidak terlalu membutuhkan barang-barang tersebut.

3. Mencoba Semua Kuliner yang Ramai Dibicarakan di Media Sosial

Liburan tanpa kulineran rasanya memang hambar. Namun, kalau sudah kalap, itu beda cerita. Rasanya semua makanan khas yang legendaris maupun makanan viral ingin dicicipi. Dari jajanan kaki lima, warung di tengah pasar, cafe-cafe hit, hingga restoran fine dining, semuanya dicoba.

Acapkali tujuan membeli makanan tersebut bukan untuk mengisi perut, tapi sebatas untuk konten di media sosial. Hanya demi mendapatkan foto dan story Instagram, rela jajan di cafe fancy dengan harga overpriced yang bisa untuk makan kenyang berkali-kali di warung nasi Padang.

4. Transportasi dan Penginapan yang Tidak Dihitung dengan Benar

Niatnya mau traveling ala backpacker, tapi kok ya mager. Akhirnya dikit-dikit gojek, dikit-dikit grab, alasannya cuaca panas sehingga tidak nyaman untuk jalan kaki. Setelah dihitung-hitung, jatuhnya kok lumayan banyak?

Lalu, terkadang ada godaan update kamar hotel dengan private pool. Walau sebenarnya nggak butuh-butuh amat, akhirnya tergiur juga. Padahal dari pagi hingga sore di luar terus. Hotel hanya dipakai kala tidur saja. Private pool pun pada akhirnya nganggur.

Pelajaran dan Hikmah dari Boncos Kala Traveling

Header OCBC 1

Ilustrasi Pengalaman Liburan. FOTO/iStock

Dari semua kekhilafan di atas, saya belajar satu hal: liburan itu memang butuh kesenangan, tapi jangan sampai kesenangan tersebut mengorbankan hal lain sehingga akhirnya menjadi penyesalan. Pastikan setelah pulang liburan pikiran tetap fresh karena tidak pusing memikirkan tagihan yang muncul akibat pengeluaran tak terduga.

Sekarang saya masih terus belajar untuk sadar diri dan disiplin dalam mengelola keuangan kala liburan. Satu yang saya lakukan adalah menerapkan mindfulness atau berkesadaran. Mindfulness saat liburan bukan hanya tentang menikmati momen yang ada dengan penuh kesadaran, hadir utuh dan penuh.

Namun, mindfulness juga tentang berkesadaran dalam setiap pengambilan keputusan. Saat hendak membeli barang tidak penting, bisa tanya dulu pada diri “Ini benar perlu atau hanya ingin?". Saat hendak klik tiket promo, berhenti sejenak dan berpikir “Apakah liburan jauh benar-benar hal yang Saya inginkan? Jangan-jangan saya hanya perlu tidur seharian di rumah sambil makan enak”.

Dengan melakukan hal-hal tersebut, setidaknya setiap keputusan benar-benar diambil dengan matang. Kita belajar memutuskan sesuatu dengan sadar, digerakkan oleh logika dan penalaran rasional, bukan hanya karena impulsif. Setelah melakukan hal-hal ini, rasanya drama keuangan kala liburan mulai jarang terjadi.

Tips Liburan Anti Boncos

Bagi Anda yang sudah menyusun jadwal liburan dalam waktu dekat, tak ada salahnya untuk mencoba tips yang saya bagikan ini. Tip ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi dan pelajaran dari kesalahan yang pernah dilakukan.

1. Buat Anggaran Liburan dengan Detail

Jangan hanya ada di kepala, tetapi ditulis di kertas atau aplikasi. Breakdown semua pos pengeluaran selama liburan, mulai dari tiket, penginapan, uang makan, biaya nongkrong, harga tiket, hingga bujet untuk oleh-oleh. Pastikan untuk mematuhi anggaran yang sudah dibuat.

2. Prioritaskan Pengeluaran

Tentukan mana yang benar-benar penting dan mana yang bisa dilewati. Kamar dengan private pool rasanya tidak diperlukan jika kembali ke kamar hanya saat malam. Bujetnya bisa dialokasikan untuk membayar tiket masuk destinasi yang benar-benar diinginkan.

3. Memanfaatkan Transportasi Umum

Jika tidak membawa kendaraan sendiri, memanfaatkan transportasi umum adalah pilihan terbaik. Jangan selalu mengandalkan gojek atau grab. Cobalah untuk naik angkot, KRL, atau bus umum. Selain menghemat anggaran juga bisa menjadi pengalaman baru.

4. Jangan Langsung Tergiur Promo

Sebelum melakukan pemesanan atau pembayaran, cek dulu apakah barang atau jasa tersebut benar-benar diperlukan atau tidak. Jika tidak sebaiknya langsung skip.

5. Tidak Perlu FOMO

Lakukan liburan dengan gaya Anda sendiri. Lakukanlah hal-hal yang memang ingin Anda lakukan, bukan karena mengikuti apa yang dilakukan orang-orang. Makanlah makanan yang Anda sukai, kunjungilah tempat-tempat yang menarik hati, belilah barang-barang yang cocok dengan Anda.

Meski pilihan Anda tidak masuk dalam daftar “10 tempat wisata terbaik di Bali” atau “7 rekomendasi tempat makan hit yang wajib dicoba”, itu bukan hal penting. Yang paling penting dari semuanya adalah Anda menjalani liburan dengan bahagia seperti apa yang selama ini Anda impikan.

Itulah sekelumit tips yang bisa dicoba. Semoga pengalaman liburan Anda berlangsung menyenangkan tanpa perlu ada drama kehabisan uang di perjalanan atau kembali ke rumah dengan penuh hutang.

infografik sc Menabung Untuk Liburan

infografik sc Menabung Untuk Liburan. tirto.id/Ecun

Baca juga artikel terkait TRAVELING atau tulisan lainnya dari Elisabet Murni P

tirto.id - Edusains
Penulis: Elisabet Murni P
Editor: Elisabet Murni P & Yulaika Ramadhani