Menuju konten utama

Pendapatan Pabrik LCI di Cilegon Diproyeksi Capai Rp33 Triliun

Bahlil mengungkapkan, realisasi pendapatan tersebut akan berkontribusi signifikan dalam mengurangi ketergantungan impor.

Pendapatan Pabrik LCI di Cilegon Diproyeksi Capai Rp33 Triliun
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan sambutan pada upacara Hari Pertambangan dan Energi ke-80 di Silang Monas, Jakarta, Jumat (24/10/2025). Dalam sambutannya, Menteri ESDM mengatakan pemerintah menginisiasi untuk memberikan tambang secara baik sesuai dengan aturan kepada UMKM daerah, Koperasi daerah hingga BUMD secara prioritas. ANTARA FOTO/Reno Esnir/YU

tirto.id - Pabrik petrokimia New Ethylene Project PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Banten diproyeksikan dapat menghasilkan pendapatan (revenue) hingga 2 miliar dolar AS per tahun atau setara dengan Rp33,3 triliun (kurs Rp16.697 per dolar AS).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan proyek senilai 3,9 miliar dolar AS ini merupakan yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.

"Total nilainya, revenue-nya, jualannya per tahun itu 2 miliar dolar AS. Jadi 1,4-1,5 miliar dolar AS di sini (domestik), sisanya kita ekspor," kata Bahlil dalam peresmian pabrik LCI di Banten, Kamis (6/11/2025).

Ia mengungkapkan, realisasi pendapatan tersebut akan berkontribusi signifikan dalam mengurangi ketergantungan impor. Sebagian besar produksi akan diserap oleh pasar domestik.



Keberadaan pabrik hilirisasi minyak dan gas bumi (migas) ini dipastikan mampu menekan volume impor produk petrokimia secara drastis. Bahlil menegaskan komposisi produksinya akan mengarah pada substitusi impor.

"Dengan pabrik ini kita tidak lagi mengimpor secara besar-besaran seperti tahun sebelumnya. 70 persen adalah substitusi impor, 30 persen kita ekspor," terangnya.

Proyek yang menempati lahan 110 hektare ini masih menyisakan ruang untuk ekspansi, mengingat saat ini baru 70 hektare yang termanfaatkan. Pemerintah telah memberikan insentif untuk mendorong pengembangan investasi tahap selanjutnya kepada PT Lotte Chemical Indonesia (LCI).

"Namun, ini juga kami sudah memberikan tax holiday ke depan. Pasti, insyaallah, ada pengembangan investasi karena dari tanahnya 110 hektare, yang sekarang baru dipakai 70 hektare. Laporan dari Lotte, akan dikembangkan lagi untuk menambah investasinya," ucapnya.



Untuk operasionalnya, pabrik ini membutuhkan pasokan bahan baku 1,2 juta ton LPG dan sekitar 2 juta ton naphtha. Kompleks Naphtha Cracker di Indonesia akan memproduksi etilena, propilena, beserta berbagai produk turunannya.

"Jadi proyek ini terbesar di Asia Tenggara, mereka punya juga ada Lotte di Malaysia, tapi di sini yang paling besar," ujar Bahlil.

Baca juga artikel terkait PABRIK atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra