Menuju konten utama

Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas Berbasis Kearifan Lokal

Pemberdayaan komunitas bermanfaat untuk perkembangan dan penggunaan bakat terpendam dari setiap individu.

Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas Berbasis Kearifan Lokal
Ilustrasi Sosiologi. foto/Istockphoto

tirto.id - Pemberdayaan komunitas adalah proses pembangunan yang didasari atas inisiatif masyarakat untuk memulai kegiatan sosial guna memperbaiki situasi dan kondisi. Pemberdayaan komunitas bermanfaat untuk perkembangan dan penggunaan bakat terpendam dari setiap individu.

Hambatan-hambatan lama yang sering muncul juga dapat dihilangkan atau diminimalisasi. Hal ini dapat membuat masyarakat meningkatan pengetahuan manajemen, mutu, teknik, keterampilan serta metodologi untuk perbaikan kinerja.

Saharuddin dalam tulisan berjudul Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi dan Ekologi Manusia, menyatakan keikutsertaan pihak swasta serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) juga tidak kalah penting untuk mewujudkan pemberdayaan komunitas.

Pihak swasta yang mengembangkan program CSR (corporate social responsibility) serta LSM untuk mendorong taktik konfrontasi yang bermanfaat agar pemerintah lebih responsif terhadap permasalahan masyarakat.

Seperti dilansir dari Repositori Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pemberdayaan komunitas memiliki beberapa tujuan, antara lain:

  • Perbaikan kehidupan, baik kehidupan setiap keluarga ataupun masyarakat;
  • Perbaikan aksesabilitas, utamanya aksebilitas informasi atau inovasi;
  • Perbaikan pendidikan, dengan perbaikan pendidikan diharapkan akan memunculkan tindakan yang semakin baik;
  • Perbaikan tindakan;
  • Perbaikan kelembagaan, termasuk perbaikan jaringan;
  • Perbaikan usaha;
  • Perbaikan pendapatan;
  • Perbaikan lingkungan;
  • Perbaikan masyarakat.

Sementara itu, model pemberdayaan komunitas berbasis kearifan lokal memiliki artian "nilai setempat" sebagai bentuk penanggulangan kemiskinan. Nilai setempat yang dimaksudkan adalah gotong royong, kekerabatan, musyawarah untuk mufakat serta toleransi.

Nilai setempat juga dianggap sebagai bentuk apresiasi terhadap praktik penanggulangan kemiskinan yang diinisiasi oleh pelaku lokal, dengan menjadikan kebijakan nasional sebagai rambu dalam membangun kerja sama di berbagai sektor penanggulangan kemiskinan.

Kearifan lokal tidak selamanya terus ada, karena gaya hidup yang semakin pragmatis dan konsumtif, meskipun upaya untuk mewariskan kearifan lokal dari generasi ke generasi terus dilakukan.

Kearifan lokal yang sarat akan kebijakan serta filosofi hidup nyaris tidak diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat. Kearifan lokal dari setiap daerah juga memiliki sifat kedinamisan yang berbeda dalam menghadapi pengaruh dari luar.

Permasalahan sosial inilah yang pada akhirnya menimbulkan ketimpangan sosial. Sehingga diperlukan pemberdayaan komunitas berbasis kearifan lokal untuk menyelesaikannya

Namun dalam upaya pemberdayaan komunitas, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti:

  • Menghormati serta menjunjung tinggi hak asasi manusia;
  • Isu pelestarian lingkungan serta menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan;
  • Tidak melakukan marginalisasi pada masyarakat asli dalam pembangunan nasional.

Baca juga artikel terkait PEMBERDAYAAN KOMUNITAS atau tulisan lainnya dari Endah Murniaseh

tirto.id - Edusains
Kontributor: Endah Murniaseh
Penulis: Endah Murniaseh
Editor: Alexander Haryanto