tirto.id - PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) perkenalkan kembali kartu kredit OCBC Voyage, yang secara otomatis dapat diberikan kepada nasabah yang menggunakan layanan Private Banking OCBC dan nasabah premier. Kehadiran kartu ini diharapkan dapat memacu pertumbuhan kredit perseroan pada 2025.
Perlu diketahui, untuk menjadi nasabah Private Banking OCBC, seseorang perlu memiliki total aset gabungan berupa tabungan, deposito, reksadana, atau investasi dengan nilai minimum tertentu. Sedangkan, untuk nasabah premier biasanya dapat dicapai setelah menempatkan dana atau investasi sedikitnya senilai Rp500 juta.
“Kita memang sudah mau mengakui bahwa bagaimana kalau jadi nasabah premier dan private bisa kita lihat secara utuh dari integrasi. Sehingga, sebenarnya kalau dia dari awal sudah qualified jadi nasabah premier, private banking kita, dia otomatis sebenarnya bisa dapet kartu kredit Voyage ini. Jadi, sebenarnya sudah menjadi satu kesatuan,” jelas Executive Director, Marketing Communication Division Head OCBC, Amir Widjaya, dalam Media Chit Chat OCBC Voyage, di Langham Hotel, Jakarta Selatan, Kamis (15/5/2025).
Dengan pertumbuhan tagihan bersih akhir alias end net receivables (NRE) hampir 16 kali lipat selama dua tahun terakhir, kartu kredit OCBC Voyage dinilai dapat menjadi salah satu langkah bagi perseroan untuk mengakselerasi kinerja penyaluran kredit di 2025. Selain penyaluran kredit, kartu kredit yang telah diluncurkan sejak 2017 ini juga dinilai akan memberikan dampak rambatan, sehingga secara keseluruhan kinerja bisnis perbankan OCBC juga bisa terkerek.
“Karena tadi kan, kalau dia ingin punya kartu ini, artinya dia harus menjadi nasabah premier kita atau private banking kita. Dengan artinya makin tumbuhnya banyak nasabah, makin banyaknya yang mau jadi nasabah kita, otomatis berarti kan akan ada pertumbuhan balance di sisi depositonya, tabungannya, bahkan investasi,” tutur Amir.
Seiring dengan pertumbuhan kartu kredit OCBC Voyage, akan semakin tinggi juga akuisisi nasabah baru OCBC. Pun, dengan kinerja dari segmen-segmen bisnis lainnya.
“Kalau tadi kan itu ENR 2 tahun terakhir tumbuh 16 kali, tapi kalau transaksinya sendiri, year on year artinya 1 tahun terakhir itu tumbuh 68 persen. Jadi, memang angka ini cukup optimistis, bagaimana ini bisa mendukung overall bisnis kita. Dan termasuk juga bagaimana ini bisa, bukan dari sisi kartu kredit spending-nya aja atau transaksinya,” tambah Amir.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































