tirto.id - Not lagu 17 Agustus 1945 berguna sebagai panduan sebagai pengiring. Lagu yang memiliki judul asli "Hari Merdeka" tersebut sangat ikonik dan selalu dikumandangkan dalam peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI). Bagaimana susunan not pianika 17 Agustus 1945 ?
HUT RI ke-80 tahun ini bakal jatuh pada hari Minggu, 17 Agustus 2025. Lagu "Hari Merdeka" menghiasai setiap perayaannya dan menjadi lagu nasional Indonesia yang penuh semangat. Lagu "Hari Merdeka" kerap disebut lagu "17 Agustus 1945" karena memiliki lirik awal yang berbunyi "Tujuh belas Agustus tahun empat lima...".
"Hari Merdeka" bukan sekadar lagu. Lebih dari itu, keberadaannya menjadi bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan tercipta saat fase genting perang revolusi kemerdekaan. Liriknya mengingatkan terhadap jerih payah para pahlawan dalam melakukan perjuangan panjang untuk merebut kemerdekaan dari penjajahan.
Not Pianika 17 Agustus 1945 dan Lirik Lengkapnya
Not 17 Agustus 1945 merupakan rangkaian tangga nada yang tersusun agar bisa menyuarakan lagu "Hari Merdeka" ketika dimainkan memakai piranti musik. Not 17 Agustus pianika, artinya susunan not tersebut akan dimainkan oleh alat musik pianika. Bentuk pianika seperti tuts piano yang panjang, namun perlu ditiup agar menghasilkan bunyi nada ketika tuts ditekan.
Berikut not pianika 17 Agustus 1945 lengkap dengan liriknya untuk mengiringi lagu "Hari Merdeka":
5. 5. 5. 3 3 3 3 2 3 4 2 1 5.
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
5. 5. 5. 5 5 5 5 4 5 6 4 3
Itulah hari kemerdekaan kita
1 1 1 6 6 4 5 6 5 3
Hari merdeka nusa dan bangsa
5. 5. 5. 1 111 3 3 2 1 2
Hari lahirnya bangsa Indonesia
5 4 2
Merdeka
3 3 3 3 2 3 4 2 1 5
Sekali merdeka tetap merdeka
5 6 4 3 3 3 3 2 3 4 2 1
Selama hayat masih di kandung badan
5 6 7 1 5 2 1 3 2 4
Kita tetap setia tetap sedia
4 5 1' 5 4 3 2 4 3 2
Mempertahankan Indonesia
5. 6. 7. 1 5. 2 1 3 2 4
Kita tetap setia tetap sedia
4 5 1' 5 4 3 2 1
Membela negara kita
5. 5. 5. 3 3 3 3 2 3 4 2 1 5.
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
5. 5. 5. 5 5 5 5 4 5 6 4 3
Itulah hari kemerdekaan kita
1 1 1 6 6 4 5 6 5 3
Hari merdeka nusa dan bangsa
5. 5. 5. 1 111 3 3 2 1 2
Hari lahirnya bangsa Indonesia
5 4 2
Merdeka
3 3 3 3 2 3 4 2 1 5
Sekali merdeka tetap merdeka
5 6 4 3 3 3 3 2 3 4 2 1
Selama hayat masih di kandung badan
5 6 7 1 5 2 1 3 2 4
Kita tetap setia tetap sedia
4 5 1' 5 4 3 2 4 3 2
Mempertahankan Indonesia
5. 6. 7. 1 5. 2 1 3 2 4
Kita tetap setia tetap sedia
4 5 1' 5 4 3 2 1Membela negara kita
Pencipta Lagu 17 Agustus 1945, Makna, dan Cerita di Baliknya
Pencipta lagu "Hari Merdeka" atau "17 Agustus 1945" adalah Husein Mutahar (H. Mutahar). Lagu ini lahir dalam situasi negara Indonesia yang genting setelah proklamasi. Liriknya berisi tentang panggilan bagi bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan.
Mutahar saat itu menjadi ajudan Presiden Sukarno. Suatu pagi di tahun 1946, Sukarno sempat memintanya untuk dibuatkan aubade. Aubade adalah nyanyian atau musik penghormatan yang dilantunkan di pagi hari.
Dalam buku 100 Konser Musik Indonesia (2018:31) karya Anas Syahrul Alimi dan Muhidin M. Dahlan disebutkan, keadaan Indonesia saat cukup genting lantaran masih terjadi perang revolusi kemerdekaan di Yogyakarta. Indonesia masih belum aman.
Mutahar lantas meminjam orkes milik keraton. Ia mencipta lagu sembari menjadi konduktor permainan musik. Ia bahkan sampai naik di atas meja yang tak lagi kokoh.
Dari situlah lagu "Hari Merdeka" tercipta. Lagu ini lantas diperdengarkan pada upacara 17 Agustus. Sukarno terkesima dengan lagu tersebut dan memuji Mutahar.
Adapun makna yang dikandung dari lagu "Hari Merdeka" yaitu nilai semangat bangsa terhadap kemerdekaan RI dapat terwujud. Lirik yang dinyanyikan dengan nada menghentak tersebut memberikan gambaran bahwa bangsa Indonesia tidak ingin kemerdekaan yang sudah diperoleh akan raib. Untuk itu, segenap bangsa wajib mempertahankannya.
Husein Mutahar lahir di Semarang pada 5 Agustus 1916. Ia menghembuskan nafas terakhir pada 9 Juni 2004 atau ketika berusia 87 tahun.
Selain menjadi ajudan Presiden Sukarno, Mutahar dikenal sebagai tokoh kepanduan Indonesia periode 1945-1961. Ia pula penggagas berdirinya Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
Simak pula berbagai artikel tentang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Tirto. Simak ulasannya melalui tautan berikut:
Penulis: Fajri Ramdhan
Editor: Yandri Daniel Damaledo
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar
Masuk tirto.id







































