tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Juli 2025 mencatatkan surplus sebesar 4,17 miliar dolar Amerika Serikat (AS), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya mencatatkan surplus sebesar 4,10 miliar dolar AS. Dus, Indonesia telah mengalami surplus sebanyak 63 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
“Surplus pada Juli 2025 ini lebih ditopang oleh surplus pada komoditas non migas (minyak dan gas), yaitu 5,75 miliar dolar AS, dengan komoditas penyumbang surplus utama lemak dan minyak hewan atau nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja,” papar Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers secara daring, Senin (1/9/2025).
Sebaliknya, neraca perdagangan migas masih tercatat defisit 1,58 miliar dolar AS, lebih baik ketimbang defisit neraca perdagangan Juni 2025 yang sebesar 12,24 miliar dolar AS. Komoditas yang menjadi penyumbang defisit neraca perdagangan migas antara adalah hasil minyak dan minyak mentah.
“Neraca perdagangan kumulatif hingga Juli 2025, tercatat surplus 23,65 miliar dolar AS. Surplus sepanjang Januari-Juli 2025 ini ditopang surplus komoditas non migas 34,06 miliar dolar AS. Sementara komoditas migas masih mengalami defisit sebesar 10,41 miliar dolar AS,” tambah Pudji.
Sementara itu, sepanjang Januari-Juli 2025, total nilai ekspor mencapai 160,16 miliar dolar AS, naik 8,03 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2024. Jika dirinci, nilai ekspor migas tercatat sebesar 7,97 miliar dolar AS, turun 14,56 persen dan ekspor non migas tercatat naik sebesar 9,55 persen, dengan nilai mencapai 152,20 miliar dolar AS.
“Pada Juli 2025, nilai ekspor mencapai 24,75 miliar dolar AS atau naik 9,86 persen dibandingkan Juli 2024. Nilai ekspor migas tercatat 0,94 miliar dolar AS atau turun 34,13 persen. Sementara nilai ekspor non migas tercatat naik 12,83 persen, dengan nilai 23,81 miliar dolar AS,” kata Pudji.
Di sisi lain, pada Juli 2025, total nilai impor tercatat sebesar 20,67 miliar dolar AS, turun 5,85 persen jika dibandingkan Juli 2024. Nilai impor migas dilaporkan sebesar 2,51 miliar dolar AS, turun 29,36 persen secara tahunan, sementara impor non migas tercatat sebesar 18,06 miliar dolar AS, turun 1,29 persen secara tahunan.
“Penurunan nilai impor secara tahunan didorong oleh penurunan impor migas dengan andil penurunan 4,78 persen,” paparnya.
Secara kumulatif di sepanjang Januari-Juli 2025, total nilai impor mencapai 136,51 miliar dolar AS, naik 3,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan nilai impor migas tercatat 18,38 miliar dolar AS atau turun 14,79 persen dan nilai impor non migas tercatat 118,13 miliar dolar AS atau naik 6,97 persen.
“Menurut penggunaan, secara kumulatif peningkatan nilai impor terjadi pada bahan baku penolong dan barang modal. Sebagai menjadi penyumbang utama peningkatan impor, nilai impor barang modal mencapai 27,38 miliar USD atau naik 20,56 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan memberikan andil peningkatan 3,45 persen,” tukas Pudji.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































