tirto.id - Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan tertinggi dengan Amerika Serikat (AS) pada Semester I-2025, mencapai 9,92 miliar dolar AS. Angka ini menjadi bagian dari total surplus perdagangan Indonesia yang menyentuh 19,48 miliar dolar AS dalam periode yang sama.
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan, AS merupakan mitra dagang yang memberikan kontribusi surplus terbesar bagi Indonesia. "Surplus tertinggi kita ada di Amerika, yakni sebesar 9,92 miliar dolar AS hingga Semester I tahun ini," katanya dalam Konferensi Pers Kinerja Ekspor Semester I-2025 di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (4/8/2025).
Dia memaparkan, ekspor produk Indonesia ke AS mencapai 14,79 miliar dolar AS, sementara nilai impor dari negara tersebut hanya 4,87 miliar dolar AS. Dengan demikian, total nilai perdagangan kedua negara mencapai 19,65 miliar dolar AS.
Budi menegaskan bahwa surplus ini membuktikan daya saing produk Indonesia di pasar AS. Namun, kinerja ekspor ini masih terjadi sebelum penerapan kebijakan tarif resiprokal terbaru oleh Presiden AS Donald Trump.
“Ini sebelum diberlakukan tarif resiprokal ya. Jadi, nanti kita akan mendorong terus dan kita tentu akan berupaya, setelah dilakukan pemberlakuan tarif resiprokal, ekspor ktia tetap terus meningkat," ucapnya.
Secara keseluruhan, neraca perdagangan barang Indonesia pada Juni 2025 mengalami surplus 4,10 miliar dolar AS. Surplus ini berlangsung selama 62 bulan berturut-turut.
“Neraca perdagangan Juni 2025 surplus 4,10 miliar dolar AS, melanjutkan tren surplus selama 62 bulan, dan secara kumulatif meraca perdagangan Indonesia semester pertama adalah 19,48 miliar dolar AS,” tuturnya.
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































