Ekspor Ikan RI Terancam Ditolak Pasar Global, Ini Sebabnya

tirto.id - Ekspor produk perikanan Indonesia berisiko ditolak pasar global jika tidak memiliki sistem traceability (ketelusuran) yang memastikan ikan ditangkap di lokasi bebas sampah dan mikroplastik.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara. Menurutnya kondisi perikanan nasional sudah berada kondisi berbahaya.

“Produk perikanan kita ini dalam kondisi bahaya. Karena adanya mikroplastik. Sekarang, produk perikanan itu bisa bernilai ekspor tinggi kalau diketahui traceability-nya, ketelusurannya. Ditangkap di mana,” katanya di Jakarta, Jumat (1/8/2025).

Dia menekankan, pasar internasional akan menolak ikan yang berasal dari daerah tercemar mikroplastik. Pasalnya, ikan-ikan dengan kandungan ini berbahaya jika dikonsumsi.

"Tidak ada produk perikanan yang laku di pasar global dengan harga bagus kalau tidak ada keterlacakan. Jika ditangkap di daerah banyak sampah, dunia internasional tidak akan membeli," jelasnya.

Ancaman ini diperparah oleh kerusakan ekosistem pesisir akibat 16 juta ton sampah darat yang masuk ke laut setiap tahun. Sampah tersebut menutupi mangrove, terumbu karang, dan lamun, habitat pemijahan ikan.

"Bayangkan 20 juta ton sampah menutupi karang dan mangrove. Jika terus terjadi, stok ikan pasti turun," tambah Koswara. Karena itu pihaknya mendorong program sertifikasi dan penguatan traceability untuk menjamin keamanan produk.