Menuju konten utama

Hingga Juni, Neraca Perdagangan RI Surplus 19,48 Miliar Dolar AS

Surplus perdagangan enam bulan pertama 2025 ini ditopang oleh surplus komoditas non minyak bumi dan gas (migas) yang mencapai 28,31 miliar dolar AS.

Hingga Juni, Neraca Perdagangan RI Surplus 19,48 Miliar Dolar AS
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di kawasan Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/1/2025). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/agr

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan barang selama Januari-Juni atau semester I-2025 mengalami surplus sebesar 19,48 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Surplus perdagangan enam bulan pertama 2025 ini ditopang oleh surplus komoditas non minyak bumi dan gas (migas) yang mencapai 28,31 miliar dolar AS, melonjak dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang haknya sebesar 25,69 miliar dolar AS.

Sebaliknya, neraca perdagangan migas dilaporkan masih mengalami defisit sebesar 8,83 miliar dolar AS, lebih baik ketimbang periode Januari-Juni 2024 yang terjadi defisit hingga 10,11 miliar dolar AS.

“Hingga bulan Juni tahun 2025 ini, neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar 19,48 miliar dolar AS, di mana surplus sepanjang Januari-Juni 2025 ditopang oleh komoditas non migas yang sebesar 28,31 miliar dolar AS, sementara komoditas migas masih mengalami defisit 8,83 miliar US dolar,” papar Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa, BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers, di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat (1/8/2025).

Jika dilihat dari negaranya, surplus perdagangan terbesar terjadi dengan AS, di mana sampai Juni 2025, total neraca perdagangan antara Indonesia dengan AS telah mencapai 8,57 miliar dolar AS, melonjak dari periode sebelumnya senilai 6,45 miliar dolar AS. Seiring dengan hal itu, neraca perdagangan no migas dengan AS juga mengalami kenaikan menjadi 9,92 miliar dolar AS sampai Juni 2025, dari sebelumnya yang haknya sebesar 7,70 miliar dolar AS.

“Sedangkan negara penyumbang defisit terdalam adalah Cina, sebesar -9,73 miliar US dolar, Singapura sebesar -3,09 miliar US dolar, kemudian Australia sebesar -2,66 miliar US dolar,” tambah Pudji.

Sementara itu, surplus perdagangan Indonesia di enam bulan pertama 2025 ini didorong oleh kenaikan ekspor yang mencapai 7,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 135,41 miliar dolar AS. Perkembangan nilai ekspor ini pun ditopang oleh ekspor non migas yang melonjak 8,96 persen (yoy) menjadi 128,39 miliar dolar AS.

Namun sebaliknya, ekspor migas tercatat mengalami kontraksi sebesar 11,04 persen, dari yang di periode Januari-Juni 2025 senilai 7,90 miliar dolar AS menjadi 7,03 miliar dolar AS di Januari-Juni 2025.

“Jika dilihat menurut sektor, peningkatan nilai ekspor non migas secara kumulatif terjadi di sektor industri pengolahan dan sektor pertanian. Sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama atas peningkatan kinerja ekspor non migas pada Januari-Juni 2025 dengan andil sebesar 12,16 persen,” jelas Pudji.

Sama halnya dengan ekspor, kinerja impor Indonesia pada paruh pertama 2025 juga tercatat mengalami peningkatan sebesar 5,25 persen menjadi 115,94 miliar dolar AS, dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai 110,15 miliar dolar AS.

Jika dirinci, impor non migas masih menjadi penyumbang terbesar dari kinerja impor Januari-Juni 2025, dengan realisasi mencapai 100,07 miliar dolar AS, naik 8,60 persen (yoy) dari periode sebelumnya yang sebesar 92,14 miliar dolar AS.

Sebaliknya, impor migas turun cukup dalam mencapai 11,91 persen (yoy), dengan realisasi Januari-Juni 2025 mencapai 15,86 miliar dolar AS.

“Jika dilihat menurut penggunaan, peningkatan nilai impor terjadi pada bahan baku penolong dan barang modal. Sebagai penyumbang utama peningkatan impor, nilai impor barang modal mencapai 23,00 miliar US dolar atau naik 20,90 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan memberikan andil peningkatan 3,61 persen,” lanjut Pudji.

Baca juga artikel terkait SURPLUS NERACA PERDAGANGAN atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra