Menuju konten utama

Momen Ibu Anna Adang Polisi hingga Menginspirasi Tren Pink Brave

Kerudung Ibu Anna ketika mengadang polisi jadi inspirasi tren pink brave di media sosial, jadi simbol keberanian protes masyarakat sipil.

Momen Ibu Anna Adang Polisi hingga Menginspirasi Tren Pink Brave
Para demonstran yang terdiri dari mahasiswa, pekerja, dan anak sekolah berkumpul di luar gedung DPR di Jakarta, Indonesia, pada 28 Agustus 2025. Foto oleh Eddy Purwanto/NurPhoto)

tirto.id - Dalam gelombang protes 25-31 Agustus 2025, media sosial diramaikan dengan viralnya warna tema pink brave. Warna tersebut terinspirasi oleh momen seorang perempuan berkerudung merah muda yang mengadang polisi dalam demonstrasi.

Pink brave ramai digunakan di media sosial bersama dengan hero green yang diambil dari warna jaket ojek online yang jadi kelompok terdampak kekerasan aparat belakangan ini.

Oleh warganet, dua warna tersebut digunakan sebagai tema warna unggahan berisi pesan protes dan foto profil di akun media sosial mereka.

Dua warna tersebut dijadikan warganet sebagai simbol atas protes masyarakat sipil mengenai kebijakan DPR RI yang tidak berpihak rakyat kecil dan kekerasan aparat yang menghilangkan nyawa masyarakat sipil.

Pink brave dan hero green digunakan, misalnya, dalam unggahan tuntutan 17+8 yang berisi tuntutan masyarakat sipil kepada sejumlah instansi, termasuk presiden, Polri, DPR, dan TNI.

Tuntutan 17+8 tersebut merupakan rangkuman tuntutan masyarakat sipil, seperti usut tuntas kasus kematian korban kekerasan aparat 28-31 Agustus, reformasi Polri, reformasi DPR RI, dan penarikan kembali TNI ke barak.

Aksi Ibu Anna Hadang Polisi saat Demo Jadi Inspirasi Tren Pink Brave yang Viral

Pink brave diinspirasi oleh aksi seorang perempuan bernama Ibu Anna. Ia merupakan masyarakat sipil yang ikut dalam demonstrasi di depan Gedung DPR RI pada Kamis, 28 Agustus lalu.

Sejak Kamis siang, Ibu Anna tertangkap sejumlah kamera jurnalis ikut dalam barisan depan massa aksi. Ketika kericuhan pecah akibat operasi pukul mundur polisi, Ibu Anna tetap bertahan.

Ibu Anna bahkan sempat berada di depan massa aksi lainnya, menghadang pasukan polisi bersenjatakan pentungan dan tameng.

Ibu Anna bahkan sempat menggunakan tongkat dengan bendera Merah Putih untuk menghalau pasukan polisi menyerbu massa aksi.

Di tengah situasi kaos tersebut, warna merah muda dari kerudung Ibu Anna tampak kontras dengan warna seragam polisi, kepulan asap gas air mata, maupun pakaian massa aksi yang lainnya.

Pada Kamis malam, foto Ibu Anna yang tertangkap kamera jurnalis viral di internet. Warganet memuji Ibu Anna atas keberaniannya ikut menyuarakan aspirasi.

Setelah ikut berdemonstrasi di area Kompleks Parlemen Senayan pada Kamis, Ibu Anna juga tertangkap kamera ikut dalam unjuk rasa lanjutan.

Ia datang untuk membantu massa aksi dengan memberikan air minum untuk masyarakat yang ikut dalam unjuk rasa, sambil memperingatkan keamanan diri.

"Kalau ada asap [gas air mata] mundur, kalau ada asap mundur," teriaknya kepada massa aksi.

Keberanian Ibu Anna tersebut kemudian digunakan warganet sebagai simbol dari protes masyarakat sipil. Simbol itu diartikulasikan lewat warna pink yang kontras dalam foto-foto yang viral.

Ketika sejumlah kelompok masyarakat sipil merilis tuntutan 17+8, warna brave pink tersebut menjadi salah satu warna latarnya.

Kini, banyak artis, musisi, influencer, hingga lembaga-lembaga sipil menggunakan warna brave pink dan hero green sebagai warna tema unggahan protes dan foto profil di media sosial.

Oleh warganet, penggunaan warna tema pink brave dan hero green dijadikan sebagai aksi solidaritas terhadap korban kekerasan aparat dan situasi politik Indonesia belakangan.

Gelombang protes pada 25-31 Agustus 2025 sendiri telah menelan setidaknya 10 korban jiwa, seturut keterangan Komnas HAM. Para korban ini kehilangan nyawa akibat kekerasan aparat maupun kerusuhan yang timbul setelahnya.

Eskalasi protes yang terus meningkat sempat membuat Prabowo Subianto memerintahkan Polri dan TNI untuk “menindak tegas” pada massa aksi yang melakukan kerusuhan. Kapolri Jenderal Listyo Sigit juga sempat mengeluarkan izin menembak apabila terdapat demonstrasi ricuh di markas polisi.

Pasukan TNI juga sempat dikerahkan di jalanan untuk membantu polisi dalam menghalau demonstrasi massa di sejumlah daerah berakhir ricuh.

Baca juga artikel terkait DEMO atau tulisan lainnya dari Rizal Amril Yahya

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Rizal Amril Yahya
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan