Menuju konten utama

Minyak Dunia Sentuh Level Tertinggi di 2025 Usai AS Serang Iran

Harga minyak mentah Brent telah mengalami lonjakan hingga 13 persen dan WTI mengalami kenaikan sebesar 10 persen usai AS serang Iran.

Minyak Dunia Sentuh Level Tertinggi di 2025 Usai AS Serang Iran
ilustrasi pertambangan minyak bumi. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Harga minyak mentah dunia telah mencapai level tertingginya dalam lima bulan terakhir sejak Januari 2025. Pada perdagangan Senin (23/6/2025) pukul 11.22 GMT, harga minyak mentah Brent tercatat naik 1,88 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar 2,44 persen menjadi 78,89 dolar AS per barel.

Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,87 dolar AS atau 2,53 persen menjadi 75,71 dolar AS per barel.

“Kedua kontrak melonjak lebih dari 3 persen di awal sesi (perdagangan) ke 81,40 dolar AS dan 78,40 dolar AS. Masing-masing, tertinggi dalam lima bulan, sebelum menyerahkan beberapa keuntungan,” tulis laporan Reuters dikutip Senin (23/6/2025).

Kenaikan harga minyak mentah dunia ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump menyampaikan kabar bahwa ia telah menghancurkan situs nuklir utama Iran dalam serangan akhir pekan lalu. Ini merealisasikan ancamannya untuk bergabung dengan Israel dalam eskalasi konflik di Timur Tengah, saat Teheran tak kunjung sepakat dalam negosiasi nuklir.

Sementara itu, dengan Iran sebagai salah satu produsen minyak mentah terbesar ketiga OPEC, para pelaku pasar memperkirakan kenaikan harga minyak akan terus berlanjut. Kekhawatiran semakin bertambah dengan kemungkinan serangan balasan dari Iran yang disertai dengan penutupan Selat Hormuz, wilayah yang dilalui sekitar seperlima pasokan minyak mentah global.

Kemungkinan penutupan Selat Hormuz ini bahkan telah dikonfirmasi oleh Parlemen Iran melalui laporan Press TV Iran. "Risiko kerusakan infrastruktur minyak ... telah berlipat ganda," kata analis senior Sparta Commodities, June Goh.

Meskipun ada rute pipa alternatif ke luar wilayah tersebut, masih akan ada volume minyak mentah yang tidak dapat diekspor sepenuhnya jika Selat Hormuz tidak dapat diakses.

“Para pengirim minyak akan semakin menjauh dari wilayah tersebut,” imbuh Goh.

Sebagai informasi, setelah Israel menyerang Iran pada 13 Juni 2025, harga minyak mentah Brent telah mengalami lonjakan hingga 13 persen dan WTI mengalami kenaikan sebesar 10 persen. Para analis mengatakan, premi risiko geopolitik saat ini tidak mungkin bertahan tanpa gangguan pasokan yang nyata.

“Sementara itu, pelepasan beberapa posisi panjang yang terakumulasi menyusul reli harga baru-baru ini dapat membatasi kenaikan harga minyak,” tulis Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen, dalam komentar pasar pada Minggu (22/6/2025).

Baca juga artikel terkait IRAN atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana