Menuju konten utama

Inggris Berencana Bentuk Pasukan Keamanan di Teluk Hormuz

Rencana Inggris sebagai bentuk sikap dan antisipasi atas penahanan kapal tanker oleh Iran di Selat Hormuz.

Inggris Berencana Bentuk Pasukan Keamanan di Teluk Hormuz
Kapal frigate Royal Navy Type 23 HMS Montrose terlihat berlayar cepat di Laut Mediterania saat Latihan Cougar 12, 10 October 2012. ANTARA FOTO/LA(PHOT) Joel Rouse/Royal Navy/Ministry of Defense/Handout via REUTERS/wsj/cfo

tirto.id - Inggris berencana mengerahkan pasukan angkatan laut Eropa untuk memastikan keamanan perjalanan kapal melalui Selat Hormuz. Hal tersebut dilakukan setelah Iran menahan kapal tanker berbendera Inggris ketika melintasi selat Hormuz. Inggris menyebutnya sebagai tindakan pembajakan kapal, Aljazeera melaporkan.

Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, mengumumkan pada Senin (22/7/2019), usai pertemuan kementerian mendadak yang membahas perihal Iran, memerintahkan Pasukan Pengawasan Revolusioner Islam untuk menangkap kapal tanker Stena Imperno karena dianggap tak menaati hukum maritim internasional.

"Di bawah hukum internasional, Iran tidak memiliki hak untuk mengganggu perjalanan kapal, terlebih menangkapnya. Karenanya, itu adalah pembajakan negara," katanya dihadapan parlemen.

"Kami sekarang akan berusaha untuk menyusun misi perlindungan maritim yang dipimpin oleh Eropa untuk mendukung perjalanan yang aman, baik bagi awak maupun kapal di wilayah vital ini." tambahnya.

Inggris telah meminta Iran agar segera melepaskan kapal tersebut. Seorang juru bicara Theresa May mengatakan bahwa penangkapan tersebut sebagai bentuk balas dedam terhadap Inggris yang sebelumnya juga menangkap kapal tangker Iran yang menyelundupkan minyak.

"Kami tidak mengkonfrontasi Iran, tapi tindakan ini tidak bisa diterima dan sangat berisiko; menangkap kapal yang menjalankan bisnis sah di jalur pelayaran yang diakui secara internasional," katanya.

Upaya Inggris mengerahkan pasukan gabungan Eropa untuk menjaga keamanan pelayaran di teluk adalah dengan mengajukan rencana ke Uni Eropa. Rencana tersebut sejalan dengan keinginan pasukan internasional yang beroperasi di teluk serta pasukan anti-pembajakan Uni Eropa yang beroperasi di lepas pantai Afrika.

Hunt menekankan, sebagaimana diwartakan The Guardian, bahwa Inggris tidak akan bergabung dengan AS yang berupaya menekan Iran dengan menerapkan sanksi ekonomi ke Iran. Inggris masih menghargai Perjanjian Nuklir yang ditandatangani bersama tahun 2015.

Hunt justru mengkhawatirkan langkah-langkah seperti yang AS lakukan dapat meningkatkan ketegangan di kawasan teluk dan kemungkinan memicu peperangan.

Hunt menyatakan selama 48 jam terakhir berdiskusi dengan para pemimpin aliansi Eropa, dan dalam minggu ini akan mendiskusikan bagaimana rencana tersebut dijalankan.

Ia menambahkan, AS meminta Inggris untuk berkontribusi dalam pasukan pelindung maritim pada 30 Juni lalu. Menurutnya, rencana AS sangatlah membantu dalam hal koordinasi, akan tetapi ia lebih menginginkan adanya perlindungan dari angkatan laut seluas mungkin, dan beberapa negara Eropa tidak ingin berkontibusi dalam pasukan yang dipimpin oleh AS tersebut.

Sebelumnya, Angkatan Laut Inggris menangkap sebuah tanker, yaitu Grace 1 di wilayah Gilbraltar, karena terbukti membawa minyak Iran ke Suriah. Insiden ini melanggar sanksi internasional yang diterapkan Uni Eropa ke Iran, BBC melansir.

Langkah ini, nampaknya juga akan dibangun seperti Gugus Tunas Gabungan 150, sebuah tim gabungan yang dipimpin oleh AS, yang berfokus pada kebebasan navigasi kapal internasional, alih-alih penanggulangan terorisme dan perdagangan obat-obatan terlarang.

Misi ini akan dilaksanakan secepat mungkin. Kapal perusak HMS Duncan dikirimkan ke Teluk Hormuz untuk sementara menjaga keamanan pelayaran kapal di area tersebut.

Di sisi lain, Hunt menyakinkan perusahaan-perusahaan yang perlu melakukan pelayaran di wilayah tersebut untuk terus beroperasi, karena Departemen Transportasi akan membantu mengurangi resiko pembajakan. Menurutnya, bukanlah hal mustahil bagi angkatan laut Inggris untuk menyediakan pengawalan bagi setiap kapal Inggris yang melalui kawasan Teluk Hormuz.

Baca juga artikel terkait TELUK HORMUZ atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Politik
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Ibnu Azis