tirto.id - Baek Se-hee, penulis buku I Want to Die, but I Want to Eat Tteobokki meninggal di usia 35 tahun pada Kamis (16/10/2025). Meskipun meninggal, penulis asal Korea Selatan itu selamatkan sejumlah nyawa manusia lewat donor organ yang ia lakukan.
Dilansir dari The Korea Herald, informasi rinci terkait kematian Baek Se-hee hingga kini belum diungkapkan.
Namun, kabar terkait kematian penulis salah satu buku terlaris di Korea Selatan itu telah dikonfirmasi pihak keluarga.
"[Baek Se-hee] ingin menulis, berbagi isi hatinya dengan orang lain melalui karyanya, dan menginspirasi harapan. Mengetahui sifatnya yang lembut, yang tidak mampu menyimpan kebencian, saya harap ia kini dapat beristirahat dengan tenang," kata adik perempuan Baek Se-hee dalam keterangannya.
Profil Baek Se-hee "I Want to Die, but I Want to Eat Tteokbokki" & Kisah Donor Organ
Baek Se-hee dikenal secara luas sebagai penulis buku I Want to Die, but I Want to Eat Tteokbokki yang terbit pada 2018 lalu.Buku tersebut merupakan memoarnya ketika melawan distimia, yakni gangguan depresi kronis yang membuat penderitanya selalu merasa tertekan dalam waktu yang lama.
Melalui buku tersebut, Baek Se-hee menuliskan pengalamannya secara jujur tentang bagaimana dinamika dalam pikirannya ketika melawan depresi, juga sesi terapi yang ia lakukan karenanya.
Di Korea Selatan, buku itu menerima sambutan yang luar biasa karena keberanian Baek Se-hee menulis pengalaman depresinya di tengah stigma penyakit mental yang mengakar di Korea.
I Want to Die, but I Want to Eat Tteokbokki menjadi karya Baek Se-hee yang paling ternama. Buku ini telah diterjemahkan dan diterbitkan ke lebih dari 25 negara, termasuk Indonesia.
Dalam sebuah wawancara, Baek Se-hee mengungkapkan bahwa penerimaan luas publik atas bukunya membuatnya takjub.
"Bahkan dalam berbagai bahasa dan budaya, saya menyadari bahwa perasaan "sakit hati" sama di mana-mana," katanya.
Jilid kedua dari buku ini juga baru saja dirilis pada 2023 lalu dengan judul I Want to Die but I Still Want to Eat Tteokbokki dan telah terjual sebanyak 600.000 eksemplar di Korea Selatan.
Pada bulan Juni 2025 lalu, ia baru saja merilis buku fiksi pertamanya yang diberi tajuk A Will from Barcelona.
Seturut The Korea Herald, publik Korea Selatan tak hanya terkejut dengan kabar kematian Baek Se-hee, tetapi juga kisahnya mendonorkan organ setelah meninggal.
Seiring kabar kematian Baek Se-hee, Badan Donasi Organ Korea menjelaskan bahwa penulis tersebut telah menyelamatkan lima nyawa berkat organ yang ia donorkan.
Baek Se-hee disebut mendonorkan sejumlah organnya, yakni jantung, paru-paru, hati, dan ginjalnya untuk orang-orang yang membutuhkan.
Ketika Baek Se-hee meninggal dunia, organ-organnya telah menyelamatkan nyawa lima orang lain yang memang membutuhkan transplantasi organ untuk menyokong hidup mereka.
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan
Masuk tirto.id


































