tirto.id - Sosialisasi program makan siang dan susu gratis untuk anak sekolah terus digencarkan pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Paslon nomor urut 2 ini dalam setiap kampanye pun membagikan susu kotak.
Sejak kick off kampanye pada Selasa, 28 November 2023, Prabowo-Gibran bahkan mengerahkan seluruh Tim Kampanye Nasional (TKN) untuk turun ke bawah membagikan makan siang dan susu gratis tersebut.
Program makan siang dan susu gratis menjadi ikhtiar pasangan Prabowo-Gibran jika terpilih menjadi presiden. Dari delapan program di visi-misinya, mereka menjanjikan memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil.
Bantuan gizi diberikan kepada ibu hamil dan balita di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesehatan dan membantu ekonomi keluarga. Program ini menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100 persen pada 2029.
“Hari pertama kampanye kami minta kepada semua TKD provinsi dan kabupaten kota untuk kampanye di lapangan seluruhnya dengan cara membagi makan siang gratis dan minum susu gratis kepada semua masyarakat,” ujar Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani, di Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (28/11/2023).
Hal senada diungkapkan Ketua TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Rosan P Roeslani. Ia menyampaikan gerakan sosialisasi program makan siang gratis dan bantuan gizi untuk anak dan ibu hamil sengaja diluncurkan di hari pertama masa kampanye Pemilu 2024.
Menurut Rosan, ini menjadi salah satu program utama. Sebab program ini berangkat dari fakta di lapangan yang dilihat langsung oleh Prabowo-Gibran, di mana masyarakat masih perlu dibantu untuk memenuhi kecukupan gizi.
“Para emak-emak butuh dibantu untuk mengatasi kekhawatiran masalah gizi, ancaman stunting, serta pemenuhan kebutuhan makan siang bagi anak. Gizi untuk ibu hamil penting agar anak-anak Indonesia tidak kalah sejak dalam kandungan," tutur Rosan, di Media Center Prabowo Gibran, Jakarta Selatan, Selasa (28/11/2023).
Program ini, lanjut Rosan, akan menjadi langkah strategis dari pasangan Prabowo-Gibran untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang mampu mendukung transformasi Indonesia menjadi negara maju.
“Pak Prabowo mau menciptakan sebuah jembatan untuk Indonesia emas nantinya, di mana anak-anak kita tumbuh maksimal. Sehingga sumber daya manusia Indonesia menjadi kekuatan besar saat kita menjadi negara maju nanti," terang Rosan.
Gibran sendiri, beberapa kali tertangkap kamera membagikan susu gratis kepada warga. Saat melakukan kampanye perdana di Penjaringan, Jakarta Utara misalnya, putra sulung Jokowi itu secara simbolis membagikan susu kepada warga dan anak-anak di beberapa RT setempat.
“Singkat saja karena sudah masuk Magrib, pokoknya nanti anak-anak jangan lupa (pembagian) susunya," kata Gibran singkat menyapa warga.
Teranyar, Wali Kota Surakarta itu juga terekam membagikan susu gratis di acara Car Free Day (CFD), Jakarta, Minggu (3/12/2023). Gibran dan sang istri, Selvi Ananda, membagikan susu kepada warga di sepanjang berjalan menuju ke bundaran HI.
Namun, aksi tersebut diklaim bukan merupakan bentuk kampanye. Lantaran Gibran dan sang istri tidak menggunakan atribut peraga kampanye (APK) saat membagikan susu gratis kepada masyarakat di CFD Jakarta.
“Kan tanpa alat peraga kampanye (APK). Kita kan enggak melakukan pengajakan untuk pencoblosan atau apa kan enggak," kata Gibran kepada wartawan.
Lokasi CFD di Jakarta sendiri tidak boleh digunakan untuk kegiatan politik. Larangan kegiatan politik di area car free day tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 12 Tahun 2016 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB).
Larangan itu tertuang dalam Pasal 7 ayat 2 yang berbunyi, “HBKB tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan partai politik dan SARA serta orasi ajakan yang bersifat menghasut.”
Kejelasan Anggaran Dipertanyakan
Pendiri lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia atau KedaiKOPI, Hendri Satrio, menilai program makan siang gratis dan bantuan gizi untuk anak dan ibu hamil patut dikritisi. Pertama, anggarannya berasal dari mana? Kemudian yang kedua adalah tujuan akhirnya itu mau apa?
“Pertama anggaran dari mana kemarin dibilang dari APBN dari bansos, tapi sekarang kan berubah lagi," kata Hendri kepada reporter Tirto, Senin (4/12/2023).
Hendri menekankan, paling penting adalah anggaran program ini jangan sampai kemudian digunakan untuk rakyat, tapi memperberat rakyat. “Itu artinya ada rakyat diberatkan kemudian seolah jadi benar karena membagi-bagi," imbuh dia.
Pria yang akrab disapa Hensat ini juga mempertanyakan sampai kapan program tersebut akan dijalankan ketika Prabowo-Gibran nantinya terpilih. Hendri mengaku heran karena tidak ada cara lain yang bisa dilakukan Prabowo-Gibran selain membagikan makanan dan susu gratis.
Dia menduga program tersebut belum dikaji secara baik oleh pasangan Prabowo-Gibran dan hanya sebatas janji politik belaka. Sebab, kata Hensat, implementasinya itu akan susah memberikan makanan gratis.
“Kalau susu gratis mungkin ada susu kemasan tinggal bagi-bagi. Tapi kalau makanan gratis itu akan agak susah. Itu dari sisi teknis," kata dia.
“Dari sisi kebijakan itu akan diambil dari mana sumber dananya? Dan kemudian utama mau tujuan akhirnya mau seperti apa?" lanjut Hendri.
Hensat memahami bila program Prabowo-Gibran tersebut sebagai kebijakan yang populis. Populisme adalah sejumlah pendekatan politik yang dengan sengaja menyebut kepentingan 'rakyat' yang sering kali dilawankan dengan kepentingan suatu kelompok yang disebut elite.
“Kalau kebijakan populis itu kebijakan masyarakat akan disambut lebih besar. Dibandingkan kebijakan nonpopulis, tapi kemudian pertanyaannya kan ada dua tadi," pungkas dia.
Pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, menambahkan kebijakan yang bersifat populis tentu berpotensi disukai oleh publik. Namun demikian, kampanye berbasis kebijakan populis juga akan digerakkan oleh tim sukses paslon dengan pendekatan yang variatif.
“Tentu kebijakan yang bersifat populis, tentu berpotensi disukai oleh publik,” kata Jati kepada Tirto, Senin (4/12/2023).
Penjelasan TKN Prabowo-Gibran
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Grace Natalie, tak menampik bahwa butuh anggaran besar untuk merealisasikan program makan siang gratis dan bantuan gizi untuk anak dan ibu hamil. Biayanya dibutuhkan ditaksir mencapai Rp400 triliun.
“Biaya yang dibutuhkan diperkirakan sekitar Rp400 triliun. Dengan prioritas, sekolah-sekolah yang berada di daerah yang angka stunting-nya tinggi," kata Grace kepada Tirto, Senin (4/12/2023).
Meski begitu, Prabowo-Gibran berjanji tidak akan memberatkan pos anggaran bantuan sosial (bansos) yang sudah dialokasikan dari APBN. Karena, dia yakin program tersebut dapat ditutup dari sumber pembiayaan yang berasal dari peningkatan tax ratio (menambah basis pajak), hilirisasi, dan efisiensi dan optimalisasi anggaran yang sudah ada.
Juru Bicara TKN Prabowo-Gibran, Cheryl Anelia Tanzil, menambahkan Prabowo-Gibran telah menargetkan peningkatan tax ratio dari 10 persen menjadi 16 persen hingga 2019. Sementara hilirisasi akan terus dilanjutkan, karena per 2023 saja, target pendapatan negara dari hilirisasi bisa tembus sampai Rp500 triliun lebih.
“Hilirisasi yang jadi target kita bukan hanya nikel ya. Tapi banyak bidang lain. Jadi Indonesia benar-benar merasakan manfaatnya," kata Cheryl kepada Tirto, Senin (4/12/2023).
Dengan demikian, Cheryl optimistis pendanaan berasal dari peningkatan tax ratio, hilirisasi, serta penyelamatan potensi kebocoran dari anggaran lainnya bisa mengakomodir program makan siang gratis dan bantuan gizi untuk anak dan ibu hamil yang besarannya mencapai Rp400 triliun tersebut.
Di sisi lain, Cheryl mengatakan, alokasi anggaran susu gratis dan makan siang selama masa kampanye yang sudah digencarkan sejak awal bersumber dari dana kampanye. Kecuali jika yang mengadakan itu adalah tim relawan, mereka diklaim Cheryl melakukan urunan dana inisiatif sendiri.
“Iya dana kampanye," tutup Cheryl.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz