tirto.id - Closure adalah istilah yang kerap digunakan anak muda zaman sekarang ketika sedang menghadapi akhir dari suatu hubungan. Lantas, apa itu closure dalam hubungan? Bagaimana pula contoh closure?
Dalam konteks hubungan, closure merujuk pada proses mendapatkan penutupan emosional atau penyelesaian setelah berakhirnya suatu hubungan.
Closure adalah keadaan di mana seseorang mencapai pemahaman dan penerimaan yang memungkinkannya untuk melanjutkan hidup tanpa terganggu oleh perasaan yang belum terselesaikan terkait hubungan yang telah berakhir.
Sal Raichbach, pekerja sosial klinis berlisensi dan kepala petugas klinis di Haven Health Management, menjelaskan kepada PsychCentral,"closure adalah perasaan lengkap dan final yang muncul seiring dengan berakhirnya suatu hubungan."
Raichbach menambahkan bahwa closure memungkinkan seseorang untuk lebih memahami apa yang terjadi di antara dirinya dan pasangan. Tidak adanya pertanyaan atau keraguan yang tersisa dapat membantu seseorang melanjutkan hidup setelah putus cinta.
Apa Arti Closure dalam Hubungan?
Dikutip dari Marriage, laman saran ahli tentang pernikahan yang berbasis di Los Angeles, dijelaskan bahwa istilah closure dalam hubungan pertama kali digunakan pada tahun 1990-an oleh Arie W. Kruglanski, seorang profesor universitas dan anggota American Psychological Association and the American Psychological Society.
Dia menciptakan frasa 'need for closure'. Ia menyebut closure sebagai keinginan individu untuk menemukan jawaban yang pasti sehingga mereka tidak perlu hidup dengan ambiguitas. Ketika seseorang menemukan closure dalam sebuah hubungan, dirinya akan dapat menerima bahwa hubungan tersebut telah berakhir.
Menemukan closure memungkinkan seseorang untuk mencari tahu mengapa hubungan tersebut berakhir, mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang berkelindan dalam pikiran, melanjutkan hidup, dan melepaskan masalah emosional yang tersisa dari hubungan masa lalu.
Contoh Closure dalam Hubungan
Closure dalam hubungan dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk dan proses, tergantung pada individu dan dinamika hubungan tersebut. Berikut adalah beberapa contoh situasi di manaclosure dalam hubungan dapat terjadi.
1. Percakapan Terakhir
Pasangan bertemu untuk melakukan klarifikasi alasan putus, membahas apa yang salah dalam hubungan mereka, mengapa mereka memutuskan untuk berpisah, dan bagaimana perasaan mereka tentang keputusan itu.Percakapan terakhir dapat diisi dengan saling meminta maaf atas kesalahan masing-masing selama menjalin hubungan. Hal iji dapat membantu mengurangi perasaan marah atau dendam. Pastikan kedua belah pihak berpikir jernih dan rasional ketika melakukan percakapan terakhir.
2. Surat Perpisahan
Menulis surat kepada mantan pasangan bisa menjadi cara yang efektif untuk mengekspresikan perasaan dan mendapatkan penutupan emosional, meskipun surat tersebut mungkin tidak dikirim.Seseorang menulis surat untuk mengungkapkan perasaannya, rasa sakitnya, dan harapannya yang tidak tersampaikan. Menuliskan pikiran dan perasaan dapat membantu individu memproses emosinya.
Surat tersebut bisa berisi hal-hal yang tidak sempat diucapkan saat hubungan masih berjalan, memberikan ruang untuk penutupan yang lebih baik.
3. Refleksi Diri
Melakukan berbagai cara untuk refleksi diri sebagai upaya untuk memahami dan menerima akhir dari suatu hubungan.Refleksi diri dapat dilakukan dengan meditasi atau praktik mindfulness lainnya yang bisa memunculkan kedamaian batin.
Apakah Closure dalam Hubungan Selalu Penting?
Seperti telah dipaparkan sebelumnya, closure sangat penting agar akhir hubungan menjadi jelas dan tidak menyisakan penyesalan atau pertanyaan.
Namun, mencari closure dari mantan dapat menjadi jebakan, kata Pelatih Kehidupan & Hubungan Bersertifikat ICF, Rachel Kuhlen dari Realize You Coaching kepada Very Well Mind, karena dapat menjadi penopang yang menghalangi seseorang melangkah ke depan.
Selain itu mantan bisa saja tidak berterus terang untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Closure yang didapat bisa jadi tidak memuaskan, sehingga malah menimbulkan sederet pertanyaan baru.
Dalam beberapa kasus, mencoba mencari closure melalui percakapan dengan mantan pasangan bisa memperburuk situasi atau membuka luka lama, terutama jika ada banyak konflik atau ketegangan.
Ketika menghadapi putus cinta, penyembuhan harus menjadi prioritas utama. Untuk melakukan hal ini, seseorang harus menerima rasa kehilangan dan mengatasi emosi yang menyertainya.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno