tirto.id - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, menyatakan bahwa pemerintah akan selalu memprioritaskan pemenuhan tunjangan kinerja dan tunjangan profesi untuk menjaga kesejahteraan para pendidik. Menurut Brian, pendidik merupakan fondasi bagi kualitas pendidikan di Indonesia.
"Tunjangan profesi, tunjangan kinerja bagi guru dan dosen terus menjadi prioritas karena kesejahteraan pendidik adalah fondasi kualitas pendidikan," ujar Brian pada pidato Upacara Hari Pendidikan Nasional, Jumat (2/4/2025).
Brian mengatakan bahwa pemerintah tengah berupaya mewujudkan komitmennya memberikan perhatian terhadap dunia pendidikan. Salah satu caranya adalah dengan terus memperkuat kebijakan dan program nyata.
“Pemerintah hadirkan program Sekolah Rakyat dan Sekolah Unggulan Garuda untuk menjangkau anak-anak dari berbagai latar sosial. Memperluas akses beasiswa: dari Kartu Indonesia Pintar (KIP), KIP Kuliah, LPDP, hingga beasiswa riset dan inovasi di dalam dan luar negeri. Kebijakan pemerintah memastikan tidak ada pengurangan anggaran untuk berbagai program beasiswa ini,” ujarnya.
Menurut Brian, Tema Hardiknas 2025 “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua” adalah ajakan untuk bergerak dan melakukan kolaborasi lintas sektor. Sebab, kata dia, pemerintah membutuhkan dukungan dari semua pihak dalam banyak sektor pendidikan.
“Kolaborasi adalah kunci. Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menyusun kebijakan yang responsif dan adaptif. Kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri dalam membekali lulusan dengan kompetensi masa depan. Kolaborasi antara guru dan orang tua dalam membangun karakter anak sejak dini. Kolaborasi antara peneliti dan pembuat kebijakan untuk memastikan bahwa riset tidak berakhir di rak, tapi hidup dalam masyarakat,” terangnya.
Brian juga mengingatkan akan tugas yang dipikul oleh para dosen, guru, dan tenaga pendidik lain. Tugas yang diemban, kata Brian, bukanlah hanya mengajar, tetapi juga membentuk karakter dan membuka jalan bagi masa depan anak-anak bangsa.
“Di ruang kelas, di ruang kuliah, di pelosok dan di kota, merekalah penjaga nyala pendidikan. Tanpa mereka, ilmu kehilangan arah. Tanpa dedikasi mereka, cita-cita bangsa tidak akan pernah sampai tujuan,” ujarnya.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Fadrik Aziz Firdausi
Masuk tirto.id







































