tirto.id - Manfaat kecerdasan AI dalam dunia militer mencakup banyak hal, mulai dari menunjang persenjataan hingga kebutuhan medis. Meski sangat menguntungkan, AI juga memiliki risiko yang tak kalah besar. Lalu, apa kelebihan dan kekurangan AI?
Kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) merupakan program komputer yang dirancang sedemikian rupa menyerupai kecerdasan manusia. Konsep AI pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan komputer bernama Professor John McCarthy pada 1956 silam.
AI dianggap membantu kehidupan manusia dan banyak digunakan di berbagai bidang, termasuk di dunia militer. Di beberapa area kerja, AI bahkan bisa menunjukkan performa yang jauh lebih baik ketimbang manusia.
Akan tetapi, perlu dipahami bahwa AI tetaplah buatan manusia sehingga tetap memiliki celah kelemahan tersendiri. Penggunaan AI di bidang militer bagaikan pisau bermata dua yang bisa menguntungkan, tapi juga bisa merugikan jika tidak ditangani dengan tepat.
Contoh Penggunaan AIdi Bidang Militer
Manfaat kecerdasan AI dalam dunia militer telah dirasakan oleh sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa. Berikut beberapa contoh penggunaan AI di bidang militer:
1. Mengoperasikan senjata Otonom
Salah satu contoh AI di bidang militer adalah terciptanya autonomous weapon systems (AWS). Senjata otonom merupakan jenis senjata yang diprogram agar dapat mencari sekaligus menyerang target tanpa arahan dari manusia.Contoh AWS antara lain pesawat tanpa awak MQ-9 Reaper, sistem rudal Patriot, sistem senjata Phalanx, dan sistem tempur AEGIS yang semuanya dikembangkan berdasarkan AI.
2. Mendukung identifikasi target
AI juga bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran di bidang militer. Namun, apa manfaat AI dalam pembelajaran? AI dibutuhkan untuk mempelajari target sekaligus mengidentifikasi posisinya secara akurat, khususnya dalam situasi perang yang kompleks.Sistem target recognition yang didukung AI juga mencakup perkiraan perilaku musuh berdasarkan probabilitas hingga antisipasi terhadap potensi hambatan.
Contohnya adalah program Target Recognition and Adaptation in Contested Environments (TRACE) DARPA. Program ini menggunakan machine learning untuk mengenali target dan posisinya secara otomatis menggunakan Synthetic-Aperture Radar (SAR).
3. Meningkatkan keamanan siber
Kecerdasan buatan di bidang militer juga bisa dimanfaatkan untuk mencegah serangan siber atau cyber attack. Negara-negara maju saat ini telah memanfaatkan AI untuk mencegah serangan siber.Manfaat AI dalam mencegah cyber attack ini cukup penting. Hal ini karena sektor militer memiliki banyak data penting yang harus dilindungi dan tidak boleh bocor ke publik atau negara lainnya.
Teknologi AI dapat memprediksi serangan siber yang akan datang dengan menggunakan data-data cyber attack sebelumnya. Berkat bantuan AI, peretasan jadi lebih sulit dilakukan sehingga data militer lebih aman.
4. Mendukung alat transportasi dan logistik militer
AI berperan penting dalam transportasi dan logistik seperti pengangkutan senjata, amunisi, hingga pasukan. AI bisa dimanfaatkan untuk merancang rute perjalanan paling efisien di tengah kondisi tertentu.
Tak hanya itu, AI juga mendukung operasi berbagai teknologi pertahanan dan keamanan. Contoh teknologi di bidang pertahanan dan keamanan yang memanfaatkan AI adalah autonomous underwater vehicles (AUV) dan pesawat unmanned aerial vehicles (UAV).
AUV dan UAV sama-sama merupakan kendaraan tanpa awak. Keduanya dapat diprogram untuk misi tertentu, misalnya mendeteksi ancaman di suatu wilayah dengan tujuan memberikan rute perjalanan paling aman bagi pasukan yang ingin melintas.
5. Mendukung latihan tempur
Simulasi pertempuran merupakan salah satu manfaat kecerdasan AI dalam dunia militer. Simulasi menggunakan software berteknologi AI dapat membantu pasukan atau tentara menjalani latihan perang.Simulasi ini memungkinkan pasukan mengenali kondisi perang yang sebenarnya, mulai dari penggunaan senjata yang tepat, membuat keputusan di bawah tekanan, hingga melatih kerja sama tim.
Simulasi ini mirip seperti game peperangan. Salah satu contoh simulasi yang ada adalah Virtual Training & Environment (VIRTE).
Melalui latihan ini, pasukan akan ditempatkan di suatu medan dan bertugas membersihkan gedung dari musuh. Tentunya akan ada lawan virtual untuk menguji kemampuan para peserta pelatihan.
6. Mengoperasikan robot tempur
Contoh AI di bidang militer adalah terciptanya robot tempur. Teknologi modern kini berusaha mengganti pasukan manusia dengan robot karena beberapa alasan.Dibanding manusia, robot dianggap memiliki ketahanan yang lebih baik. Robot lebih tahan terhadap panas, tidak butuh makan dan minum, serta tidak merasakan kelelahan.
Boston Dynamics, salah satu perusahaan pengembang robot asal Amerika, mampu menciptakan robot yang dapat bergerak bebas, menghindari rintangan, atau bertindak sesuai dengan isyarat/tanda di sekelilingnya.
Contoh robot yang dapat digunakan di medan perang adalah robot Spot dan Atlas yang dirancang dapat menaiki tangga atau melompat.
7. Mendukung kebutuhan medis di medan perang
Manfaat AI juga dapat dilihat di bidang kesehatan atau medis di medan perang. Medis merupakan kebutuhan penting dalam militer, khususnya di tengah pertempuran karena dapat mendukung kesehatan pasukan.
Contoh penggunaan AI dalam penyediaan medis di medan perang adalah penggabungan sistem bedah robotik atau robotic surgical systems (RSS) dan robotic ground platforms (RGPs).
Gabungan kedua sistem ini bisa dimanfaatkan untuk menjalankan bedah jarak jauh sebagai operasi penyelamatan.
8. Membantu pengambilan keputusan
Algoritma AI mampu mengumpulkan dan memproses data dalam jumlah besar yang berasal dari berbagai sumber. Data-data inilah yang nantinya dapat membantu pihak militer dalam mengambil keputusan tertentu sekaligus rencana aksi yang akan dilakukan.Melalui data yang terkumpul, AI mampu menganalisis situasi dengan cepat dan efisien sekaligus memberikan keputusan terbaik. Teknologi seperti ini tak hanya menghemat waktu, tapi juga mengurangi human error dalam pemrosesan data.
9. Melengkapi sistem pengawasan
Sektor militer telah menggunakan sistem pengawasan yang dilengkapi dengan AI untuk menciptakan pertahanan yang lebih baik. Sistem pengawasan berkaitan erat dengan deteksi ancaman dan misi intelligence, surveillance, and reconnaissance (ISR).Misi militer ini biasanya menggunakan kendaraan tak berawak seperti drone atau pesawat UAV yang terintegrasi dengan AI. Tugasnya adalah memantau suatu area, mengidentifikasi adanya ancaman, dan melaporkannya kepada tim.
Kelebihan dan Manfaat AI di Dunia Militer
AI atau kecerdasan buatan memiliki kelebihan tersendiri sehingga dimanfaatkan di sektor militer. Lalu, apa manfaat penggunaan Artificial Intelligence?
Berikut beberapa manfaat kecerdasan AI dalam dunia militer:
1. Memungkinkan militer bekerja lebih cepat
AI bisa memproses data dalam jumlah besar dengan cepat dan akurat. Hal ini bisa dimanfaatkan pasukan militer untuk memperoleh informasi tertentu dalam waktu singkat. Data-data dan informasi yang terkumpul akan memengaruhi kecepatan proses pengambilan keputusan dan tindakan selanjutnya.2. Memahami musuh dan medan perang
Semua sensor dan teknologi berbasis AI seperti UAV dapat membantu badan intelijen militer memahami medan perang. AI juga membantu pasukan mengenali musuh dan kemampuannya dengan gambaran yang lebih lengkap.Pemantauan dengan UAV juga menghemat waktu karena bisa dilakukan dengan cepat ketimbang dilakukan secara konvensional oleh manusia.
3. Mengurangi risiko kematian pada pasukan
Mesin berbasis AI seperti robot dapat dipakai untuk melakukan misi-misi berbahaya yang mengancam nyawa. Sistem otonom seperti kendaraan tak berawak dapat dioperasikan dengan aman dan efisien tanpa mengancam nyawa pasukan.Teknologi medis yang didukung AI juga akan sangat membantu pasukan dalam medan perang. Mulai dari diagnosis kesehatan hingga bedah jarak jauh dengan robot, semuanya dapat dilakukan untuk mendukung kesehatan para pasukan militer.
4. Memperkuat pertahanan dan keamanan negara
Secara keseluruhan, teknologi AI mampu membuat pertahanan dan keamanan negara menjadi lebih stabil. Perlengkapan senjata dan berbagai peralatan yang didukung AI mendukung militer bekerja secara cepat dan efisien.Hal ini karena AI bisa dipakai untuk mempersiapkan pasukan dengan kemampuan lebih baik lewat simulasi perang, sekaligus mengurangi risiko human error dalam berbagai misi.
Kekurangan Penggunaan Artificial Intelligence di Dunia Militer
Kecerdasan buatan di bidang militer ternyata juga memiliki kekurangan dan risiko berbahaya. Karena itu, penggunaan AI selalu menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Berikut kekurangan AI di bidang militer dan risikonya yang patut diwaspadai:
1. Potensi eror
Teknologi AI dapat dirancang untuk melakukan tugas tertentu dengan tingkat akurasi tinggi, tapi hal ini tidak sepenuhnya menghilangkan risiko eror pada sistem. Algoritma AI yang super canggih tetap bisa membuat kesalahan, seperti salah menafsirkan situasi sehingga berpotensi menyebabkan hal yang tak diinginkan.Contohnya pada autonomous weapons systems (AWS). Meski senjata canggih ini sangat menguntungkan militer, AWS bisa saja mengalami eror dan malah menargetkan warga sipil tanpa sengaja.
2. Tidak mengenal etika dan moral
AI memiliki kecerdasan layaknya manusia, tapi AI tidak mengenal adanya etika atau moralitas. Sistem AI hanya bertindak berdasarkan data dan program yang sudah dibuat.AI juga tidak mengenal baik atau jahat. Tidak ada jaminan bahwa AI akan memegang prinsip dasar kemanusiaan atau mematuhi hukum humaniter internasional.
3. Biaya tinggi
Teknologi yang canggih tentu membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Hal ini menjadi hambatan tersendiri untuk memperkuat ketahanan militer, terutama bagi negara-negara berkembang.4. Rentan manipulasi data
AI bekerja sesuai program yang dibuat manusia dan sangat bergantung pada data. Jika data tidak dilindungi dengan baik, muncul risiko serangan siber yang memang ditujukan untuk merusak sistem AI dan dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan.Pihak musuh bisa saja meretas sistem AI atau memasukkan data palsu atau salah ke dalam algoritma AI. Sekali lagi, AI tidak bisa memilah baik dan buruk atau baik dan jahat. Data palsu bisa membuat sistem AI mengambil keputusan yang salah dan berbahaya.Penulis: Erika Erilia
Editor: Ibnu Azis & Yonada Nancy