Menuju konten utama

Manfaat BI Rate Turun Buat Investor & Rekomendasi Saham Terbaru

BI Rate turun jadi 5,25% beri peluang cuan di saham, reksadana, dan obligasi. Simak sektor unggulan dan rekomendasi saham Juli 2025 terbaru.

Manfaat BI Rate Turun Buat Investor & Rekomendasi Saham Terbaru
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (ketiga dari kiri) bersama Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (ketiga dari kanan), dan para Deputi Gubernur (dari kiri) Aida S. Budiman, Doni P. Joewono, Juda Agung dan Filianingsih Hendarta memberikan pemaparan kepada media terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Selasa (21/8/2024). aNTARA FOTO/Muhammad Ramdan/aww.

tirto.id - Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 5,25 persen. Penurunan suku bunga ini memberikan dorongan terhadap likuiditas serta menciptakan ruang bagi pemulihan ekonomi nasional.

Bagi investor, keputusan ini menghadirkan berbagai peluang. Di pasar saham, penurunan suku bunga mendorong aliran dana dari instrumen berbunga tetap ke aset berisiko seperti saham.

Sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti perbankan, properti, dan konsumer, berpeluang menguat berkat biaya pinjaman yang lebih rendah. Optimisme ini juga tercermin pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menunjukkan tren positif.

Instrumen lain seperti obligasi dan reksadana pendapatan tetap juga diuntungkan. Harga obligasi cenderung naik saat suku bunga turun, sehingga meningkatkan imbal hasil bagi investor. Selain itu, arus modal asing berpotensi meningkat ke pasar obligasi Indonesia, memperkuat nilai tukar dan memperluas peluang diversifikasi portofolio.

Efek BI Rate Turun Terhadap Pasar Modal

Penurunan BI Rate berdampak langsung terhadap dinamika pasar modal. Suku bunga yang lebih rendah membuat biaya pinjaman korporasi menjadi lebih murah, mendorong ekspansi bisnis dan meningkatkan prospek pertumbuhan laba perusahaan. Hal ini memperkuat daya tarik saham, khususnya bagi investor yang mencari alternatif investasi dengan potensi imbal hasil lebih tinggi dibandingkan instrumen berbasis bunga.

Sebuah studi oleh Liza Fadlilah (2019) menunjukkan bahwa penurunan BI Rate berdampak positif terhadap harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Hubungan antara suku bunga acuan dan harga saham bersifat negatif signifikan, yang berarti bahwa setiap penurunan suku bunga berpotensi mengangkat harga saham BRI. Hal ini didorong oleh prospek pertumbuhan kredit yang lebih besar serta ekspektasi pendapatan yang meningkat.

Meski demikian, respons pasar terhadap penurunan suku bunga tidak selalu instan. Faktor lain seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan kebijakan fiskal turut memengaruhi arah pasar. Karena itu, investor tetap disarankan mempertimbangkan analisis fundamental dan teknikal dalam pengambilan keputusan.

Manfaat BI Rate Turun Buat Investor

Penurunan BI Rate atau suku bunga acuan Bank Indonesia membawa sejumlah dampak positif yang signifikan bagi para investor di pasar modal. Pada dasarnya, kebijakan ini membuat biaya pinjaman menjadi lebih murah dan dapat memicu aktivitas ekonomi.

1. IHSG Menguat dan Peluang Ambil Untung

IHSG mencatat penguatan 0,72 persen ke level 7.192,02 pada Rabu (16/7), didorong oleh penurunan BI Rate ke 5,25 persen dan penurunan tarif resiprokal antara Indonesia dan Amerika Serikat.

Sentimen ini memperkuat optimisme pasar terhadap prospek ekonomi dan ekspor nasional. Secara teknikal, indikator MACD menunjukkan tren positif, dengan peluang penguatan lanjutan jika IHSG mampu menembus resistance di kisaran 7.200–7.250.

Namun, analis mengingatkan potensi aksi ambil untung seiring indikator Stochastic RSI yang berada di area overbought. Jika gagal menembus level resistance tersebut, tekanan jual jangka pendek bisa muncul. Investor disarankan tetap selektif dan mewaspadai sentimen global seperti inflasi Eropa dan data penjualan ritel AS.

2. Kinerja Reksadana dan Obligasi Menguat

Penurunan BI Rate turut mendongkrak kinerja reksadana berbasis obligasi. Ketika suku bunga turun, harga obligasi naik, sehingga meningkatkan Nilai Aktiva Bersih (NAV) reksadana. Kondisi ini memberikan peluang keuntungan bagi investor, baik yang telah menanamkan dana sebelumnya maupun yang baru masuk ke pasar.

Secara historis, tren penurunan suku bunga juga sering diikuti oleh meningkatnya aliran modal asing ke pasar obligasi negara berkembang. Penguatan indeks obligasi dan masuknya dana asing menjadi indikasi kuat bahwa sektor ini tengah berada dalam momentum positif.

3. Menguntungkan Investasi di Sektor Tertentu

Penurunan suku bunga membuka peluang pertumbuhan bagi sektor-sektor yang sensitif terhadap biaya pinjaman. Sektor seperti perbankan, properti, konsumer non-primer, dan infrastruktur digital cenderung diuntungkan oleh peningkatan konsumsi dan investasi.

Didukung pelonggaran moneter global, investor dapat mengatur strategi jangka pendek pada sektor berbasis bunga, sambil mempertimbangkan sektor jangka panjang seperti energi terbarukan. Stabilitas ekonomi dan meningkatnya likuiditas domestik turut memperkuat daya tarik pasar saham Indonesia sebagai tujuan investasi.

Rekomendasi Saham Terbaru Juli 2025

Berdasarkan laporan "Stock Pick | Riset dan Berita Pagi" Mandiri Sekuritas serta data transaksi asing per 15-16 Juli 2025, sejumlah saham menunjukkan prospek menarik. Rekomendasi didasarkan pada akumulasi asing, sinyal beli eksplisit dari sekuritas, serta rilis kinerja dan aksi korporasi positif.

  • SRTG (Saratoga Investama Sedaya Tbk.)
Mendapatkan rekomendasi buy untuk perdagangan harian dari tim riset sekuritas.
  • MAPA (Map Aktif Adiperkasa Tbk.)
Juga direkomendasikan untuk day trade, dengan potensi jangka pendek.
  • INET (Sinergi Inti Andalan Prima Tbk.)
Mencatat lonjakan laba bersih sebesar 666,65% per Juni 2025 dan masuk dalam daftar pembelian asing tertinggi berdasarkan volume.
  • WIFI (Solusi Sinergi Digital Tbk.)
Konsisten masuk dalam daftar Top Foreign Buy (Value) pada 15 dan 16 Juli.
  • BUMI (Bumi Resources Tbk.)
Menjadi saham paling banyak dibeli asing berdasarkan volume, dan masuk lima besar dari sisi nilai.
  • BRMS (Bumi Resources Minerals Tbk.)
Tercatat sebagai salah satu saham dengan pembelian asing tertinggi dari sisi volume dan nilai.
  • CUAN (Petrindo Jaya Kreasi Tbk.)
Menempati posisi teratas Top Foreign Buy (Value) pada 16 Juli dengan nilai transaksi asing mencapai Rp971,96 miliar.

Disclaimer:

Artikel ini memuat rekomendasi dan analisis saham yang berasal dari pihak analis sekuritas terkait, dan tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli maupun menjual saham tertentu. Tirto tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang mungkin timbul dari keputusan investasi. Setiap keputusan jual atau beli sepenuhnya menjadi tanggung jawab investor. Pastikan untuk mempelajari lebih lanjut sebelum melakukan transaksi di pasar modal.

Baca juga artikel terkait BI RATE atau tulisan lainnya dari Astam Mulyana

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Astam Mulyana
Penulis: Astam Mulyana
Editor: Dipna Videlia Putsanra