tirto.id - Anak perempuan usia 5 tahun berinisial APH asal Kota Cilegon ditemukan tewas di Pantai Cihara, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pada Kamis (19/9/2024) pagi. Gadis kecil itu diduga merupakan korban penculikan. Simak kronologinya dalam artikel ini.
APH dilaporkan hilang oleh orang tuanya pada Selasa (17/9/2024) ketika orang tuanya meninggalkannya sendirian di rumah. Dua hari setelah kejadian, APH ditemukan tidak bernyawa di muara Pantai Cihara. Jasad APH ditemukan dalam kondisi dilakban di bagian wajahnya.
“Ditemukan tergeletak di batu-batu dengan muka dilakban berwarna hitam,” kata Kapolsek Cilograng, Iptu Acep, Kamis (19/9/2024) dikutip Kompas.
Acep juga menerangkan, gadis kecil itu ditemukan tewas dengan menggunakan baju berwarna biru dengan gambar karakter Donal Bebek. Tidak hanya dilakban mukanya, gadis kecil malang itu juga mengalami luka lebam di beberapa bagian tubuhnya. Jasad korban diotopsi di Rumah Sakit Bhayangkara.
Setelah penemuan jasad tersebut, pihak kepolisian melakukan penyidikan untuk mengidentifikasi pelaku. Pihak kepolisian juga belum bisa memastikan apakah pelaku merupakan orang sekitar atau orang yang tidak dikenal.
“Sampai saat ini kami masih melakukan penyidikan, belum bisa kami simpulkan lebih detailnya lagi,” kata Kasat Reskrim Polres Cilegon, AKP Hardi Meidikson Samula, dikutip dari tayangan YouTube BeritaSatu, Jumat (20/9/2024).
Kronologi Anak 5 Tahun di Cilegon Ditemukan Tewas Diduga Diculik
Kronologi hilangnya APH bermula ketika ibu korban, meninggalkan putrinya itu sendirian di dalam rumah kontrakan pada Selasa (17/9/2024) siang. Menurut keterangan tetangga korban, sang ibu meninggalkan APH karena ingin menjemput suaminya untuk makan siang.
"Kejadian sekitar jam 1 siang, posisi si ibu lagi jemput suaminya untuk makan siang dan si anak berada di dalam rumah," ujar Arif, tetangga korban, Kamis (19/9/2024).
Korban ditinggalkan ibunya di dalam rumah sedang bermain dan menggambar. Selang 15 - 20 menit kemudian, ibu korban pulang, dan tidak menemukan anaknya di dalam rumah.
Ketika tidak mendapati keberadaan anaknya, ibu korban yang panik lantas memberitahu tetangga samping rumahnya, istri Arif, yang saat itu sedang sakit di dalam rumah.
Arif menduga APH diculik, sebab pada saat kejadian kondisi rumah ditinggalkan dalam keadaan rapi, pintu ditutup kembali dan tidak ada barang berharga yang hilang. Korban bahkan membawa sandal yang terletak di depan rumahnya.
"Atm sama uang enggak diambil, (korban) hanya bawa handphone ibunya," jelasnya.
Pihak kepolisian melakukan pelacakan handphone yang dibawa korban. Posisi GPS handphone tersebut sempat terlacak berada di Jombang. Tidak lama kemudian, GPS tidak bisa lagi dilacak. Dua hari kemudian, APH ditemukan tewas.
Orang Tua Korban Diduga Sempat Terima Ancaman Penculikan
Menurut pengakuan tetangga korban, Hanifa, sebelum kejadian tersebut ibu korban pernah mengatakan bahwa menerima ancaman penculikan oleh orang tidak dikenal.
Ancaman tersebut kata Hanifah diterima oleh ibu korban lewat pesan WhatsApp. Pesan ancaman itu mengatakan, orang tak dikenal akan menculik APH dan membuat cacat ibu dan ayah APH.
Hanifa menduga hal tersebut berkaitan dengan masalah utang piutang. Pasalnya, ibu APH kerap memberikan kredit barang. Ada kemungkinan orang tidak dikenal itu sakit hati sehingga mengirim pesan ancaman.
"Kayaknya sih masalah utang piutang HP. Mamah APH kan sering utangin barang, istilahnya kredit barang," ucap Hanifah.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra