Menuju konten utama

Konsumsi Rumah Tangga Indonesia Melambat Meski Ada Momen Lebaran

Meski melambat konsumsi rumah tangga masih mengalami pertumbuhan karena didorong oleh liburan di akhir periode Ramadan hingga menjelang Hari Raya Idulfitri.

Konsumsi Rumah Tangga Indonesia Melambat Meski Ada Momen Lebaran
Warga berbelanja kebutuhan pokok di salah satu supermarket kawasan Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (9/3/2025). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Spt.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2025 tercatat tumbuh sebesar 4,89 persen. Ini lebih rendah dari pertumbuhan yang terjadi di kuartal I-2024 sebesar 4,91 persen maupun dibandingkan kuartal IV-2024 yang sebesar 4,98 persen (yoy).

Meski tumbuh lambat, konsumsi rumah tangga ini berkontribusi mencapai 54,53 persen terhadap perekonomian nasional yang tumbuh 4,87 persen di kuartal I-2025. Hanya saja, momentum puasa terjadi dan Lebaran pada Maret 2025 tak mampu menyokong pertumbuhan konsumsi rumah tangga.

Pada saat yang sama, konsumsi pemerintah yang juga biasa menjadi sumber pertumbuhan nasional justru mengalami kontraksi sebesar 1,38 persen. Kontribusi konsumsi pemerintah mencapai sebesar 5,88 persen.

“Terutama, kalau kita bandingkan secara year on year, di saat triwulan I tahun lalu ada belanja pemerintah yang cukup besar, terutama untuk pemilihan umum. Jadi, tahun lalu ada pemilu, di tahun ini tidak ada pemilu,” jelas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers Rilis BPS, di Kantor BPS, Senin (5/5/2025).

Sementara itu, konsumsi rumah tangga masih mengalami pertumbuhan karena didorong oleh liburan di akhir periode Ramadan hingga menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah.

Selain konsumsi rumah tangga, menurut pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga didorong oleh investasi yang tercermin dalam Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), di mana pada kuartal I 2025 tumbuh sebesar 2,12 persen, dengan kontribusi mencapai 28,03 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

“Selain itu, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 juga ditopang oleh komponen PMTB dengan sumber pertumbuhan 0,65 persen dan net ekspor dengan sumber pertumbuhan 0,83 persen, sementara itu konsumsi pemerintah memberikan sumber pertumbuhan sebesar -0,08 persen,” sambung Amalia.

Sumber pertumbuhan net ekspor tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekspor yang mencapai 6,78 persen di kuartal I 2025, dengan kontribusi terhadap perekonomian sebesar 22,30 persen. Sebaliknya, impor yang tumbuh sebesar 3,96 persen justru mengalami kontraksi, dengan distribusi tercatat sebesar -19,74 persen.

Sedangkan, konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) berkontribusi sebesar 1,39 persen terhadap PDB, dengan pertumbuhan mencapai 3,07 persen.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa Pemerintah terus mendorong konsumsi domestik dalam rangka pertumbuhan ekonomi.

“Sebagaimana kita ketahui bahwa sektor konsumsi rumah tangga berkontribusi 54 persen terhadap PDB. Hal ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk terus menggerakkan perekonomian nasional dan mengoptimalkan potensi ekonomi dalam negeri,” ujar Menko Airlangga, dikutip dari keterangan resminya, Senin (5/5/2025).

Selaras dengan kebijakan tersebut, berbagai program sukses mendorong konsumsi dalam negeri dan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pemerintah mencatat Program Friday Mubarak dan Belanja di Indonesia Aja (BINA) Lebaran berhasil meraih nilai transaksi lebih dari Rp100 triliun.

“Capaian ini mencerminkan antusiasme masyarakat dalam berbelanja produk dalam negeri serta efektivitas program kolaboratif untuk mendukung pengembangan usaha lokal, meningkatkan daya saing produk UMKM Indonesia di pasar domestik, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Menko Airlangga.

Baca juga artikel terkait KONSUMSI RUMAH TANGGA atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra