Menuju konten utama

Konflik Sosial dalam Kehidupan Masyarakat: Pengertian-Sebab, Dampak

Jika dampak itu positif, akan membawa pengaruh baik bagi komunitas atau masyarakat bersangkutan, demikian juga sebaliknya.

Konflik Sosial dalam Kehidupan Masyarakat: Pengertian-Sebab, Dampak
Ilustrasi Sosiologi. foto/Istockphoto

tirto.id - Konflik menjadi tak terhindarkan dalam kondisi masyarakat yang beraneka ragam. Sesekali terjadi gesekan antara satu orang atau kelompok dengan pihak lainnya lantaran masyarakat memiliki latar belakang, cara hidup, dan perspektif yang berbeda

Secara bahasa, KBBI menuliskan bahwa konflik adalah cekcok, perselisihan, atau pertentangan. Sementara laman Kemendikbud menuliskan bahwa konflik adalah suatu gejala sosial yang lazim muncul dalam kehidupan bermasyarakat akibat dari proses interaksi sosial untuk mencapai tujuan dan cita-citanya dengan menyisihkan lawannya.

Yang perlu menjadi catatan adalah usaha manajemen atau resolusi terhadap itu lantaran konflik adalah suatu hal lazim. Hal ini dikarenakan suatu konflik dapat mengendap dan berakibat buruk jika tak terselesaikan.

Meski tidak selalu identik dengan kekerasan, kadang kala konflik dapat berakhir dengan tindakan agresif, baik secara verbal atau fisik. Jika demikian, konsekuensi negatif dari konflik yang tak terselesaikan dapat berujung kekerasan dan disintegrasi. Akibatnya, salah satu atau kedua belah pihak menanggung kerugian dari konflik tersebut.

Pengertian dan Sebab Konflik Sosial

Secara definitif, konflik sosial adalah salah satu proses sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih untuk menghancurkan dan mengungguli pihak lain, sebagaimana dikutip dari buku Badai Pasti Berlalu (2018) yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sebab konflik sosial itu beragam, seperti perbedaan individu yang terdiri dari perbedaan perasaan dan pendapat, misalnya, ada juga perbedaan kepentingan, baik ekonomi, sosial, politik, dan lain sebagainya.

Namun, intinya, menurut Karl Marx dan Ralf Dahrendorf, konflik sosial didasari oleh pembagian kelas, yaitu kelas borjuis dan kelas proletar.

Secara singkat dan sederhana, kelas borjuis adalah orang-orang yang memiliki modal dan kekayaan, seperti pebisnis, penguasa, dan lain sebagainya. Sedangkan kelas proletar adalah orang-orang yang tidak memiliki modal dan minim kekayaan, macam tukang, buruh, dan lain sebagainya.

Dampak Konflik Sosial

Secara umum, konflik sosial punya dampak positif dan negatif bagi suatu masyarakat. Jika dampak itu positif, akan membawa pengaruh baik bagi komunitas atau masyarakat bersangkutan, demikian juga sebaliknya.

Namun, sepositif apa pun dampak konflik sosial tersebut, tentu saja akan dirasakan emosi negatif, cekcok, dan selisih yang kadang kala berpengaruh buruk pada pihak lain. Dampak positif dan negatif ini tak bisa dipandang secara hitam putih, melainkan harus dilihat proporsional.

Sebagai contoh, dampak positif dapat dirasakan di suatu komunitas terbatas, sedangkan di komunitas lain akan berdampak negatif. Bisa juga, dampak negatifnya kadang kala lebih besar daripada dampak positifnya atau sebaliknya.

Pertama, dampak positif konflik sosial adalah sebagai berikut:

- Umumnya, konflik dapat membantu mengembalikan norma-norma lama untuk ditelaah dan menciptakan norma-norma baru.

- Konflik sering kali menjadi cara untuk mengurangi ketergantungan antar-individu dan kelompok.

- Lazimnya, konflik meningkatkan solidaritas dan ikatan sosial sesama anggota kelompok yang sedang mengalami konflik.

- Konflik memunculkan rasa kompromi apabila pihak yang berkonflik berada dalam kekuatan yang seimbang. Di sini, pihak-pihak berkonflik harus melepaskan ego masing-masing dan menoleransi pihak lain.

Kedua, dampak negatif konflik dapat berujung pada perpecahan, disintegrasi, kekerasan, perselisihan, permusuhan, hingga jatuhnya korban jiwa.

Baca juga artikel terkait KONFLIK SOSIAL atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Ibnu Azis