Menuju konten utama

Kondisi Terkini Turki 21 Maret & Kenapa Rival Erdogan Ditangkap?

Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu yang jadi rival Erdogan ditangkap dengan tudingan korupsi dan terorisme. Demo di sejumlah wilayah Turki pun pecah.

Kondisi Terkini Turki 21 Maret & Kenapa Rival Erdogan Ditangkap?
Ilustrasi bendera Turki. ANTARA FOTO/REUTERS/Vincent Kessler

tirto.id - Turki tengah dilanda krisis usai rival utama Erdogan, Ekrem Imamoglu yang merupakan Wali Kota Istanbul ditangkap pada Rabu pagi, 19 Maret 2025 waktu setempat atas dugaan korupsi dan isu terorisme. Imamoglu ditangkap berbarengan dengan surat perintah penahanan terhadap 100 orang lainnya.

Diwartakan AP News, Ekrem Imamoglu dikenal sebagai wali kota Istanbul sekaligus tokoh populer yang berhasil mengalahkan partai berkuasa Recep Tayyip Erdogan dalam tiga pemilihan lokal.

Imamoglu tercatat pernah memenangkan pemilihan umum pada tahun 2019 yang sekaligus memberi pukulan bersejarah bagi Erdogan dan partainya Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Parti) yang telah menguasai Istanbul selama seperempat abad. Sayangnya, saat itu Imamoglu hanya menjabat sebagai wali kota selama 18 hari saja sebelum hasil pemilihanya dibatalkan lantaran adanya dugaan kecurangan pemilu.

Pembatalan tersebut memicu diadakannya kembali pemilihan ulang beberapa bulan berselang, dan hasilnya tetap dimenangkan Imamoglu dengan margin yang jauh lebih besar daripada pemilihan yang pertama.

Tiga hari sebelum ditangkap, Partai Rakyat Republik alias CHP, dijadwalkan akan mengadakan pemilihan pendahuluan dengan sosok Imamoglu yang akan diusung sebagai calon presiden untuk pemilihan mendatang yakni Pemilu Turki 2028 dan diprediksi menjadi pesaing utama Erdogan.

Kemudian pada hari Selasanya, sebuah universitas di Istanbul membatalkan ijazah Imamoglu, yang secara tidak langsung mendiskualifikasi dirinya dari pemilihan presiden berikutnya lantaran memiliki gelar dari universitas adalah salah satu syarat wajib untuk mencalonkan diri dalam pemilihan umum di Turki.

Sehari berselang Anadolu mengabarkan jaksa Istanbul mengeluarkan surat perintah untuk menangkap Ekrem Imamoglu beserta lebih dari 100 orang lainnya sebagai bagian dari penyelidikan terhadap dugaan kasus korupsi dan aksi teror yang dilakukan oleh orang-orang tersebut.

Mereka dituduh telah melakukan pemerasan dan banyak kejahatan keuangan lainnya. Bahkan, Imamoglu dituding membantu kelompok PKK dalam pembentukan aliansi dengan organisasi induk Kurdi untuk pemilihan umum kota Istanbul. PKK adalah kelompok yang masuk dalam daftar teroris di Turki.

Imamoglu juga mengunggah sebuah video yang menarasikan bahwa masyarakat Turki, terutama Istanbul tengah menghadapi tirani besar. Adapun demikian, hal tersebut tidak akan membuatnya patah semangat.

“Kita tengah menghadapi tirani besar, tetapi saya ingin Anda tahu bahwa saya tidak akan patah semangat,” kata Imamoglu, dikutip dari Al Jazeera.

Menurut Kementerian Kehakiman Turki, penangkapan Imamoglu ini tidak ada kaitannya dengan pemerintah, melainkan karena adanya dugaan tindakan korupsi dan aksi terorisme.

CHP Sebut Penangkapan Imamoglu Sebagai "Kudeta"

CHP dan kritikus oposisi lainnya menyebut bahwa dalam insiden penangkapan Ekrem Imamoglu ini diduga ada rencana bermotif politik terhadap salah satu politisi paling populer di Turki. CHP juga menuduh pemerintah Erdogan telah melakukan "kudeta" untuk mencegah kebangkitan politiknya.

Dalam sebuah jajak pendapat, CHP membeberkan bahwa hasilnya menunjukkan bahwa Imamoglu dapat mengalahkan Erdogan jika ia mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan mendatang.

Namun kritikus oposisi, Cagaptay menyebut bahwa Erdogan selalu punya banyak cara untuk melemahkan pencalonan Imamoglu, seperti memanfaatkan kontrolnya atas media hingga lembaga peradilan.

Tak hanya itu, dalam beberapa bulan terakhir juga Turki dihadapkan dengan berbagai aksi penangkapan dan tindakan keras yang menargetkan tokoh politik, aktivis, jurnalis, hingga wali kota terpilih yang telah dicopot jabatannya serta digantikan oleh pejabat yang ditunjuk pemerintah.

Kondisi Terkini Turki Pasca Imamoglu Ditangkap: Demo Pecah

Setelah penangkapan Imamoglu dan 100 lebih orang lainnya beserta kekerasan yang kian meningkat dari pemerintah, memicu kondisi krisis di Turki dan memecahkan aksi demonstrasi besar-besaran sejak 19 Maret 2025 hingga saat ini.

Tak lama penangkapan wali kota Istanbul itu, para pengunjuk rasa langsung memenuhi jalanan dn kampus-kampus yang meneriakkan slogan-slogan antipemerintah. Bahkan, terdapat laporan adanya bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi di kota terbesar di Turki.

Meskipun pemerintah telah memberikan larangan, gelombang protes akan diperkirakan berlangsung terus dan terus meluas hingga ke seluruh negeri setelah para pemimpin oposisi, termasuk istri Imamoglu, mendesak orang-orang untuk "bersuara".

Aksi protes di hari kedua pada 20 Maret kian meningkat dan mencekam, dimana polisi Istanbul telah menggunakan gas air mata dan peluru karet terhadap para demonstran di malam kedua, menurut laporan BBC.

Sejumlah mahasiswa juga banyak yang berbaris di jalan sambil meneriakkan bahwa mereka tidak takut, tidak akan dibungkam, dan tidak akan patuh, sesuai slogan oposisi umum Turki.

Aksi demonstrasi di hari kedua kemarin juga terjadi di Balai Kota Istanbul yang memicu bentrokan antara pengunjuk rasa dengan kepolisian setempat. Sedangkan di Ankara, polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan pendemo yang menyebar juga di wilayah Izmir dan Adzana.

Hingga kini, ketegangan politik di Turki masih belum berangsur membaik usai penangkapan rival utama Erdogan dalam pemilihan mendatang, yakni Ekrem Imamoglu.

Baca juga artikel terkait ERDOGAN atau tulisan lainnya dari Imanudin Abdurohman

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Imanudin Abdurohman
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Yantina Debora