Menuju konten utama

Komdigi: Kerugian Finansial Spam dan Scam Capai Rp476 Triliun

Komdigi mencatat kerugian finansial yang diderita masyarakat karena kejahatan siber berupa spam dan scam mencapai Rp476 miliar. Bagaimana antisipasinya?

Komdigi: Kerugian Finansial Spam dan Scam Capai Rp476 Triliun
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patria memberikan sambutan saat peluncuran laporan AI Policy Dialogue Country Report di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta, Senin (28/7/2025). Pemerintah Indonesia dan Inggris meluncurkan AI Policy Dialogue Country Report yang merupakan laporan untuk menjadi landasan penyusunan regulasi dan peta jalan nasional pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) yang inklusif dan bertanggung jawab. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz

tirto.id - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mencatat kerugian finansial yang diderita masyarakat karena kejahatan siber berupa spam dan scam mencapai Rp476 miliar. Menurut Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria, itu angka yang fantastis karena hanya dicatat dalam periode tiga bulan, mulai November 2024 hingga Januari 2025.

“Waktu yang sangat singkat saya kira, kurang lebih tiga bulan, kerugian finansial akibat kejahatan siber ini mencapai angka fantastis, hampir setengah triliun atau Rp476 miliar. Hanya dalam waktu singkat,” katanya, dalam acara AI untuk Kita Semua, dikutip Sabtu (9/8/2025).

Jika dirinci, 64 persen spam terjadi di kanal seluler, dengan lebih dari separuhnya menggunakan modus malware dan penipuan lewat pesan singkat atau SMS. Sementara itu, sampai pertengahan 2025, Nezar menyebut telah menerima kurang lebih 1,5 juta laporan penipuan digital.

“Angka-angka ini bukan sekadar statistik. Ini adalah peringatan bahwa kita harus bertindak cepat dan bersama,” sambungnya.

Berbekal maraknya kasus kejahatan siber ini, pemerintah lantas berkomitmen untuk menciptakan ruang digital yang aman, bersih dan berjaya bagi seluruh masyarakat. Untuk mengatasi persoalan ini, Komdigi juga telah menggandeng para pelaku usaha, salah satunya Indosat Ooredoo Hutchison untuk melindungi masyarakat dari bahaya scam dan spam.

“Komdigi di sini terus melakukan dialog, terus melakukan monitoring, juga berhubungan dengan berbagai pihak dan mendorong regulasi yang kuat untuk menggiatkan edukasi publik, serta memperkuat pertahanan di kalangan masyarakat, (agar) terliterasi dengan baik, agar bisa mencegah atau terhindari dari kejahatan siber,” tegas Nezar.

Selain Komdigi, Asia Scam Report yang dirilis Global Anti-Scam Alliance (GASA) juga mencatat pada 2024 sebanyak 65 persen masyarakat Indonesia menerima upaya penipuan setiap minggunya. Upaya itu dilakukan melalui berbagai saluran, mulai dari penipuan teks, tawaran kerja palsu, hingga skema penipuan investasi.

Karena itu, Indosat lantas menciptakan fitur anti-spam dan anti-scam yang mengandalkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk melindungi masyarakat dari ancaman kejahatan siber.

President Director sekaligus CEO Indosat, Vikram Sinha, mengatakan fitur anti-spam dan anti-scam ini merupakan hasil kolaborasi antara Indosat dengan berbagai mitra teknologi dan didukung oleh Mastercard, organisasi global yang mewakili kepentingan operator seluler di seluruh dunia Global System for Mobile Communication Association (GSMA) serta GASA.

“Ini adalah sesuatu yang dibangun di Indonesia untuk Indonesia. Bukan produk impor, bukan hasil resell dari luar. Dan semuanya dilatih di sini, oleh talenta Indonesia,” tutur Vikram. “Indosat meyakini bahwa perlindungan digital adalah hak dasar setiap masyarakat Indonesia,” lanjutnya.

Baca juga artikel terkait KEJAHATAN SIBER atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Rina Nurjanah