Menuju konten utama

Komdigi Buka Layanan Pengaduan Spam Call dari Nomor Tak Dikenal

Masyarakat bisa mengadukan nomor yang diduga melakukan spam call ke website aduannomor.id.

Komdigi Buka Layanan Pengaduan Spam Call dari Nomor Tak Dikenal
Direktur Jenderal (Dirjen) Digital Kemkomdigi, Edwin Hidayat Abdullah, saat konferensi pers di Gedung Kemkomdigi, Jakarta Pusat, Jumat (16/5/2025). tirot.id/Umay

tirto.id - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) membuka layanan pengaduan spam call atau panggilan telepon yang tidak diinginkan dari nomor yang tidak dikenal.

Direktur Jenderal (Dirjen) Digital Kemkomdigi, Edwin Hidayat Abdullah, mengatakan bahwa setelah proses pengadilan, pihaknya akan melakukan pemblokiran jika sebuah nomor terbukti melakukan spam.

"Kami membuka portal laporan dan juga nomor aduan. Jika ada dapet spam atau segala macam, laporkan aja, nanti di blokir," kata Edwin di Gedung Kemkomdigi, Jakarta Pusat, Jumat (16/5/2025).

Edwin menjelaskan bahwa masyarakat bisa mengadukan nomor yang diduga melakukan spam call ke website aduannomor.id.

Lebih lanjut, Edwin menjelaskan bahwa spam call ini kerap terjadi karena nomor induk kependudukan (NIK) atau nomor telepon tersebar kepada pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Spam call itu bisa dilakukan karena nomor kita dipakai. NIK kita atau nomor kartu keluarga kita itu dipakai sama orang-orang tidak bertanggung jawab," tuturnya.

Oleh karena itu, Edwin menjelaskan bahwa salah satu langkah yang diambil oleh Kemkomdigi adalah membuat aturan bahwa setiap satu NIK hanya bisa digunakan untuk tiga nomor di operator yang sama.

"Makanya kami cari jalan bahwa satu, kami minta operator seluler ini membatasikan tiga [nomor],” tuturnya.

Kemudian, Edwin juga menjelaskan bahwa pihaknya mendorong masyarakat untuk menggunakan e-SIM untuk keamanan data dan mengurangi adanya spam call.

Menurut Edwin, penggunaan e-SIM akan memastikan bahwa pendaftar merupakan pemilik NIK yang didaftarkan. Dia juga mengatakan bahwa sejak satu bulan lebih berlalu, sudah ada 700 ribu pengguna e-SIM di Indonesia.

"Per minggu lalu, belum banyak sih semenjak di-launch 1,5 bulan yang lalu. Baru sekitar 700 ribuan juga," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait ADUAN WARGA atau tulisan lainnya dari Auliya Umayna Andani

tirto.id - Flash News
Reporter: Auliya Umayna Andani
Penulis: Auliya Umayna Andani
Editor: Fadrik Aziz Firdausi