tirto.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana mengoperasikan taksi air atau water taxi sebagai moda transportasi alternatif dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menuju kawasan wisata seperti Kuta, Seminyak, dan Canggu.
Dengan layanan ini, waktu tempuh perjalanan yang biasanya memakan waktu 1-2 jam melalui jalur darat diproyeksikan bisa dipangkas hingga hanya 20 menit.
"Kalau terindikasi sebenarnya kalau lewat darat ini sekitar 1-2 jam, kalau dari indikasi awal lewat laut ini diupayakan mudah-mudahan bisa 20 menit," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Lollan Andy Sutomo Panjaitan, dalam bincang media di Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Sebelum program ini diimplementasikan, ia menekankan pentingnya kajian komprehensif terkait aspek teknis, ekonomis, serta sosial-budaya.
Faktor-faktor seperti kontur laut, kondisi alam, dan dampak lingkungan turut diperhitungkan dengan matang sembari melakukan survei lokasi yang cocok untuk pembangunan shelter taksi laut ini.
"Kebetulan saat ini sedang disurvei, mudah-mudahan ada lokasi-lokasi yang tepat untuk bisa dilaksanakan pembangunan dengan efek lingkungan yang bisa diperhitungkan, atau mungkin dampaknya bisa diatasi," ujarnya.
Selain itu, aspek sosial-budaya juga menjadi pertimbangan utama mengingat Bali memiliki tradisi dan budaya yang kental.
"Apakah wilayah tersebut juga ada keterkaitannya dengan kebijakan daerah, tentang terkait dengan situs-situs yang religi, dan juga tata-tata aturan lainnya yang perlu kita penuhi," tambahnya.
Sementara itu, untuk mewujudkan rencana ini Kemenhub telah menjalin kolaborasi lintas instansi, termasuk dengan pemerintah daerah. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) ditunjuk sebagai operator, sementara Universitas Udayana akan memberikan dukungan dari sisi penelitian.
Lollan menyatakan bahwa sinkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah telah berjalan, termasuk dalam hal percepatan perizinan. Adapun, program taksi air ini merupakan salah satu upaya Kemenhub untuk mengurangi kemacetan di Bali, khususnya di rute bandara menuju destinasi wisata.
"Terutama perizinan-perizinan yang terkait dengan Kementerian Perhubungan tentunya kita siap memberikan dukungan untuk percepatan," jelasnya.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































