Menuju konten utama

Kapan Puncak Hujan Meteor Orionid Oktober 2025 & Cara Melihat

Puncak hujan meteor Orionid terjadi pada 22-23 Oktober 2025. Ketahui apa itu hujan meteor Orionid dan bagaimana cara melihat fenomena alam ini.

Kapan Puncak Hujan Meteor Orionid Oktober 2025 & Cara Melihat
Ilustrasi Hujan Meteor. foto/istockphoto

tirto.id - Salah satu fenomena astronomi yang terjadi pada Oktober 2025 ini adalah hujan meteor Orionid. Ketahui kapan puncak hujan meteor ini dan bagaimana cara melihatnya.

Meteor Orionid mencapai puncaknya pada pertengahan Oktober setiap tahunnya. Ini sering dianggap sebagai salah satu hujan meteor terindah sepanjang tahun.

Adapun meteor Orionid dikenal karena kecerahan dan kecepatannya. Meteor ini cepat, dengan kecepatan sekitar 66 kilometer per detik ke atmosfer Bumi.

Selain itu, meteor Orionid juga dibingkai oleh beberapa bintang paling terang di langit malam. Inilah yang memberikan latar belakang spektakuler untuk meteor yang mencolok ini.

Lalu, kapan terjadinya puncak hujan meteor Orionid pada Oktober 2025 ini? Simak penjelasan berikut ini beserta tips cara melihatnya.

Apa Itu Hujan Meteor Orionid?

Mengutip laman resmi NASA, meteor berasal dari sisa partikel komet dan pecahan asteroid. Ketika komet mengelilingi matahari, debu yang dipancarkannya perlahan menyebar menjadi jejak debu di sekitar orbitnya.

Meteor Orionid ini berasal dari komet 1P/Halley. Ia berada di sebelah utara bintang terang Betelgeuse di konstelasi Orion.

Setiap kali Halley kembali ke tata surya bagian dalam, intinya melepaskan es dan debu batuan ke luar angkasa. Butiran debu itu akhirnya menjadi Orionid pada bulan Oktober dan Eta Aquarid pada bulan Mei jika bertabrakan dengan atmosfer Bumi.

Sebagai informasi, komet Halley ini membutuhkan waktu sekitar 76 tahun untuk sekali mengorbit Matahari. Terakhir kali komet ini terlihat oleh pengamat biasa adalah pada 1986. Komet ini baru akan memasuki tata surya bagian dalam pada 2061 mendatang.

Ketika bertabrakan dengan atmosfer Bumi, meteor yang bergerak dengan kecepatan sekitar 41 mil atau 66 kilometer per detik ini dapat meninggalkan “kereta” bercahaya. Bentuknya yakni puing-puing pijar di belakang meteor. Ini berlangsung selama beberapa detik hingga menit.

Terkadang, bahkan, dapat berubah menjadi bola api. Hal ini dapat diperhatikan melalui ledakan cahaya yang berkepanjangan saat mengamati hujan meteor orionid.

Kapan Puncak Hujan Meteor Orionid Terjadi?

Hujan meteor Orionid terjadi atau aktif selama 2 Oktober hingga 12 November 2025. Namun, puncaknya baru diperkirakan terjadi pada 22-23 Oktober 2025.

Penggemar fenomena astronomi atau warga dunia dapat mengamati hujan meteor Orionid di bawah langit gelap. Peristiwa ini bisa mencapai sekitar 5 hingga 6 meteor per jam.

Hujan meteor akan berlangsung hingga fajar atau sampai matahari berangsur terbit. Sementara itu, waktu terbaik untuk menonton yakni saat tengah malam di wilayah berlangit cerah dan minim cahaya lampu.

Cara Melihat Hujan Meteor Orionid

Laman resmi NASA juga memberi tips menonton hujan meteor Orionid. Meteor Orionid ini dapat diamati di belahan Bumi utara dan selatan setelah tengah malam.

Paling penting, untuk menonton fenomena alam ini, carilah area yang jauh dari kota atau lampu jalan. Kemudian, persiapkan diri dengan kantong tidur, selimut, atau kursi taman.

Untuk menonton hujan meteor, dapat dilakukan dengan berbaring telentang dengan kaki menghadap tenggara jika berada di belahan Bumi utara; atau timur laut jika berada di belahan Bumi selatan.

Mata melihat ke atas, lalu nikmati pemandangan langit sebanyak mungkin. Ini mungkin memerlukan adaptasi agar mata terbiasa melihat objek dalam gelap.

Dalam waktu kurang dari 30 menit dalam kegelapan, mata kemudian dapat beradaptasi. Saat itulah waktu mulai dapat melihat meteor dengan baik.

Pembaca yang ingin membaca artikel sejenis terkait hujan meteor dapat mengakses tautan berikut ini.

Link Artikel Hujan Meteor

Baca juga artikel terkait HUJAN METEOR atau tulisan lainnya dari Umu Hana Amini

tirto.id - Edusains
Kontributor: Umu Hana Amini
Penulis: Umu Hana Amini
Editor: Wisnu Amri Hidayat