Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Jika AHY Jadi Cawapres Anies Baswedan: Bagaimana Untung Ruginya?

Upaya AHY yang memaksa diri untuk jadi cawapres dinilai dapat membuat komposisi koalisi berjalan setengah hati.

Jika AHY Jadi Cawapres Anies Baswedan: Bagaimana Untung Ruginya?
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (ketiga kanan) berjabat tangan dengan Gubernur DKI Jakarta yang juga calon presiden dari Partai Nasdem Anies Baswedan (kedua kiri) saat akan melakukan pertemuan di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jumat (7/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nym.

tirto.id - Agus Harimurti Yudhoyono nampak memancarkan senyuman saat bertemu dengan Surya Paloh di Wisma Nusantara di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (26/10/2022). Pria yang akrab disapa AHY itu baru saja mendulang angka survei cukup tinggi dari Litbang Kompas sebesar 6,6 persen sebagai calon wakil presiden. AHY ada di posisi kelima di bawah Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo.

Selain elektabilitas AHY yang meningkat, posisi Partai Demokrat juga kian menguat. Bahkan posisinya berada di klasemen partai papan atas, setara dengan PDIP, Gerindra, dan Golkar dengan perolehan survei 14,0 persen.

Dua modal di atas membuat AHY semakin berani untuk menawarkan diri menjadi cawapres bagi Anies Baswedan. Sejumlah upaya pertemuan pun dia lakukan. Dari bertemu Anies di rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan bersama tim kecil gabungan Nasdem, Demokrat dan PKS. Lalu, ditindaklanjuti dengan bertemu Surya Paloh selaku ketum Nasdem, parpol yang mengusung Anies.

“Ya kami pribadi terus menyiapkan, apa pun tugas yang harus kami jalankan. Pada saatnya apa pun itu pekerjaannya dan di mana pun itu harus siap," kata AHY.

AHY merasa yakin posisi Demokrat yang saat ini menguat menjadi modal kuat baginya untuk mendampingi Anies Baswedan. Putra sulung ABY itu memiliki tenggat waktu hingga 10 November mendatang sebelum deklarasi koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS.

“Sekali lagi saya ingin meyakinkan semuanya untuk menjadi satu. Nanti pada saatnya akan dibahas secara khusus," ujarnya.

Menanggapi hal itu, Surya Paloh membuka diri dan tidak menutup kemungkinan bahwa AHY bisa mengisi kursi cawapres. Bagi Paloh, AHY bisa menjadi salah satu kandidat yang patut diberikan kesempatan untuk mencoba agar bisa mengisi posisi cawapres mendampingi Anies.

“Kalau saya ini sebagai orang tua. Kalau yang baik-baik pasti saya restui,” kata Paloh.

Meski demikian, Paloh menyerahkan sepenuhnya keputusan kandidat cawapres itu kepada Anies Baswedan. Sebagaimana yang disampaikan pada saat awal deklarasi Anies sebagai capres beberapa waktu lalu.

“Sudah saya serahkan sepenuhnya kepada Pak Anies,” kata Paloh menegaskan.

Akar Rumput Nasdem Enggan Memilih AHY

Walaupun Surya Paloh nampak terbuka dengan upaya AHY yang ingin mendampingi Anies Baswedan, tapi hal itu tak sejalan dengan suara pemilih Nasdem di akar rumput. Hasil Litbang Kompas menampilkan 41,6 pemilih Nasdem tidak berminat untuk memilih pasangan Anies Baswedan dan AHY. Peminat dari pasangan ini hanya 36,6 persen dari pemilih Nasdem.

Di sisi lain, Anies Baswedan mendapat daya tarik yang tinggi bila disandingkan dengan Sandiaga Uno yang disukai hingga 49,7 persen. Di posisi kedua ada Ridwan Kamil, dengan suara yang mencapai 41,4 persen. Selisih yang cukup apabila dibandingkan dengan suara AHY bila menjadi cawapres dari Anies Baswedan.

Partai Demokrat berupaya mendekati PKS yang juga menawarkan Ahmad Heryawan sebagai kandidat cawapres Anies. Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menyampaikan, pihaknya menghormati PKS dalam menunjuk mantan gubernur Jawa Barat itu.

“Demokrat menghormati dan menyambut baik pencawapresan Aher sebagai cawapres PKS. Itu adalah kedaulatan PKS, calon mitra koalisi kami, sebagai parpol yang mandiri dan independen," kata Herzaky.

Menanggapi upaya pendekatan Demokrat untuk memuluskan jalan duet Anies-AHY, Juru Bicara PKS, Muhammad Kholid menyerahkan sepenuhnya hasil akhir kebijakan kepada Majelis Syuro. Kholid yang merupakan pengurus DPP menyebut hanya bertugas untuk membuka jalan dan melihat potensi AHY apakah sesuai dengan keinginan. Serta apakah layak untuk menggantikan Aher.

“Terkait usulan Anies-AHY, kami tidak ingin terburu-buru. Kita lihat nanti bagaimana kemungkinannya,” kata Kholid.

Koalisi Nasdem, PKS dan Demokrat Terancam Layu?

Lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) merilis sejumlah potensi pasangan untuk mendampingi Anies di Pemilu 2024. Di peringkat pertama, Anies Baswedan menjadi kuat bila cawapresnya adalah Ganjar Pranowo dengan perolehan suara 41,5 persen.

Di peringkat kedua, masih berdasarkan survei IPO, Anies Baswedan dengan Erick Thohir yang angkanya sebanyak 34,2 persen. Di peringkat ketiga ada Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang memiliki angka sebesar 32,4 persen.

Adapun nilai survei Anies Baswedan dengan AHY berada di angka 27,5 persen. Cukup berjarak dengan tiga besar perolehan Anies Baswedan dengan pasangan lainnya. Meski demikian, posisi tersebut masih lebih baik dari kader PKS, Ahmad Heryawan yang tidak terpantau dalam survei.

Sebagai jalan tengah, sejumlah pengamat politik menyebutkan solusi selain nama AHY. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, nama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sebagai kandidat terkuat untuk mendampingi Anies Baswedan.

Walaupun antara AHY dan Andika memiliki kesamaan latar belakang militer, namun Adi menilai Andika lebih layak karena bisa menjaring masa terutama di Indonesia bagian timur.

“Anies Baswedan suaranya lemah di Indonesia bagian timur dan kelompok minoritas. Kelompok ini ini chemistry ke Pak Andika kuat, terutama kelompok minoritas dan Indonesia bagian timur,” kata Adi.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas menyarankan, agar koalisi Nasdem, PKS, dan Demokrat memilih cawapres bagi Anies Baswedan dari luar partai. Ia juga meminta agar AHY tidak memaksakan diri menjadi cawapres mengingat elektabilitasnya terus rendah dari berbagai survei.

“AHY belum memiliki pengalaman sebagai pejabat publik, sehingga sangat diragukan akan mampu melakukan tata kelola pemerintahan dengan baik," jelasnya.

Tidak hanya bagi Anies Baswedan, kata dia, upaya AHY yang memaksa diri untuk menjadi cawapres dapat membuat komposisi koalisi ini berjalan setengah hati.

“Yang dibutuhkan Anies itu tentu bukan tokoh partai politik. Anies, kan, nonparpol ketika dideklarasikan oleh Nasdem, tentu akan membangun koalisi ketiga parpol itu Nasdem, PKS, dan Demokrat, tentunya Anies harus berpasangan dengan nonparpol. Supaya kesepakatan ketiga parpol itu bisa tercapai,” ujarnya.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz