Menuju konten utama

Jenis-Jenis Pergerakan Lempeng Tektonik: Divergen-Orogenetik

Jenis-jenis pergerakan lempeng tektonik meliputi divergen, konvergen, transform, epirogenetik, dan orogenetik. Berikut penjelasan dan contoh-contohnya.

Jenis-Jenis Pergerakan Lempeng Tektonik: Divergen-Orogenetik
Ilustrasi litosfer atau kulit bumi. Adapun kulit bumi kerap mengalami jenis pergerakan lempeng tertentu, mulai dari divergen hingga orogenetik. foto/Istockphoto

tirto.id - Ada beberapa jenis pergerakan lempeng bumi, mulai dari divergen, konvergen, transform, epirogenetik, dan orogenetik. Keberadaan lempeng ini berpengaruh terhadap bentuk muka bumi.

Secara umum, lempeng adalah materi penyusun bumi yang berada di lapisan paling atas atau luar. Merujuk sebuah ulasan di situs UGM, lempeng bumi bisa mempunyai ketebalan hingga 100 kilometer.

Lempeng-lempeng tektonik yang tidak stabil dan terus bergerak itu merupakan bagian dari litosfer (kulit bumi). Pergerakan dapat menyebabkan lempeng saling mengunci, memicu pengumpulan energi, dan menimbulkan gempa bumi.

Jenis-Jenis Pergerakan Lempeng Bumi

Energi pemicu gempa terlepas setelah mengalami akumulasi dalam jangka waktu tertentu. Mengutip laman BMKG, akumulasi energi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik.

Ada 7 lempeng tektonik paling utama di dunia, yakni Lempeng Benua Afrika, Lempeng Benua Antartika, Lempeng Benua Australia, Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Benua Amerika Utara, Lempeng Benua Amerika Selatan, dan Lempeng Samudra Pasifik.

Menukil Modul Geografi terbitan Kemdikbud (2020), lempeng-lempeng tektonik ini selalu bergerak dan sifatnya tak stabil. Baik secara vertikal maupun horizontal, pergerakan dipengaruhi oleh arus konveksi dari lapisan di bawahnya (astenosfer).

Berikut ini jenis-jenis pergerakan lempeng tektonik yang kerap terjadi di bumi.

Pergerakan Divergen

Divergen merupakan jenis pergerakan lempeng yang mempertemukan dua lempeng yang saling bergerak menjauh. Kedua lempeng ini berpisah lantaran adanya perpecahan di bagian litosfer.

Salah satu contoh akibat dari pergerakan divergen adalah munculnya pemekaran dasar lautan di lempeng samudra. Adapun di lempeng benua, pergerakan jenis ini bisa memicu pembentukan lembah.

Lempeng Konvergen

Konvergen adalah pertemuan antara dua lempeng yang saling berdekatan. Akibat perbedaan kepadatan, salah satu lempeng akan terdorong masuk ke bawah lempeng lainnya.

Jenis pergerakan lempeng konvergen juga bisa disebut dengan pertemuan lempeng yang saling bertumbukan. Suatu lempeng tektonik akan ditumbuk masuk, sehingga posisinya lebih rendah dari lempeng lainnya.

Contoh akibat dari jenis pergerakan lempeng konvergen adalah lempeng tektonik Indo-Australia yang bergerak ke arah utara. Kemudian menghunjam ke bawah lempeng tektonik Eurasia yang relatif diam.

1. Gerakan Konvergen Lempeng Samudra dan Benua

Lempeng benua punya umur dan kepadatan yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan lempeng samudra. Oleh sebab itu, gerakan ini akan mendorong lempeng samudra ke bawah lempeng benua.

Bagian lempeng samudra yang turun akan mencair karena semakin dekat dengan pusat panas bumi, sementara lempeng benua yang naik berubah jadi pegunungan. Contoh gunung yang dihasilkan dari jenis gerakan ini adalah Pegunungan Andes.

2. Gerakan Konvergen Lempeng Samudra dan Samudra

Lempeng samudra yang semakin dekat dengan lempeng samudra lain akan beradu kepadatan maupun umur. Lempeng tektonik di samudra yang angka kepadatannya lebih kecil akan mengalami subduksi.

Hal ini menyebabkan lempeng yang lebih ringan turun, berubah jadi magma, bahkan menciptakan palung atau parit laut. Magma itu punya potensi menjadi lava, meletus di dasar laut, dan menciptakan puing-puing gunung berapi.

3. Gerakan Konvergen Lempeng Benua dan Lempeng Benua

Gerakan ini bisa muncul seandainya suatu lempeng benua mengalami tabrakan dengan lempeng benua lain. Lempeng yang lebih padat akan terangkat ke atas, lalu menciptakan gunung di daratan.

Jenis pergerakan lempeng tektonik ini berjalan secara terus-menerus sehingga gunung yang tercipta kian meninggi. Contoh hasil pergerakan lempeng ini adalah pegunungan Himalaya.

Gerakan Transform

Transform merupakan jenis pergerakan lempeng tektonik yang ditandai dengan bertemunya 2 lempeng yang saling gesek. Adapun gaya gesek terjadi secara menyamping di sepanjang sesar.

Pergeseran ini bisa berupa sinistral ataupun desktral. Kemudian, pergerakan lempeng dengan pola jenis ini mirip dengan pergeseran kerak bumi yang terjadi akibat adanya patahan horizontal.

Hal ini bisa dilihat dari lempeng-lempeng tektonik hasil transform yang ada di dunia. Salah satu contoh jenis batas lempeng transform adalah sesar San Andreas di California.

Gerak Epirogenetik

Dikutip dari buku Modul Geografi Kelas X KD 3.5 (2020) terbitan Kemdikbud, terdapat jenis pergerakan lempeng epirogenetik. Gerak epirogenitik ialah pergerakan lempeng yang relatif lambat dan berlangsung dalam waktu lama.

Adapun jenis pergerakan lempeng tektonik epirogenetik dibagi menjadi positif dan negatif berikut.

1. Pergerakan Epirogenetik Positif

Epirogenitik positif merupakan gerak turunnya daratan sehingga permukaan air laut terlihat naik. Contohnya dilihat dari penurunan daratan pulau-pulau di Indonesia timur, seperti di Kepulauan Maluku (dari pulau-pulau barat daya sampai Pulau Banda).

2. Pergerakan Epirogenetik Negatif

Epirogenitik negatif merupakan peristiwa naiknya daratan sehingga permukaan air laut akan tampak menurun. Contoh jenis pergerakan lempeng tektonik ini adalah naiknya Pulau Buton dan Pulau Timor.

Gerak Orogenetik

Gerak orogenetik adalah jenis pergerakan lempeng yang relatif cepat dan berlangsung singkat, jika dibandingkan dengan gerak epirogenitik. Gerakan ini terjadi di wilayah yang sempit.

Orogenetik kerap pula disebut proses pembentukan pegunungan. Contoh hasil pergerakannya bisa dipantau dari Pegunungan Andes, Rocky Mountain, Sirkum Mediterania, dan lain-lain.

Jenis pergerakan lempeng orogenetik juga dapat memicu tekanan horizontal dan vertikal di litosfer. Kemudian mengakibatkan perpindahan letak lapisan kulit bumi, bahkan menghasilkan patahan dan lipatan.

Hasil dinamika di litosfer sebagai akibat proses fisika dan kimia, seperti tekanan pada lapisan batuan dalam bumi ataupun aktivitas magma, akan memunculkan tenaga endogen.

Tenaga endogen dengan arah tekanan vertikal bisa membentuk tonjolan di muka bumi. Sementara tekanan dengan arah mendatar bisa mendorong pembentukan lipatan (jalur pegunungan lipatan), retakan, dan patahan (sesar).

Infografik SC Lempeng Tektonik

Infografik SC Lempeng Tektonik. tirto.id/Quita

Baca juga artikel terkait PATAHAN atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Yuda Prinada