tirto.id - Maluku mulanya merujuk pada empat pusat kerajaan atau kedaton di Maluku Utara, meliputi Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo, yang kemunculannya diperkirakan pada abad ke-14.
Mengutip dari Sejarah Kebudayaan Maluku, secara etimologi, terdapat beberapa pendapat terkait arti kata Maluku. Hal ini lantaran tidak ada pengertian yang jelas, oleh karenanya menjadi bahan spekulasi dari berbagai kalangan dan ahli.
Terdapat pendapat bahwa Maluku berasal dari bahasa Arab, yakni Jaziratul Muluk, yang berarti wilayah banyak raja (muluk adalah bentuk jamak dari malik yang berarti raja). Kenyataan bahwa di Maluku Utara terdapat empat raja sebagai kelaziman politik agaknya menjadi ilham bagi pemberian arti tersebut.
Namun sebenarnya istilah Maluku telah digunakan sebelum masuknya agama Islam di wilayah itu dalam abad ke-15, maka keterangan tersebut masih perlu ditinjau ulang.
Pendapat lain datang dari seorang Antropolog Belanda, Dr. Ch. F. Van Fraassen, ia berargumentasi, bahwa ada kemungkinan kata Maluku mengandung arti dunia. Dalam salah satu bahasa di Halmahera Utara, arti kata “loko” mengacu pada gunung. Gunung menjadi perlambangan sebuah kerajaan pada masa lampau.
Maka dapat ditarik pendapat bahwa Maloko atau Maluku bisa diartikan dengan penguasa dunia. Kata “loko” tersebut juga tersemat dalam nama-nama raja yang sudah pernah berkuasa di wilayah tersebut.
Secara geografis, Kepulauan Maluku terletak di lempeng Australia yang didominasi dengan wilayah perairan dan kekayaan alam yang melimpah. Hal inilah yang menyebabkan pulau ini mendapat julukan sebagai kepulauan rempah-rempah.
Berdasarkan data administratif, Maluku memiliki dua provinsi, yaitu Provinsi Maluku yang ibu kotanya di Ambon dan Provinsi Maluku Utara dengan ibu kota Ternate.
Kondisi geografis Maluku berada di antara Pulau Sulawesi di sebelah barat dan Pulau Papua di sebelah timur. Sementara itu, di bagian utara berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik. Untuk Provinsi Maluku dan Maluku Utara dipisahkan dengan Laut Seram. Sedangkan, di bagian selatan dibatasi dengan Laut Arafuru.
Kepulauan Maluku memiliki sekitar 2.896 pulau. Luas wilayahnya mencapai 46.914,03 kilometer persegi. Persentase wilayah lautnya adalah 90 persen dengan total seluruh wilayah laut mencapai 78.896,53 kilometer persegi. Sehingga kurang lebih, luas wilayah perairannya adalah 71.006,88 kilometer persegi. Untuk 10 persen terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil.
Pernyebaran pulau-pulau yang banyak dan luas, menghasilkan garis pantai/pesisir yang cukup panjang. Penduduk yang tinggal di pantai/pesisir, pada umumnya petani, tetapi pada saat yang sama, juga sebagai nelayan.
Keadaan iklim pulau-pulau kecil umumnya bervariasi dan tidak semuanya mempunyai kisaran iklim yang sama. Bagian utara dan tengah wilayah Maluku umumnya beriklim basah dengan curah hujan rata-rata tahunan yang tinggi, berkisar antara 1.381 mm/tahun (untuk daerah Namlea di Pulau Buru) hingga 4.090 mm/tahun (untuk daerah Tehoru di Pulau Seram bagian selatan).
Bagian selatan wilayah Maluku umumnya beriklim kering dengan curah hujan rata-rata tahunan yang rendah, berkisar antara 991 mm/tahun (untuk daerah Ilwaki di Pulau Wetar) hingga 2.972 mm (untuk daerah Elat di Pulau Kei Besar).
Penulis: Chyntia Dyah Rahmadhani
Editor: Yantina Debora