tirto.id - Pasang purnama dan pasang perbani merupakan dua jenis pasang yang kerap terjadi di lautan. Sehubungan dengan itu, apa saja perbedaan pasang purnama dan pasang perbani?
Secara umum, pasang dan surut air laut dipengaruhi oleh interaksi bumi dan berbagai benda langit. Sementara itu, pasang merujuk pada peristiwa gelombang laut naik akibat gravitasi bulan dan matahari.
Meskipun keduanya berpengaruh, gaya tarik bulan secara khusus paling berdampak terhadap peristiwa pasang yang ada di bumi. Menurut Dewi Surinati dalam "Pasang Surut dan Energinya" hal ini dapat terjadi karena jarak bulan ke bumi jauh lebih dekat dibanding jarak matahari.
Pengertian Pasang Purnama dan Pasang Perbani serta Dampaknya
Pasang purnama adalah peristiwa pasang yang dapat terjadi ketika posisi bumi, bulan, dan matahari satu garis lurus. Istilah lain yang melambangkan pasang purnama adalah spring tides.
Dinukil dari modul Geografi terbitan Kemdikbud, waktu pasang purnama terjadi pada awal dan pertengahan bulan. Peristiwa khususnya terjadi saat kemunculan bulan baru dan purnama.
Sementara itu, neap tides atau pasang perbani adalah peristiwa yang terjadi ketika posisi bulan dan matahari saling membentuk sudut 90°. Dengan kata lain, peristiwa ini disebabkan pada saat bumi, bulan, dan matahari berada dalam posisi tegak lurus.
Lantas, apa dampak dari adanya pasang perbani dan pasang purnama?
Pasang perbani menyebabkan gravitasi yang dihasilkan antara bulan dengan matahari terhadap bumi saling berlawanan. Akibatnya, pasang-surut yang dihasilkan dalam periode ini merupakan peristiwa pasang-surut terendah.
Adapun pasang purnama menyebabkan pasang naik dan pasang surut yang ekstrem. Jika sedang pasang naik, gelombang laut akan sangat tinggi, begitu juga untuk periode surutnya.
Perbedaan Pasang Purnama dan Pasang Perbani
Gambar pasang purnama dan pasang perbani dapat membedakan kedua jenis pasang tersebut. Untuk memahami bagaimana dua macam pasang ini, berikut penjelasan tentang perbedaan pasang purnama dan pasang perbani.
1. Perbedaan Posisi Pasang
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pasang purnama berlangsung dengan posisi pasang surut ekstrem. Oleh karena itu, pasang naik menghasilkan ketinggian maksimal dan surut menghasilkan penurunan minimal.Sementara posisi pasang perbani terjadi apabila pasang naik mendapatkan titik paling rendah. Adapun peristiwa pasang surut akibat pasang perbani diklaim sangat tinggi.
2. Perbedaan Fase Bulan
Pasang perbani terjadi saat bulan berada pada fase seperempat maupun tiga per empat. Setiap unsur yang mengalami gaya tarik menarik ini punya sifat netral, sehingga tidak terjadi hal ekstrem.Berbeda dengan itu, pasang purnama muncul ketika fase bulan baru atau bulan purnama. Fenomena alam yang kerap dijadikan landasan kelautan ini berlaku terjadi pada kuartir I maupun kuarti III.
3. Perbedaan Proses
Gambar pasang perbani dapat menunjukan perbedaannya dengan purnama, misalnya dalam segi proses. Adapun proses terbentuknya pasang purnama terjadi apabila bumi, bulan, dan matahari berada di garis lurus.Berbeda dengan itu, proses pasang purnama muncul ketika bumi, bulan, dan matahari berbentuk tegak lurus. Gambaran singkatnya kerap diperlihatkan membentuk sudut 90 derajat.
Manfaat laut bagi kehidupan
Laut memiliki manfaat yang besar bagi keberlangsungan hidup di bumi. Laut sendiri sangat luas, yaitu mendominasi sekitar 71 persen luas permukaan bumi.
Menurut data dari Ocean, laut menampung sekitar 1,3 miliar kilometer kubik air. Dengan area yang begitu luas, laut menampung lebih dari 99 persen kehidupan di bumi, baik berupa kenampakan geologi hingga makhluk hidup.
Dilansir dari Rumah Belajar, laut memiliki sejumlah manfaat bagi manusia serta makhluk hidup lainnya, antara lain:
- Tempat wisata serta olahraga air yang bernilai ekonomi.
- Penghubung antar daratan.
- Wilayah penghasil ikan dan garam.
- Wilayah penghasil mineral serta bahan tambang seperti minyak bumi.
- Bisa dimanfaatkan sebagai pertanian laut, temasuk tambak rumput, budidaya kerang mutiara, dan sebagainya.
- Dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga ombak.
- Berfungsi sebagai pengatur iklim bumi.
- Sebagai wilayah konservasi alam, objek penelitian penelitian, serta pendidikan.
- Sebagai wilayah pertahanan dan keamanan suatu negara.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari
Penyelaras: Yuda Prinada