tirto.id - Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menyebut wacana pembangunan pangkalan militer asing di wilayah Indonesia bertentangan dengan konstitusi dan prinsip politik luar negeri bebas aktif.
Hal tersebut disampaikan TB Hasanuddin, dalam rangka merespons kabar yang beredar bahwa pemerintah Federasi Rusia telah meminta pemerintah Indonesia untuk menjadikan Lanud Manuhua di Biak, Papua, sebagai lokasi pangkalan bagi pesawat-pesawat militer Rusia.
“Konstitusi kami dan berbagai peraturan perundang-undangan secara tegas melarang keberadaan pangkalan militer asing. Hal ini bukan hanya soal hukum, tetapi menyangkut prinsip kedaulatan nasional dan arah politik luar negeri kita,” kata TB Hasanuddin, dalam keterangan tertulisnya Tirto, Selasa (15/5/2025).
TB Hasanuddin menegaskan, wacana pembangunan pangkalan militer asing di Indonesia tidak sesuai dengan kepentingan nasional dan kontraproduktif dengan perdamaian dunia.
“Pendirian pangkalan militer asing hanya akan menyeret Indonesia dalam percaturan geopolitik yang kontraproduktif dengan perdamaian dunia. Selain itu, kepentingan nasional kita lebih utama ketimbang ikut campur dalam situasi yang berpotensi meningkatkan intensitas konflik antar kekuatan-kekuatan besar,” ucap Hasanuddin.
Politikus PDIP itu menambahkan, Indonesia harus berhati-hati, karena pembangunan pangkalan militer asing bisa saja mengganggu stabilitas keamanan di kawasan ASEAN.
“Kita (Indonesia) harus berhati-hati. Stabilitas kawasan lebih penting daripada kepentingan sempit negara tertentu. ASEAN dibangun atas dasar kerja sama dan kepercayaan, bukan persaingan kekuatan militer,” tukas Hasanuddin.
Berdasarkan berita yang diterbitkan oleh portal berita Janes, permintaan Federasi Rusia untuk menjadikan Lanud Manuhua di Biak, Papua, sebagai pangkalan pesawat militer Rusia disampaikan setelah pertemuan antara Menteri Pertahanan RI dengan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia pada Februari 2025 lalu.
Permintaan tersebut bermaksud untum menempatkan pesawat-pesawat jarak jauh milik Russian Aerospace Forces (VKS) di Lanud Manuhua, yang berbagi landasan pacu dengan Bandara Frans Kaisiepo.
Penulis: Naufal Majid
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama