Menuju konten utama

Jenazah WNI Korban Kerusuhan Bangladesh Dipulangkan Pekan Depan

Proses pemulangan jenazah sempat terkendala karena sulit mendapat izin dari rumah sakit untuk membawa kembali ke Indonesia.

Jenazah WNI Korban Kerusuhan Bangladesh Dipulangkan Pekan Depan
Polisi menembakkan gas air mata saat bentrokan antara pendukung anti kuota, polisi dan pendukung Liga Awami di kawasan Rampura di Dhaka, Bangladesh, 18 Juli 2024. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

tirto.id - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) segera memulangkan jenazah warga negara Indonesia (WNI) berinisial DU (50) yang meninggal dunia saat demonstrasi di Bangladesh pada Senin (5/8/2024) lalu.

Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha, menyebutkan, jenazah DU direncanakan dibawa ke Tanah Air pada Senin (12/8/2024) atau Selasa (13/8/2024).

"Jika dimungkinkan, [korban] dipulangkan secepatnya Senin atau Selasa minggu depan," sebutnya di Kantor Kemenlu, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2024).

Menurut Judha, jenazah korban asal Semarang, Jawa Tengah, itu akan dimandikan pada Jumat (9/8/2024) waktu setempat. Kemudian, jenazah korban langsung disalatkan usai dimandikan.

Ia mengakui, proses evakuasi jenazah DU di salah satu rumah sakit di Bangladesh sempat menemui hambatan. Pihak rumah sakit, kata Judha, meminta izin kepolisian saat jenazah DU hendak dievakuasi. Di sisi lain, kepolisian di Bangladesh tidak beroperasi karena eskalasi konflik sosial yang terjadi di negara tersebut.

"Proses evakuasi terkendala karena pelayanan rumah sakit terganggu selama proses kerusuhan. Kemudian, pihak RS memerlukan clearance dari pihak kepolisian. Sebagaimana diketahui, pihak kepolisian tidak aktif di sana," ucapnya.

Judha menambahkan, situasi dan kondisi di Bangladesh relatif lebih aman beberapa hari terakhir. Akan tetapi, WNI di Bangladesh tetap diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Namun, kami terus mengimbau [WNI] agar tetap meningkatkan kewaspadaan, menghindari lokasi demonstrasi di sana [Bangladesh]," tutur dia.

Gelombang demonstrasi terjadi di Bangladesh setelah pemerintah Bangladesh menerapkan kebijakan sepertiga kuota pegawai negeri untuk anak-anak pejuang yang berpartisipasi dalam gerakan kemerdekaan pada 1971.

Aksi damai tersebut berubah menjadi kerusuhan setelah Perdana Menteri Bangladesh saat itu, Sheikh Hasina, membuat pernyataan provokatif ke publik. Publik pun meminta agar Hasina mundur dari jabatannya.

Kabar terakhir, korban tewas kerusuhan Bangladesh telah mencapai 280 orang. Selain itu, Hasina pun menyatakan mundur dan kabur ke India pada Senin (5/8/2024) waktu setempat.

Baca juga artikel terkait BANGLADESH atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Politik
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Andrian Pratama Taher