tirto.id - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi proyek hilirisasi pada triwulan III 2025 mencapai Rp150,6 triliun.
Angka tersebut setara 30,6 persen dari total realisasi investasi yang sebesar Rp491,4 triliun.
Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani mengatakan, capaian melonjak 64,6 persen dari realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Jadi, trennya ini program yang dicanangkan oleh pemerintah, ternyata memang memberikan dampak yang positif, terutama dari investasi yang masuk. Dan ini juga membuktikan, kebijakan hilirisasi yang diterapkan ini berjalan,” paparnya dalam konferensi pers, di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2025).
Jika diperinci, investasi hilirisasi paling banyak berasal dari sektor mineral, dengan komoditas antara lain nikel, tembaga, bauksit, besi dan baja, timah, pasir silika, emas, perak, kobalt, mangan, batu bara, aspal buatan, dan logam tanah jarang.
Adapun, nilai total investasi yang masuk untuk industri hilirisasi mineral mencapai Rp97,8 triliun.
Sementara itu, hilirisasi produk perikanan dan kelautan dengan komoditas termasuk, garam, ikan tuna, cakalang, tongkol, udang, rumput laut, rajungan hingga tilapia baru menyentuh angka Rp1,5 triliun d triwulan III 2025.
“Perikanan dan kelautan ini sangat-sangat besar ini nanti potensinya,” jelas Rosan.
Di luar sektor mineral dan perikanan, Rosan menegaskan bahwa pemerintah juga bertekad untuk meningkatkan kontribusi investasi produk perkebunan dan kehutanan.
“Kita terus berkolaborasi, baik dengan Kementerian lain, baik dengan Badan Usaha lain, baik dengan private sectors, dalam rangka pengembangan hilirisasi," tuturnya.
"Harapannya juga nanti terutama dari perkebunan dan kehutanan, perikanan dan kelautan ini juga bisa meningkat dan memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan (ekonomi) dan investasi ke depan,” jelasnya.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































