tirto.id -
"Pada kuartal I-2025, pertumbuhan investasi baru mencapai 2,1 persen. Artinya, laju investasi harus ditingkatkan hingga dua kali lipat," katanya saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Kamis (3/7/2025).
Sementara itu, realisasi investasi yang dihitung oleh Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM pada kuartal I-2025 adalah sebesar Rp465,2 triliun, tumbuh 15,9 persen secara tahunan. Hanya saja, angka tersebut belum cukup untuk mendorong pertumbuhan.
Oleh karen itu, dia mendorong deregulasi untuk menggenjot kinerja investasi dalam negeri. Bentuk deregulasi ini dapat berupa percepatan proses perizinan hingga ke tingkat pemerintah daerah (Perda), penyederhanaan proses impor bagi industri dalam negeri, serta dukungan investasi strategis melalui relaksasi kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Di sisi lain, pihaknya juga akan memberikan insentif fiskal, mempercepat FDI, dan penguatan peran perusahaan BUMN melalui Danantara.
“Salah satu contoh deregulasi yang cukup berhasil adalah pada sektor perdagangan atau penyaluran pupuk bersubsidi. Sebanyak 145 aturan telah dipangkas, sehingga petani kini dapat memperoleh pupuk secara tepat waktu sebelum masa tanam. Hal ini turut menjelaskan perbaikan pertumbuhan di sektor pertanian,” jelasnya.
Namun begitu, Sri Mulyani mengatakan bahwa investasi bukan satu-satunya kontributor dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal lain yang juga perlu dijaga adalah konsumsi rumah tangga agar tetap tumbuh di atas 5 persen.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































