tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan, pemerintah Indonesia tengah menyiapkan tawaran negosiasi kepada Amerika Serikat (AS). Jalur negosiasi ini merupakan sikap resmi dari pemerintah merespons tarif resiprokal sebesar 32 persen yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump, terhadap Indonesia.
Airlangga menyatakan sikap Indonesia serupa dengan mayoritas negara ASEAN yang menempuh jalur negosiasi alih-alih melakukan retaliasi atau tarif balasan.
“Jadi ASEAN tidak mengambil langkah retaliasi, tetapi Indonesia dan Malaysia akan mendorong yang namanya Trade and Investment [Framework Agreement], itu TIFA," ucap Airlangga usai pertemuan dengan berbagai asosiasi pengusaha dan pelaku industri di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2025).
Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi (TIFA) antara Indonesia dan AS memang dilakukan pada 1996 silam.
Airlangga menilai mekanisme ini bisa direvitalisasi agar lebih relevan dalam merespons dinamika saat ini dan kebijakan tarif resiprokal Trump.
“Sehingga kita akan mendorong berbagai kebijakan itu masuk dalam TIFA. Nah, selanjutnya beberapa non-tariff measures terkait dengan tarif dan bagaimana kita meningkatkan impor [dari AS]” kata Airlangga.
Pemerintah memang berencana menawarkan kebijakan dalam paket negosiasi dengan AS dalam bentuk relaksasi TKDN sektor teknologi dan informasi (ICT) dari negara Paman Sam. Selain itu, ada rencana untuk mengevaluasi pelarangan pembatasan (lartas) barang-barang ekspor dan impor dari AS.
Airlangga menyatakan Indonesia akan meningkatkan impor dan investasi dari AS untuk memuluskan negosiasi. Pasalnya, impor dari Indonesia yang lebih besar membuat AS membukukan defisit perdagangan sekitar 18 miliar dolar AS.
Data United States Trade Representative (USTR) mencatat nilai total perdagangan Indonesia dan AS mencapai 38,3 miliar dolar AS sepanjang 2024. Rinciannya, ekspor AS ke Indonesia bernilai 10,2 miliar dolar AS dan impor sebesar 28,1 miliar dolar AS.
Impor dari Indonesia membuat AS defisit perdagangan sebesar 17,9 miliar dolar AS pada 2024. Indonesia akan mendorong impor dari AS dan tetap menjaga daya saing ekspor ke AS.
Pemerintah juga menyiapkan kebijakan fiskal dan non-fiskal untuk memuluskan negosiasi dengan AS. Seperti kebijakan penurunan bea masuk hingga PPh dan PPN impor.
“Arahan Bapak Presiden [Prabowo Subianto] bagaimana delta daripada impor-ekspor kita [dengan AS] yang bisa sampai 18 billion dolar diisi dengan produk-produk yang kita impor termasuk gandum, katun, bahkan juga salah satunya adalah produk migas,” kata Airlangga.
Airlangga turut menyampaikan pada 10 April 2025 akan diadakan pertemuan negara-negara ASEAN dalam merespons tarif resiprokal Trump. Ia menilai jalur negosiasi ini adalah pilihan dari ASEAN yang akan disamakan untuk diterapkan bersama.
“Jadi Vietnam sudah menurunkan semua tarifnya ke nol. Kemudian Malaysia juga akan mengambil jalur negosiasi demikian pula Kamboja dan Thailand. Jadi kita mengambil jalur yang sama,” kata Airlangga.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Abdul Aziz