Menuju konten utama

Indonesia Siap Impor Produk Agrikultur AS Demi Redam Tarif Trump

Pemerintah akan mempermudah perizinan dan pemberian insentif untuk perusahaan AS yang beroperasi di Indonesia.

Indonesia Siap Impor Produk Agrikultur AS Demi Redam Tarif Trump
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, usai menghadiri Indonesia-Russia Business Forum yang digelar di Raffles Hotel, Jakarta pada Senin (14/4/2025). Tirto.id/Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Pemerintah RI menemui pihak Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk membahas kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Hasilnya, Pemerintah RI berencana terus membeli produk agrikultur hingga meningkatkan pembelian barang modal dari AS.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, berujar, hasil pertemuan dengan pihak Pemerintah AS, Indonesia akan meningkatkan pembelian energi dari negara Paman Sam. Beberapa di antaranya, elpiji, minyak, dan bahan bakar minyak.

"Juga, Indonesia berencana untuk terus membeli produk agrikultur, antara lain gandum, soya bean, soya bean milk," ucapnya saat konferensi pers virtual, Jumat (18/4/2025).

"Dan juga Indonesia akan meningkatkan pembelian barang-barang modal dari Amerika," lanjut dia.

Airlangga menjamin pemerintah siap memfasilitasi perusahaan AS yang selama ini beroperasi di tanah air. Pihaknya nanti akan mempermudah perizinan dan pemberian insentif untuk perusahaan AS di Indonesia.

Kepada pihak Pemerintah AS, Pemerintah RI juga menawarkan kerja sama terkait mineral serta mempermudah impor produk dari AS. Airlangga turut mendorong Pemerintah AS agar melakukan investasi di tanah air.

"Indonesia juga mendorong pentingnya perkuatan kerja sama di sektor pengembangan sumber daya manusia, antara lain untuk sektor pendidikan, sains, teknologi, engineering, matematika, ekonomi digital," urai Airlangga.

"Serta tentu Indonesia juga mengangkat terkait dengan financial services yang lebih cenderung untuk menguntungkan negara Amerika Serikat," lanjutnya.

Ia menambahkan, selama 90 hari setelah penundaan tarif Trump, tarif ekspor tetap meningkat. Misalnya, ada penambahan 10 persen untuk produk tekstil garmen. Dengan demikian, total penambahan tarif ekspor produk tekstil garmen mencapai 47 persen.

"Jadi, ini juga menjadi concern bagi Indonesia karena dengan tambahan 10% ini ekspor kita biayanya lebih tinggi karena tambahan biaya itu diminta oleh para pembeli agar di-sharing dengan Indonesia, bukan pembelinya saja yang membayar pajak tersebut," urai Airlangga.

Baca juga artikel terkait TARIF IMPOR atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Insider
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Fahreza Rizky