Menuju konten utama

HSBC Sebut Peluang Penurunan Suku Bunga Masih Terbuka Lebar

Penurunan suku bunga Bank Indonesia dan The Fed dinilai bikin imbal hasil surat utang atau obligasi kian menarik.

HSBC Sebut Peluang Penurunan Suku Bunga Masih Terbuka Lebar
Head of Networks Sales and Distribution HSBC Indonesia, Sumirat Gandapraja dan (tengah) International Wealth and Personal Banking Director HSBC Indonesia, Lanny Hendra di HSBC Wealth Centre, Jakarta Pusat, Senin (15/9/2025).

tirto.id - PT Bank HSBC Indonesia menilai Bank Indonesia (BI) masih akan menurunkan suku bunga acuannya sejalan dengan potensi penurunan Fed Fund Rate olah Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed).

Sinyal kuat penurunan suku bunga acuan The Fed tersebut datang dari Presiden AS Donald Trump menjelang pertemuan penting para pejabat The Fed.

“Sebentar lagi ada berita The Fed turunkan suku bunga, dan satu hari sebelumnya ada kemungkinan BI nurunin suku bunga,” ujar Head of Networks Sales and Distribution HSBC Indonesia, Sumirat Gandapraja, di HSBC Wealth Centre, Jakarta Pusat, Senin (15/9/2025).

Sebelumnya, The Business Times melaporkan, The Fed secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga pada 17 September karena pergulatan dengan pasar tenaga kerja yang melambat, inflasi, dan dorongan Trump untuk menurunkan biaya pinjaman. Median dari survei Bloomberg terhadap para ekonom memperkirakan estimasi pengurangan ialah sebesar 25 basis poin.

Sementara itu, selama berbulan-bulan sebelumnya Trump juga telah menekan Ketua The Fed Jerome Powell untuk memangkas suku bunga dan berulang kali mendorongnya untuk mengundurkan diri. Desakan ini lantas menimbulkan perpecahan di antara para pejabat The Fed mengenai langkah selanjutnya dapat mengakibatkan beragam perbedaan pendapat.

Beberapa mendukung tidak adanya penurunan bunga acuan, sementara yang lain menyerukan langkah yang lebih besar.

"Saya pikir akan melakukan pemangkasan (bunga acuan) besar-besaran. Ini sempurna untuk pemangkasan," kata Trump, dikutip dari The Business Times, Senin (15/9/2025).

Lebih lanjut, Sumirat menjelaskan, ketika suku bunga The Fed dan Bank Indonesia turun secara beriringan, akan berpotensi membuat imbal hasil surat utang atau obligasi kian menarik. Dengan peningkatan imbal hasil obligasi ini, praktis membuat kinerja saham ikut menghijau.

“Jadi, obligasi makin menarik. Kalau obligasi nanti naik, kalau itu global naik, equity (saham) juga naik,” tambah Sumirat.

Baca juga artikel terkait SUKU BUNGA atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana