tirto.id -
Hashim semula bertanya apakah Gates berkenan diskusi dengan topik selain kesehatan. Gates mengaku tak berkeberatan. Hashim lantas bertanya pendapat Gates terkait energi dari reaktor nuklir small modular reactor (SMR).
Tak cuma itu, Hashim juga meminta penilaian terkait perkembangan alam yang beriringan dengan berkembangnya energi nuklir.
Menanggapi Hashim, Gates mengaku telah mendirikan perusahaan pembuat reaktor nuklir generasi keempat pada 2006. Perusahaan itu dibangun dengan mempertimbangkan pengurangan emisi.
"Reaktor saat ini menggunakan pendinginan air dan memiliki banyak tekanan di dalam reaktor. Jadi, mereka agak rumit, belum lagi biayanya bisa sangat tinggi," ucapnya.
"Saya pikir sangat sulit untuk memulai desain baru, tetapi itu akan memberikan manfaat besar. Jadi, proyek sekarang ini memakan waktu lebih lama dari yang kami harapkan," lanjut Gates.
Ia menegaskan, pihaknya hendak menyajikan energi nuklir dengan harga murah. Sebab, banyak negara disebut membutuhkan energi nuklir dengan harga murah.
Beberapa di antaranya, yakni Jepang, Korea Selatan, Prancis, serta Inggris. Proyek pembangunan reaktor tersebut bekerja sama dengan sejumlah perusahaan di Korea Selatan.
"Hyundai dan SK adalah investor dalam pekerjaan ini. Jadi, pada tahun 2030, reaktor pertama itu akan dioperasikan," kata Gates.
"Jadi, selama dekade itu, kami berharap bisa membangun lebih dari 30 gigawatt listrik," sambungnya.
Pemerintah Indonesia memang berencana akan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dengan kapasitas 10 giga watt (GW). Ini menjadi ekspansi besar-besaran pemerintah di sektor energi terbarukan (EBT) dilakukan hingga 2040 mendatang.
Hashim, menyampaikan kontrak-kontrak terkait pembangunan PLTN tersebut akan diberikan dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Hal ini bertujuan agar tercapainya netralitas karbon di 2050.
“Banyak kontrak akan.. dalam lima tahun ke depan terutama (kontrak) nuklir karena waktu tunggu yang lama,” ujar Hashim di New York, dikutip dari Reuters, Senin (5/5/2025).
Sejauh ini perusahaan tenaga nuklir internasional telah menyampaikan ketertarikannya untuk bergabung dalam rencana tersebut. Beberapa perusahaan itu adalah perusahaan nuklir negara Rusia Rosatom, China National Nuclear Corporation, Rolls Royce dari Inggris, EDF dari Prancis, dan perusahaan reaktor modular kecil AS NuScale Power Corporation.
“Saya pikir mungkin saja mereka akan berinvestasi bersama dengan lembaga seperti Danantara,” katanya.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































