tirto.id - Penyitaan sebagian tambang nikel illegal dilakukan oleh pemerintah mendorong harga nikel naik sebesar 1,2 persen di London Metal Exchange (LME). Tindakan tegas ini menggarisbawahi rapuhnya rantai pasokan nikel global dan menyoroti meningkatnya ketegasan Indonesia dalam mengelola lonjakan permintaan mineral penting tersebut.
Pemerintah sebelumnya telah melakukan penertiban ratusan hektare lahan tambang, yang beroperasi tanpa izin pinjam pakai kawasan hutan. Dari hasil penyitaan, negara berhasil menguasai kembali 321,07 hektare lahan tambang. Rinciannya, 148,25 hektare merupakan kawasan milik PT Weda Bay Nickel di Maluku Utara, sementara 172,82 hektare lainnya adalah milik PT Tonia Mitra Sejahtera di Sulawesi Tenggara..
"Sesuai dengan arahan Bapak Menteri ESDM, untuk mewujudkan praktik pertambangan yang baik, kami terus memperkuat pengawasan dan penindakan pada praktik pertambangan ilegal," kata Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kementerian ESDM, Rilke Jeffri Huwae, di Jakarta (15/9/2025).
Penyitaan yang dilakukan pemerintah mengakhiri perdagangan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan dengan harga yang relatif rendah, yang menandakan kepada investor bahwa risiko pasokan tetap menjadi faktor signifikan di pasar nikel meskipun permintaan baru-baru ini melemah.
Logam dasar lainnya mengikuti dalam perdagangan simpati, dengan tembaga naik 0,6 persen dan aluminium naik 0,5 persen, mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas tentang dampak tarif global dan risiko regulasi di yurisdiksi pertambangan utama.
PT Weda Bay Nickel merupakan salah satu pusat produksi nikel paling signifikan di dunia, yang beroperasi sebagai perusahaan patungan dengan para pemangku kepentingan internasional. Tsingshan Holding Group Tiongkok, produsen nikel terbesar di negara tersebut memegang saham utama dalam operasi ini bersama Eramet SA Prancis.
Skala dan kapasitas produksi tambang menjadikannya landasan pasokan nikel global, terutama untuk manufaktur baja tahan karat dan semakin meningkat untuk produksi baterai kendaraan listrik. Kepentingan strategisnya melampaui sekadar tonase, operasi ini berfungsi sebagai proyek unggulan dalam misi mineral penting Indonesia.
Melansir dari Discovery Alert, Senin (15/9/2025) terletak di wilayah yang kaya mineral dengan geologi yang baik, Weda Bay diuntungkan oleh kadar bijih dan kondisi penambangan yang menjadikannya salah satu operasi nikel paling hemat biaya di dunia, yang semakin meningkatkan perannya bagi stabilitas pasar.
Penyitaan di Weda Bay menyoroti kerentanan struktural di pasar nikel global yang telah terbangun selama bertahun-tahun, terutama meningkatnya konsentrasi produksi di satu negara dengan pendekatan regulasi yang terus berkembang.
Indonesia saat ini mengendalikan lebih dari 50 persen produksi nikel dunia, setelah dengan cepat memperluas kapasitas penambangan dan pemrosesannya selama dekade terakhir. Dominasi ini memberikan dampak yang sangat besar terhadap keputusan kebijakan Indonesia terhadap pasokan dan harga global.
Penulis: Natania Longdong
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































