Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Gibran, Erick & Khofifah, Siapa Berpeluang Dampingi Prabowo?

Bakal cawapres Prabowo Subianto mengerucut menjadi tiga nama, yaitu Gibran, Khofifah dan Erick Thohir. Siapa yang paling berpeluang?

Gibran, Erick & Khofifah, Siapa Berpeluang Dampingi Prabowo?
Bakal calon presiden dari partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan gagasan di UGM, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (19/9/2023). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/YU

tirto.id - Perbincangan Pilpres 2024 semakin menghangat setelah PDI Perjuangan menggelar Rakernas IV di Kemayoran, Jakarta Pusat. Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menegaskan Ganjar Pranowo tetap bakal capres PDIP serta menutup peluang berduet dengan Prabowo Subianto yang belakangan ramai.

Di sisi lain, kini Prabowo dikaitkan dengan tiga nama bakal cawapres yang akan mendampinginya pada Pilpres 2024. Mereka adalah Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka; Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; dan Menteri BUMN Erick Thohir. Dalam berbagai survei, 3 nama tersebut kerap berada di top of mind berbagai responden.

Pada suvei Indikator per 30 September 2023 terhadap 1.200 responden dengan margin of error 2,9 persen periode 25 Agustus - 3 September 2023, nama Erick Thohir berada di peringkat pertama dengan 25,8 persen. Kemudian disusul Gibran dengan angka 14,1 persen, lalu Khofifah (5,1 persen) dan di bawah Khofifah ada nama Ketum Golkar Airlangga Hartarto.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menjawab kabar soal nama-nama bakal cawapres Prabowo tersebut. Soal isu Prabowo akan memilih Erick Thohir atau Airlangga, Dasco menyebut pemilihan cawapres tergantung partai koalisi.

“Soal cawapres itu akan kemudian dibicarakan dengan partai koalisi tentunya dan saya sendiri belum tahu sampai mana. Para ketum-ketum yang nanti akan memutuskan,” kata Dasco di Jakarta, Senin (2/10/2023).

Dasco juga belum bisa menjawab soal kabar kemungkinan Prabowo bersanding dengan Mahfud MD. Ia pun belum bisa menjawab soal beredar poster Prabowo bersama Khofifah. Ia hanya menekankan bahwa pemilihan nama Khofifah sebagai cawapres adalah wewenang pemimpin partai.

“Saya enggak bisa mengomentari nama-nama cawapres karena itu kewenangan ketum-ketum partai koalisi,” kata Dasco.

Dasco menegaskan bahwa setiap partai boleh mengajukan pendamping Prabowo. Akan tetapi, keputusan pemilihan cawapres tergantung Prabowo bersama para ketua umum koalisi. Ia pun mengembalikan kepada Mahkamah Konstitusi saat ditanya soal kemungkinan Prabowo bersanding dengan Gibran.

“Saya, kan, belum tahu keputusan MK-nya apa, tapi segala kemungkinan kita berhitung dan kemudian nanti kan yang memutuskan tetap ketum-ketum partai koalisi," kata Dasco.

Dasco juga tidak mau menjawab kapan nama cawapres Prabowo akan ditentukan.

“Saya tidak bisa jawab itu penentuan cawapres last minute atau kemudian bisa jadi besok atau lusa karena kan fluktuatif dan itu tadi saya sampaikan bahwa soal penggodokan cawapres itu langsung ditangani oleh ketum partai koalisi," kata Dasco.

Pertemuan Koalisi Indonesia Maju

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) bersama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kedua kiri), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kedua kanan), Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra (kanan), dan Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta (kiri) berjabat tangan saat melakukan pertemuan di DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (14/9/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.

Sosok yang Dibutuhkan Prabowo

Peneliti politik dari BRIN, Wasisto Raharjo Jati beranggapan, Prabowo butuh sosok cawapres yang tepat demi memenangkan pilpres. Ia menilai cawapres yang dibutuhkan harus figur yang adaptif dan responsif dengan karakter pemilih sekarang dan aspirasi yang mereka sampaikan.

Wasisto tidak memungkiri ada kelebihan dan kekurangan dari ketiga kandidat kuat yang muncul, yakni Erick, Gibran dan Khofifah.

“Kelebihannya tentu bisa mengikuti selera pemilih sekarang terutama soal narasi anak muda. Kekurangannya adalah belum tentu pula ketiga nama tersebut mampu memenuhi ekspetasi PS,” kata Wasisto, Senin (2/10/2023).

Wasisto menekankan, ekspektasi yang dimaksud adalah upaya ketiga kandidat untuk mengimbangi kerja Prabowo ketika jadi presiden. Ia beralasan anak muda ini yang menjadi segmen pemilih terbesar di Pemilu 2024. Hal itu meskipun belum jadi jaminan 100 persen, paling tidak Prabowo bisa mengimbangi pendekatan dua kandidat lainnya yang juga menyasar anak muda.

Akan tetapi, saat ditanya nama yang terbaik, Wasisto belum bisa menyebut salah satu nama dari ketiga kandidat tersebut. “Saya belum ada bayangan,” kata Wasisto.

Wasisto malah membuka peluang kemungkinan Prabowo bisa saja memilih kandidat lain di luar tiga kandidat potensial.

“Belum tentu juga, pemilihan cawapres kadang juga dilakukan di detik-detik akhir jelang registrasi di KPU,” kata Wasisto.

Ganjar dan Gibran bertemu Prabowo dan Erick

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri) dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka (kanan) berbincang dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (dua kiri) dan Menteri BUMN Erick Thohir di Bandara Adi Soemarmo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Senin (24/7/2023). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden

Sementara itu, pengamat politik dari Populi Center, Usep S. Ahyar menilai, ketiga nama tersebut memang potensial untuk menjadi pendamping Prabowo. Dalam kacamata Usep, semua tergantung dari kebutuhan Prabowo.

“Kalau dari elektabilitas cawapres, Pak Erick, terus Khofifah, terus Gibran, tetapi kalau dalam konteks mau mengambil pendukung Pak Jokowi, ya Erick-Gibran lebih (baik), kalau mau ambil namanya NU Jawa Timur mungkin Khofifah, kader NU yang patut diperhitungkan,” kata Usep, Senin (2/10/2023).

Usep memandang bahwa penentuan nama cawapres Prabowo perlu memperhatikan dua hal, yakni mengakomodir pendukung Prabowo dan memegang suara Nahdlatul Ulama demi memenangkan Pemilu 2024.

Ia mengakui bahwa NU memang ada beberapa yang mendukung Prabowo saat ini. Ia mengutip salah satu survei bahwa suara NU terbagi pada 4 partai besar, yakni PDIP, Gerindra, PKB dan Demokrat.

Namun, kata dia, dukungan Jokowi dan NU tetap harus diakomodir karena persaingan sangat ketat. Ia mencontohkan bagaimana ketiga bacapres kali ini memiliki angka bersaing dari segi elektabilitas di Jawa Timur. Di Jawa Timur, mayoritas adalah pemilih berlatar belakang NU dan salah satu kandidat bacapres-bacawapres adalah warga berlatar belakang NU.

“Tantangannya akhirnya mengambil dukungan Pak Jokowi dan dukungan NU ini akhirnya yang apakah ada di satu sosok?" tanya Usep.

Pendukung Jokowi penting karena mereka bisa membawa pengaruh pada suara Prabowo. Ia mengingatkan, suara para pendukung Jokowi juga berupaya direbut oleh kelompok Ganjar Pranowo. Jika ingin mendapat dukungan pendukung Jokowi, maka Prabowo harus mengambil 'orang Jokowi' dan menempatkan di posisi strategis.

“Menurut saya satu-satunya cara Prabowo memperlihatkan ke pendukung Jokowi adalah mengambil orangnya Jokowi. Mungkin Erick, mungkin Gibran,” kata Usep.

Usep menilai, pemilihan nama cawapres akan menunjukkan urgensi penguatan upaya meraup suara pemilih. Ia pun menilai, Prabowo harus bisa mendapatkan kedua dukungan untuk mengunci kemenangan.

Dalam kasus pendukung Jokowi, kata Usep, Prabowo sudah tinggal menunggu waktu mendapatkan dukungan PSI yang kini dipimpin anak Jokowi, Kaesang Pangarep.

Di sisi lain, Prabowo sudah diendorse secara tidak langsung oleh Jokowi. Dukungan akan semakin mengental ketika orang Jokowi dipilih sebagai cawapresnya.

“Sekarang ini endorsment Jokowi bekerja di pendukung Pak Prabowo sehingga kalau tidak terlihat akomodasinya terhadap pendukung itu agak repot juga,” kata Usep.

Usep enggan menyebut spesifik nama karena tidak ada yang sempurna dari tiga kandidat potensial tersebut. Namun ia tidak menutup peluang ada dampak signifikan jika skenario yang diambil adalah Khofifah sebagai ketua tim pemenangan dan Prabowo tinggal memilih dari dua nama yang ada.

“Itu cakep juga,” kata Usep.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz